Hubungan Jeff dan Barcode

179 15 0
                                    

"Barcode, ada Jeff dibawah. Temuin gih."

"Iya, papo."

Setelah mendengar panggilan Apo, Barcode langsung keluar kamar sambil membawa gitarnya dan beberapa lembar kertas. Senyumnya terukir dengan jelas saat melihat Jeff di ruang tamu.

"P'Jeff," panggil Barcode.

"Halo, anak kecil. Apa kabar?" tanya Jeff, tersenyum pada Barcode.

"Baik... oh iya, P'Jeff.. aku di kampus dapet tugas kelompok disuruh tampil di pensi kampus," kata Barcode.

"Sama siapa?"

"Bump sama Mio," jawab Barcode.

"Ah, sepasang sejoli itu. Mau tampil lagu apa?"

"Medley, campur lagu2 yang dipake buat tugas sebelumnya. Phi inget kan? Yang waktu itu phi bantu bikinin buat code?" Mata Barcode seketika berbinar pada Jeff.

"Iya, aku ingat. Nah sekarang kamu mau latihan lagu itu buat tampil? Sama lagu apa lagi?" tanya Jeff.

"Without Me, No More Dreams, sama... gatau satu lagi apa," jawab Barcode sambil membuat ekspresi sedang berpikir keras.

Jeff terkekeh dengan tingkah Barcode, lalu mengecup pipinya dan memalingkan wajahnya seperti tak terjadi apapun. Barcode? Dia membeku seketika setelah Jeff mencium pipinya. Rasanya beribu kupu-kupu berterbangan di dalam perutnya.

"P-Phi?"

"Ya?" Jeff kembali menatap Barcode, yang kini wajah bocah itu sudah merah padam.

Lantas Jeff tersenyum menahan tawa melihat betapa manisnya Barcode. Pasti Barcode sangat kaget dan gugup sekarang ini, pikirnya.

"Ahahaha, yaampun anak kecil, anak kecil. Kamu lucu banget sih. Ga kuat aku liatnya pengen cium terus rasanya," Jeff mencuit lengan dan pipi tembem Barcode.

"Aaaaa phiii."

"Jeff, anak gua lu apain?" Apo datang menghampiri Jeff dan Barcode.

"Gapapa, Po. Cuma isengin dikit," jawab Jeff.

Barcode, yang duduk sebelah Jeff, memalingkan wajahnya sambil senyum-senyum sendiri. Alhasil membuat Apo kebingungan, dikira anak sulungnya mulai gejala gangguan jiwa.

"Tinnasit, kamu ngapain senyam-senyum sendiri kek orang gila? Takut papo tau, bisa-bisa papo telepon rumah sakit jiwa," tanya Apo.

"Gapapa kok, papo. Code gapapa hehehe," jawab Barcode sambil nyengir kuda.

•••

"Jeff," panggil Apo.

"Kenapa, P'Po?"

"Sejak pertama ketemu Barcode... lo kelihatan perhatian sekali sama dia... apa lo.. ada rasa sama Barcode?" tanya Apo.

Omong-omong, Apo dan Jeff berada di halaman belakang. Sedangkan Barcode sedang bermain dengan Fuaiz di kamar.

"Ya... gua sayang sama Barcode. Sayang loh ya, bukan cinta. Lain ceritanya kalau cinta. Gua milih melajang sampai pensiun dari industri musik," cibir Jeff.

"Ahahaha, emang Bible gak ngoceh nanyain kapan nikah?" tanya Apo.

"Dulu sih iya, nanya terus tiap kali ketemu sehabis gua ada manggung. Tapi semenjak gua tinggal bareng Bible sama Jes, Bible jarang nanya lagi dan lebih sering ngomelin Jet," jelas Jeff.

"Jet? Bukannya dia udah pacaran sama Perth, adiknya Ta? Kalau tidak salah begitu kata Barcode."

"Iya, Jet... sering berlindung di belakang gua buat menghindar dari Bible. Soalnya ya... biasanya anak muda, kalau udah pacaran pengennya ngapel mulu," Jeff tertawa.

"Iya lagi, dulu jaman sebelum menikah pada bucin sampe tolol alias bulol. Setelah menikah begini deh, jadi tau segala sifat asli pasangan," kata Apo, "Tapi, lo beneran kan? sayang sama anak gua? Lo gaada niatan buat nembak Barcode?"

"Yaampun P'Po posesif amat sama anak. Ya gua sayang lah, anak baik kek Barcode siapa coba yang gak sayang?"

"Tidak semua..." lirih Apo.

Jeff mengangkat sebelah alisnya bingung. Apa maksud perkataan Apo itu..

"Barcode dulu sebelum pindah kesini... pernah dibully temannya hingga terjadi penyerangan secara mental, disitulah dia merasa bahwa dirinya tak pantas untuk disayang dan dicintai. Untungnya, setelah pindah kesini.. Barcode belajar untuk menjadi lebih terbuka, tapi dia belum siap untuk menerima kasih sayang dari orang lain selain keluarga dan teman terdekatnya," jelas Apo.

"Ah... gua paham... Pantes dia seperti sangat berbunga-bunga tiap ketemu sama gua dan juga teman-teman dekatnya seperti Mio dan Bump."

"Gua mohon ya, Jeff. Sayangilah Barcode seperti lo sayang sama Bible. Sayangilah dia seperti adikmu sendiri. Dia butuh kasih sayang dan support."

"Aman, P'Po. Gua bakal sayang sama Barcode seperti adek gua sendiri. Gua gak janji kalau semisal nih bocah malah nembak gua ya," Jeff menyeringai pada Apo.

"Kurangajar lo, setan!" Apo menoyor kepala Jeff.

•••

"Latihan hari ini sampai disini dulu ya, Code."

"Iya phi!" Barcode tersenyum senang akhirnya latihan gitar bersama Jeff telah selesai.

"Oh iya, anak kecil. Anak kecil sukanya apa? What is your number one favorite?" tanya Jeff tiba-tiba.

"Ummm... kalo Code bilang P'Jeff itu favorit Code?"

"Eh?" - jeff

"Eh?" - barcode

"Hah?" - jeff

"Lah?" - barcode

"Loh?" - jeff

"Apaan sih phi? Eh eh hah hoh lah loh lah? Gajelas banget," gerutu Barcode.

"Hahaha yaampun kamu kok lucu amat sih, anak kecil. Ya... meski lebih lucu Fuaiz karena dia adik kamu," kata Jeff.

"Berarti P'Jeff anggap Code ga lucu?!"

"Ya enggak lahh, yaampun.. Po... Anak lo tantrum," Jeff mulai panik.

"Sabar-sabarin aja kata gua mah, Jeff. Emang begitu anaknya," kata Apo, "Coba bujukin kalo bisa dan mau. Kalo lu sayang ama anak gua."

"Lah ada yang bisa menaklukkan tantrum Barcode?" bisik Jeff pada Apo, setengah berteriak.

"Ada, tuh si Ta aja waktu SMA pernah ngeredain tantrumnya Barcode."

"Hah? Ta? Anaknya Us?" tanya Jeff.

Apo hanya mengangguk lalu kembali meninggalkan Jeff dengan Barcode. "B-bukan begitu maksud P'Jeff, Barcode. Kamu punya keunikan, ciri khas, kelucuan tersendiri. Beda sama adik kamu, Fuaiz."

"Tetep aja, lucuan Fuaiz kan?"

"Apaan sih ini bolak-balik aku disebut mulu?" Fuaiz yang merasa telinganya merah dan gatal karena terus diomongin, turun dari kamarnya.

"Kamu jadi adek jangan kecentilan deh. Masa P'Jeff bilang lucuan kamu dek?!"

"Makanya jadi orang tuh yang normal," kata Fuaiz sembari menjulurkan lidahnya pada Barcode.

"Halah, dasar kepedean lu dek," balas Barcode lalu melempar bantal sofa pada Fuaiz, dan sang adik pun lolos.

Saat Barcode hendak mengejar Fuaiz yang terus meledeknya, dia merasa bagian belakang kerah bajunya ditarik. Saat menoleh ke belakang, dia melihat Jeff yang menatapnya sambil menggeleng kepala.

"Udah, udah. Kamu tuh ya, gampang kepancing. P'Jeff mau pulang dulu ya. Kamu latihan yang tadi dipelajari," kata Jeff lalu memeluk dan mengusak rambut Barcode.

"Iya, Phi... Makasih ya," kata Barcode, membalas pelukan Jeff.

"Cieeeeee abang sama P'Jeff awww, so sweet bangeeeet."

"DIEM LU MONYET!!" Barcode melempar bantal sofa lagi ke arah Fuaiz.

"PAPOOO!! ABANG NGATAIN ADEK MONYET!!"

"Astaga, Ya Gusti Allah.. kesabaran gua setipis tisu dibelah tujuh" kata Jeff.

Be On Cloud ResidenceTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang