Kepulan asap rokok meruak di ruangan ber cat abu-abu ini, gadis itu menghisapnya lagi dan lagi kemudian menghembuskan nya perlahan.Ruangan ini gelap, hanya ada satu penerangan yang mendominasi di ruangan ini.
Senyum di bibirnya terbit mirip seperti seringai.
"Lo terlalu bodoh buat sadar, Areta" Ucapnya sambil memainkan cincin hitam nya.Tangannya menggenggam sebuah anak panah kecil kemudian melempar nya dengan kencang ke arah papan di hadapan nya, tepat di foto Reina dimana terakhir kali gadis itu masih hidup.
"Bos, semuanya udah siap"
Suara bariton dari arah pintu terdengar setelah gadis itu melancarkan aksinya.
Gadis itu menoleh lantas beranjak dari tempatnya, membuang puntung rokok itu sembarangan dan berjalan keluar sambil tersenyum penuh kemenangan.
*****
"Ih! Itu punya gue!" Vivi merebut balik pizza yang hampir dimakan oleh Fely.
"Ah, pelit lo! Orang pelit gang rumah nya sempit biarin aja" Fera tertawa pelan menanggapi kata-kata Fely.
Pagi ini ke-4 sahabat itu main dirumah Fely, atas dasar undangan cewek itu sendiri.
Katanya ia takut sendiri karena oang tua nya sedang pergi.Tentu saja ke-3 orang itu langsung berangkat menuju rumah Fely.
"Her, bikinin es teh dong!"
Gadis yang dipanggil Hera itu menatap sinis, "Kan gue tamu, ya gue raja lah masa jadi babu!"
Fely hanya nyengir kemudian menatap Fera, harap-harap gadis itu mau membuatkan minum namun Fera langsung bersembunyi di balik tubuh Hera.
"Ah, gak asik lo semua!" Fely kemudian beranjak bangun ke dapur untuk membuatkan minum dengan langkah yang sengaja di kencangkan.
Vivi masih sibuk dengan drakor nya, bahkan semalaman gadis itu tak tidur hanya demi menyelesaikan episode drakor nya.
Sedangkan Hera, cewek itu asik dengan game nya. Fera yang bosan kemudian beranjak bangun menuju dapur untuk sekedar membantu Fely.
"Ish, lo jangan disini dulu! Nanti gula nya.. KAN TUMPAH!"
Fera berjalan mendekati Fely yang tengah mencak-mencak marah kepada kucingnya.
Sedangkan hewan itu langsung berlalu pergi seolah tak ada dosa.Gula yang awalnya ingin ia gunakan itu berhamburan di lantai, Fera terkekeh geli melihat wajah emosi gadis di hadapannya.
"Apa lo ketawa-tawa?"Fera buru-buru menutup mulutnya dan berjalan menghampiri Fely yang tengah membersihkan gula-gula itu.
Fera fokus menatap tangan Fely yang mengambil gula itu dengan kedua tangannya lantas menaruh nya di sebuah plastik.
Namun, Fera justru memperhatikan cincin yang dipakai oleh Fely.
KAMU SEDANG MEMBACA
65 DAYS-of mission
Novela JuvenilAreta zefany, gadis tomboy di SMA Pelita dan merupakan ketua geng ternama di Bandung. Kurangnya kasih sayang dan perhatian membuatnya haus akan hal itu hingga menjadikannya gadis berandalan dan selalu mencari masalah. Hingga suatu saat, Reina, sahab...