6 papa baru? & masa lalu!

460 44 3
                                    


Amando terbangun dengan ke adaan tidur di kamar indira. Perlahan ia merenggangkan tangan dan pinggangnya karna masih dalam ke adaan duduk dengan setengah badan baring semalaman.

Ia melirik indira yang masih terlelap karna jam pun masih menunjukkan pukul 4 pagi. Amando bergegas keluar menuju kamarnya dimana sudah ada adel di atas kasur tidur nyenyak.

Amando menatap adel jengkel, karna adel lah ia harus merelakan pinggangnya sakit, ia menghela nafas sebelum akhirnya melangkah masuk ke dalam kamar mandi.

15 menit, waktu yang lumayan amando habiskan di dalam kamar mandi, kemudian ia menatap adel yang masih tidur dengan nyamannya lantas ia dekati. Berfikir sejenak sebelum tangannya terangkat menutup hidung dan mulut adel.

Terlihat adel yang mulai terusik menggeliat kesulitan bernafas.

"eeeee hemmppp hah huh..." adel dengan mata sayup nya menatap amando kesal setengah mati.

"apasih bang?!"

"sholat!" tegas amando lantas melangkah menuju lemari untuk mengeluarkan sejadah serta kopiah nya.

Adel yang melihat itupun harus memaksakan kehendak nya yang amat mengantuk. Ia jadi heran sendiri, padahal agama amando sebelumnya bukan islam. Tapi karna pernikahan yang mengharuskan dirinya berpindah agama iya tak menyangka bahwa amando melaksanakan ibadah lebih rajin ketimbang dirinya.

Selesai beribadah, amando terlihat sudah stay di depan laptop nya, ia yang sebentar lagi akan sarjana bertambah sibuk dan amat sulit hanya untuk sekedar meluangkan waktu sendiri untuk bersantai.

"hoamm..." ia menguap kesekian kalinya bahkan tak sekali mengusap kaca mata miliknya yang ber embun.

Drtttt drttt...

Dengan malas dan tanpa melihat si penelpon, ia mengangkat begitu saja. "halo." ucap amando.

"dek....."

"apa?!" pekik amando kaget, ia segera mungkin masuk ke dalam kamar mengganti celana pendek dengan celana panjang berwarna coklat lalu melapisi kaos putih dengan jaket kulit tak lupa juga topi hitam.

"mau kemana lo bang sepagi ini?" tanya adel yang baru saja keluar dari kamar mandi.

"pulang." jawab amando singkat lantas setelah mengambil paspor dan dompet ia langsung keluar dari kamar tanpa pamit dengan adel.

.
.

Amando bergegas keluar dari taxi dengan angka jam menunjukkan pukul 8 malam. Sanking terburu nya ia tak sadar ada mobil terparkir di teras rumah itu.

Langkah amando berhenti di depan pintu kayu bercat coklat maroon perbaduan ngawur yang di ciptakan oleh ia dan abangnya dulu. Jantung amando kembali berdegup kencang lantas menekan bel kecil di samping pintu.

Ketiga kalinya baru lah terdengar seseorang melangkah membuka pintu,  terpampang wajah follan dengan mulut penuh roti terkejut bukan main.

"Amadooo uhuk uhuk...uhuk..." amando dengan wajah malas mendekat menepuk punggung sang abang.

"uhuk.....akhirnya, eh! Dek ini beneran lo?" follan menatap sang adik berkedip beberapa kali sebelum akhirnya mencubit kedua pipi amando yang meringis karna perbuatan nya.

"akhs sakit!" dengan kasar, amando menepis tangan follan lantas mendorong tubuh yang lebih tinggi darinya itu menjauh.

Sedang follan masih tak percaya dengan mulut terbuka, "oh may godh may brotherrrrr..." jika kalian pernah mendengar nada india berbahasa inggris maka kira kira begitulah suara nada lebay follan. Tanpa basa basi lagi langsung ia peluk sang adik erat bahkan membuat amando kesulitan bernafas.

Penyesalan - MANDIRATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang