4 isi kertas putih?

444 54 6
                                    


Amando mendesah kecewa, namun juga harus siap sabar dengan rintangan di depannya. Ia dan adel saling tatap setelah beberapa menit lalu adel di usir oleh indira dari kamarnya sendiri dan terpaksa tidur bersama amando.

"kakak kamu udah di periksa ke pisikolog?"

"hahahaha," pertanyaan amando membuat adel geli. Lucu mendengar ucapan itu keluar dari mulut amando yang notabenya orang tersabar yang pernah ia temui. "untung kak indira gak denger, kalo dengar. Lo pasti abis di cakar sama dia bang, " gurau adel yang mana membuat amando bergidik takut.

Tak dapat ia bayangkan benar benar menikah dengan si kucing galak seperti indira, baru saja tadi mereka berdebat karna kamar dan amando hampir di lempar vas.

Kdrsm, kekerasan, dalam, rumah, sebelum, menikah. Kalo banyak yang bingung kenapa mereka jadi satu apart. Itu di karenakan sheno meminta amando menjaga indira sementara dalam masa pertunangan. Dan awalnya amando menolak karna belum terjalin pernikahan, tapi siapa yang dapat membantah sheno? Bahkan indira pun tak bisa dan berakhir satu apart dengan amando dan adel.

"takutnya dia mudah kena serangan jantung,"

Adel geleng kepala, heran mengapa amando perduli padahal ia tau dari awal pertemuannya dengan papanya. Amando tertekan berat. Dan adel sadar amando tak dapat menolak meskipun ia bisa karna merasa berhutang budi besar pada papanya. "kak indira tu baik bang, lembut juga, tapi mungkin karna perjodohan ini dia jadi marah marah, mood cewek kan gak ketebak bang. "

Amando mengangguk untuk ucapan adel yang terakhir, wanita memang sulit di pahami dan amando akan berusaha meskipun pernikahan mereka hanya akan bertahan dalam tiga bulan. Meski jauh di dalam lubuk hati amando, ia ingin belajar menerima indira jika wanita itu juga berkenan.

Jujur amando tak pernah berfikir akan menjadi duda setelah tiga bulan nanti, dari dulu planning hidupnya. Menikah satu kali hingga hayat memisahkan. Tapi sekarang? Sepertinya menjadi duda lebih awal sebelum mati!.

Tok tok

Adel cepat beranjak membuka pintu kamar dan terlihat indira bersedekap dada menatap adel, "mana dia? "

"ada di dalam, em bang," panggil adel setelah menengok ke arah amando.

Amando berdiri menghampiri kedua kakak beradik itu sebelum akhirnya ia di suruh mengikuti indira ke kamarnya. "gasss bang gua dukung, " bisik adel sambil mengepal tangannya ke depan memberi semangat. Sedangkan amando mengangkat sebelah alisnya bingung tak mengerti karna suara adel tak terdengar sama sekali.

Amando duduk di meja belajar bekas adel ketika indira menyuruhnya, sedangkan wanita itu sibuk mencari sesuatu di dalam tas koper nya. Amando menguap, hingga tak lama indira menghampirinya.

"nih tanda tangan abis itu baru baca! "

Amando dengan wajah santainya menatap kertas yang di letakkan secara kasar oleh indira di meja samping tepat ia duduk. Ia mengambil kertas itu, mengidahkan ucapan indira tadi yang menyuruh nya langsung tanda tangan.

Amando mengabaikan gerutuan indira yang mengatainya tuli kala ia sibuk membaca isi kertas itu.

Perjanjian hak indira!

1. Tidak tidur bersama!
2. Tidak ada sentuhan fisik!
3. Di larang mencampuri urusan pribadi!
4. Jaga jarak!

Amando mundur agak jauh ketika membaca peraturan ke empat membuat indira bingung, "kenapa lo? "

"jaga jarak," jawab amando santai, lalu ia segera memberi tanda tangannya pada kertas putih itu dan kembali meletakkannya di meja. Setelahnya ia keluar begitu saja mengabaikan indira yang tercengang melihat tingkah amando yang ia anggap songong.

Penyesalan - MANDIRATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang