10 hari itu tiba

603 58 6
                                    


Tiba di mana hari yang paling amando takuti. Hari dimana dia akan menjadi seorang suami.

Setelah beberapa hari lalu dia selesai menyelesaikan kuliahnya, kini ia duduk bersimpuh di sebuah ruangan yang sekeliling nya sudah ramai para tamu undangan.

Kemeja putih di lapis jas hitam dan celana senada lengkap dengan peci hitam di kepalanya. Di hadapannya kini sang wali calon istrinya yaitu sheno dan di sebelah nya sang penghulu.

Hari kemarin terasa mimpi baginya, tidak pernah menyangka sudah berada di posisi ini dengan perasaan berdebar hebat. Bukan debaran seseorang yang berhasil meminang kekasih, tapi debaran gugup serta takut yang mendalam.

Ia takut melihat ramainya orang yang seakan berharap dengan dirinya atas pernikahan ini. "baik mari kita mulai." ucap sang penghulu membuat lamunan amando buyar seketika.

Perlahan tangan kanan nya terangkat di atas meja untuk meraih tangan calon mertuanya tersebut. Setelah membaca bismilah, akad nikah di mulai dari ucapan sang penghulu untuk di ikuti oleh sheno.

""Saya terima nikah dan kawinnya indira sukma natio binti sheno rendra natio dengan mas kawin 57.600,00 euro dibayar tunai."

Setelah ijab kabul, kedua tangan terangkat meminta kepada yang maha kuasa untuk di restui nya hari pernikahan hari ini dan doa ytta. ( gua blom nikah jadi gatau:v🙏 )

Selesai itu, sang mempelai perempuan masuk dengan gaun putih polos berjalan menuju tempat dimana amando berada.

Sedari kemarin, indira berusaha menahan diri dengan jantung nya yang terus berulah. Rasanya ia ingin segera acara ini berakhir dan dia kembali ke kamar untuk berguling guling agar jantung nya berhenti berdebar hebat.

Bukan takut seperti amando, indira malah merasakan hal sebaliknya, lebih tepat nya perasaan yang masih belum dapat ia pastikan karna dirinya pun tak tau perasaan apa yang hinggap sekarang.

Amando menatap lekat wajah indira yang telah resmi menjadi istrinya itu, ini pertama kali ia melihat indira memakai kain yang menutupi seluruh kepala hingga tak terlihat rambut, dua daun telinga dan leher putih mulusnya. Yang terlihat saat ini hanya wajah cantik wanita itu yang semakin bertambah dengan gaun yang ia kenakan. Sangat cocok.

Tiba ia duduk di samping amando dan kini saling berhadapan, indira mulai meraih tangan amando sesuai interupsi dari penghulu. Perlahan darah amando berdesir kala bibir kenyal indira mendarat di punggung tangannya, mengecup nya sebentar namun mampu membuat tubuhnya meremang seluruh badan.

Kini gilirannya yang maju perlahan mengecup kening indira cukup lama dan hal yang sama pun di rasakan indira.

Indira merinding~ yang baca merinding~ authornya pengen berak~
( serius g boong:v )

Acara kini berganti untuk menyalami orang tua dan menyambut para tamu undangan. Di sisi lain indah bersama oniel yang juga sudah resmi duluan seminggu sebelum acara amando, terlihat saling merangkul tersenyum bahagia melihat amando berdiri disana bersama istrinya.

"di salib bang ando, gak ngiri bang?" celetukan kathrin yang mengarah pada follan membuat yang di sindir tentu saja langsung sewot. "abang tu ngalah, lagian bukan abang yang belum mau nikah tapi tu betina ribet." kata follan sambil menunjuk jessi yang baru kembali dengan piring berisi nasi dan lauk ke arah follan dan kathrin.

"kalo gitu cari yang mau dan gak ribet bang." susul kathrin dengan enteng nya membuat jessi yang baru tiba bingung.

"cari apa?" tanya jessi penasaran, ia kini sudah duduk di sebelah follan sambil menyantap makanannya.

"ini, bang follan katanya cari cewek yang mau di ajak nikah dan gak ribet..." follan melotot kaget menatap kathrin yang hanya tersenyum tanpa dosa, dengan cepat ia beralih menatap ke arah jessi.

Penyesalan - MANDIRATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang