18.48 PM
Kini, pria beta tampan itu sedang dalam perjalanan ke rumah Leo, ia sudah menanyakan alamat Leo tadi, dan jujur saja rumah Peter dan rumah Leo cukup jauh dari rumahnya, tapi Peter tak keberatan.
"Hm, kira-kira siapa mate Leo? Kurasa aku akan menanyakan padanya nanti..." gumamnya pada diri sendiri.
...
"Aww, lihat dirimu, kau bahkan berdandan cukup extra hanya untuk berjalan-jalan dengannya~" lagi-lagi, Claudette menggoda Leo, melihat adiknya itu berdandan extra sampai memakai parfum yang paling jarang ia pakai, palingan pakai juga hanya ke acara penting.
Pipi Leo seketika memerah padam, mungkin ia memang sedikit lebay karena ia saja belum tanya pada Peter mereka akan kemana. Sebenarnya tak terlalu lebay juga, Leo hanya memakai sweater crop-top yang memamerkan perut ratanya, dan juga hotpants saja yang tentunya juga memamerkan paha mulus nan putihnya. Ingat ya Leo itu femboy, jadinya memakai pakaian seperti ini sudah biasa baginya.
"Lagipula memangnya kalian akan kemana? Terlihatnya spesial sekali..."
"Entahlah, aku juga belum tanya, mungkin hanya sekedar berjalan di taman..." jawabnya pelan.
...
Ding dong!
"Ah itu dia!" dengan penuh antusias dan semangat, Leo berlari kecil ke pintu dan membukakannya.
Di depan, sudah ada Peter yang berdiri tegak, dan aura nya sungguh tajam, seperti sangat berkharismatik.
Leo sedikit kaget saat melihat pakaian Peter, ternyata pakaian Peter lebih extra daripada dirinya.
"Oh, k-kau terlihat tampan, Peter..." pujinya dengan malu-malu.
"Haha, terimakasih, kau juga terlihat manis dan cantik. Oh ya, aku lupa memberitahumu, tapi aku akan mengajakmu untuk dinner bersama. Apa mate-mu mengizinkan?" Peter setidaknya harus berhati-hati, tentu is mengajak Leo untuk dinner bukan dengan maksud jahat, ia juga tak mau menjadi perusak hubungan orang.
Pipi Leo seketika memerah ketika ditinya dipuji manis dan cantik oleh Peter. Lalu saat ia mengucapkan kata 'mate' Leo langsung terdiam, ya, ia mempunyai mate, tapi...
"Ya, aku sudah diizinkan. Ayo kita pergi, aku sudah lapar..." ucap Leo sambil tersenyum, ia memutuskan untuk tak memikirkan tentang 'mate' yang Peter maksud.
Peter terkekeh pelan lalu ia menganggukkan kepalanya.
"Baiklah, kau membawa nyama extra diperutmu, makanya kau gampang lapar, ayo."
.
.
.
"Bro, ayolah, kita makan malam dulu, aku sudah sangat laapr." rengek Tony pada Vince, temannya ini daritadi hanya sibuk berchatting dengan Claudette dan terus menanyakan tentang Leo yang bahkan tak ingin menemuinya."Ck, tidak bisakah kau pergi sendiri?" Vince memutar bola matanya malas.
"Bisa, tapi aku ingin kau menemaniku, ayo cepat, kutunggu kau di mobil." Tony lalu mengambil kunci mobil Vince dari kantungnya dan berjalan pergi.
"Hah... Kurasa aku harus menundanya lagi..."
...
"Wahh, indah sekali..." gumam si omega itu, ia cukuo terkesima dengan interior restauran ini, padahal exteriornya tak terlihat terlalu mewah.
Peter menarikkan bangku untuk Leo, laku sang empu tersenyum dan duduk, diikuti juga dengan Peter.
"Apa kau sering pergi ke restauran ini sebelumnya?" tanya Leo dengan antusiasnya.
"Ya, ini restauran langgananku." Peter menjawab sambil tersenyum.
"Oh ya, boleh ku tanya hal personal padamu?" lanjutnya lagi.
KAMU SEDANG MEMBACA
One-Night
FantasíaSebuah kesalahan yang Vince lakukan, tapi ia akan menebusnya...