Setelah bersenang-senang di mall, Vince dan Leo pun akhirnya pulang, karena Leo juga sedaritadi merengek dan bahkan menangis ingin pulang karena perutnya sakit dan dirinya mual.
Setelah sampai di depan rumah Leo, Vince memarkirkan mobilnya di samping rumah Leo, lalu turun dari mobil, beserta Leo yang ada di gendongannya. Wajah Leo sudah terlihat agak pucat, dan dirinya terkulai lemas di tubuh jangkung Vince.
Tok
Tok
Tok
Ceklek
"Eh, Leo kamu kenapa?!" Claudette yang baru saja membuka pintu itupun kaget saat melihat kondisi adiknya yang sedang berada di dalam gendongan Vince, dengan Leo terisak pelan.
"Katanya perutnya sakit dan mual." ucap Vince dengan nada lembut namun khawatir.
Tanpa menunggu persetujuan Claudette ia boleh masuk atau tidak, ia langsung nyelonong saja, lalu saat sudah diruang tamu, Vince hendak membaringkan Leo, namun Leo malah menggeleng dan semakin menangis kencang.
"Hiks... Tidak mau... Gendong saja..." rengeknya seraya membenamkan wajahnya di ceruk leher sang alpha.
Claudette menyusul keduanya, lalu mendudukkan dirinya disamping Vince.
"Mau kubuatkan teh hangat, Leo?" tawarnya sembari mengelus rambut Leo.
Leo yang tak kuasa berbucara sekarang itupun hanya mengangguk, ia terus terisak di dalam gendongan Vince, merasakan rasa sakit di perutnya dn juga mual, tapi tak terasa seperti ingin muntah.
Vince dengan lembut menepuk-nepuk pantatbulat Leo, sambil tangan satunya mengelus surai hitam sang omega.
"Apa sakit sekali? Ingin kubawakan kompres?" tanya-nya penuh kekhawatiran, ia menatap turun ke perut Leo lalu memberinya kecupan di dahinya.
"Hunghh... Tidak, terus peluk aku saja..." ucapnya manja, sembari mendusel-duselkan hidung mancungnya di bahu si alpha.
Tak lama, Claudette kembali dengan membawa nampan berisi teh hangat, kain kecil dan juga sebaskom kecil berisi air hangat.
"Bangun dulu Leo, kakak akan mengompres perutmu." perintahnya sembari mengambil kainnya dan mencelupkannya ke dalam air hangat itu.
"Tidak! Aku tak mau..."
"Leo dengarkan aku! Jika perutmu tak dikompres ini tak akan selesai, kemarilah!" tegasnya, Claudette memang wanita yang gampang terpancing emosi, apalagi jika Leo tak mendengarkan perintahnya.
Mendengar itu, Leo sedikit tersentak, tapi lalu ia menurut, ia melepaskan pelukannya pada Vince lalu duduk bersandar, tak lupa sedikit menyibakkan crop-topnya itu. (Crop-topnya nutupin bagian pusar)
Claudette mulai mengompres perut Leo dengan kain hangat itu, perlahan, rasa sakitnya berkurang. Vince senantiasa menggenggam tangan mungil Leo, sembari memberi kecupan bertubi-tubi di dahi sang omega, agar membuatnya lebih tenang.
"Oh ya, kenapa kalian bisa bersama?" tanya Claudette yang baru saja sdar dengan kehadiran Vince.
"Tadi siang aku dan Leo pergi ke mall, sekaligus saja nge-date." jawab Vince datar.
"Date? Jangan bilang kalian sudah—
"Ya, dan aku berniat untuk melamar Leo juga." sela Vince dengan sarkas.
Mendengar perkataan Vince, membuat Claudette agak melongo tak percaya, setelah apa yang ia lakukan, apa benar ia akan bisa bertanggung-jawab, pikirnya.
"Kenapa memangnya? Kau sudah menyadari kesalahnmu?"
KAMU SEDANG MEMBACA
One-Night
FantasySebuah kesalahan yang Vince lakukan, tapi ia akan menebusnya...