LDR Nodt dan si Bule

171 10 0
                                    

Cukup di luar alur cerita harusnya, bisa dikatakan ini adalah spin-off keluarga Pong dan Tong. Nodt adalah adik dari Tong. Di BOC Residence, Nodt tinggal bersama sang kakak. (Waktu ribut kemaren, Nodt belum pulang kerja)

Tapi kadang suka dijahilin sama Job, dikatain perawan tua. Terkadang segitu membuat Nodt jengkel, sehingga enggan untuk keluar rumah. Padahal, Nodt sedang menjalani hubungan LDR dengan kekasihnya yang tinggal di Jepang.

Sebenarnya, kekasih Nodt setengah bule. Namanya Perth. Iya, namanya sama kek anak tengahnya Us. Perth ini setengah Thai, setengah Australia. Nama panjangnya Perth Stewart Nakhun Screaigh. Di Aussie biasa dipanggil Stewart, sedangkan di Thailand biasa dipanggil Perth atau Ken. Gatau asal nama Ken itu darimana, sama temen-temennya dipanggil itu aja.

Mungkin nama Perth udah cukup pasaran sebagai nama panggilan. Nodt manggil Perth juga Ken kalau di Thailand, katanya sih biar ga ketuker sama anaknya Us, sama Perth orang komplek sebelah. (GMM Residence)

"P'Tong," panggil Nodt.

"Apa?"

"Gua... kalo nengokin Perth, boleh?"

"Ngapain cokk, buang-buang duit ae lu," kata Tong.

"Bukan buang-buang duit juga Phi... Ada kerjaan juga dari kantor, gua dikirim kesana. Sekalian nengokin Ken," tutur Nodt.

"Berangkat kapan?"

"Lusa..." cicit Nodt.

"Hah? Lu berangkat lusa, lu baru bilang sekarang? Sinting lu, nong."

"Ya maap, ini juga mendadak dibilanginnya. Gua usulin berangkat minggu depan gak dikasih."

"Ya bilang lah ama bos lu. Kalo masih gamau juga, gua labrak."

"Kalo bos gua P'Pond gimana?!"

"Lah?"

"Loh?"

"Lah?"

"Loh?"

"Lah?"

"Apaan sih? Dah ah, gua packing dulu."

"Gamau cari sesuatu buat Perth?"

Nodt hanya menggelengkan kepala lalu meninggalkan Tong di ruang tamu. Saat Nodt menaiki tangga, dia bertemu Copper, keponakannya.

"Loh? P'Nodt kenapa buru-buru?"

"Mau packing," jawab Nodt singkat.

"P'Nodt mau kemana?" tanya Copper.

"Ke Jepang, ada kerjaan.. sekalian nyusul Ken," jawab Nodt, tersenyum malu setelah menyebut nama kekasihnya.

"Cieee, ga jomblo lagii~"

"Paan dah, orang dah 2 tahun juga," gerutu Nodt lalu meninggalkan Copper.

•••

Setelah selesai packing, Nodt mengeluarkan ponselnya dan menelepon kekasihnya yang entah sedang apa di negeri sakura itu.

"Moshi moshi?"

"Perth, gausah sok jepang ama aku."

"Eh? Astaga, maaf sayang. Aku kira- aduh, maaf ya, sayang," Perth berkali-kali meminta maaf pada Nodt.

"Perth.."

"Ya, kenapa Nodt sayang?"

"Aku cuma keliatan kupingmu yang gede."

"Astaga, yaampun maaf sayang. Aku gatau kalau video," Perth kembali meminta maaf pada Nodt. "Eh ada kesayangan aku hehe."

"Ish, dari tadi kek. Aku mau bilang, lusa mau kesitu," kata Nodt.

"Kesitu mana?"

"Ke Jepang Perth Nakhun!!"

"Hahh?! Seriusan?!"

"Iyalah, ngapain bohong?!"

"Bukti mana bukti??" Perth seakan-akan tidak percaya kekasihnya akan pergi mengunjunginya.

Nodt mengambil tiketnya dan menunjukkannya kepada Perth, "Sebenarnya ada kerjaan, disuruh P'Pond. Kalau kerjaan udah selesai bisa menyempatkan waktu buat nengokin kamu."

"Aww, kawaii~ pacar siapa sih ini? Kangen banget ya sama aku?"

"Sayang, ini makin lama di Jepang, kamu makin jadi orang Jepang, bukan orang Thai atau Aussie lagi."

"Nani? Beneran?"

"Nah kan, ish kamu tuh! Gak kerasa apa?" Nodt mulai kesal.

"Ya maaf, emang ga kerasa.." cicit Perth, "Omong-omong udah mulai packing?"

"Nih, lagi sambil packing," kata Nodt sambil memperlihatkan dirinya sedang membereskan kopernya pada Perth.

"Kamu berapa lama di Jepang?" tanya Perth.

"Aku minta seminggu sih sama P'Pond, di approve, dan yah.. seminggu jadinya. Kerja 3 sampai 4 hari, sisanya nengokin kamu," jelas Nodt.

"Mau aku jemput di airport?"

"Jika itu tidak merepotkan, boleh saja. Sekalian bantu cari hotel."

"Loh, belum cari hotel?"

"Udah, tapi gatau jalan ntar gimana?"

"Iya juga ya, yaudah tenang aja. Kamu kirim alamat hotelnya, nanti lusa aku yang arahin kamu sama P'Pond."

"Beneran?"

"Iya, beneran."

"Janji?"

"Janji. Kamu berangkat dari Thailand jam berapa? Biar aku standby," kata Perth.

"Berangkat pagi... lupa jam berapa..." ucap Nodt yang mulai mengantuk.

"Babe, are you sleepy?"

"Iya... dah ah, mau tidur dulu. Besok lanjut packing, dadah."

"Wait wait wait, goodnight kiss dulu sayaaang."

Nodt memberi ciuman jauh kepada Perth dan Perth? Dia buat seolah dirinya menangkap ciuman itu dan menciumnya balik, lalu terkekeh.

"Night night, sleep tight, I love you."

•••

"Nodt."

"Khap, phi."

"Hati-hati di Jepang ya. Jangan sampai ada yang melukai adik kesayangan gue," Tong memeluk Nodt dengan erat.

"I-iya, P'Tong tenang aja. G-gue bisa menjaga diri gue sendiri," kata Nodt terbata-bata karena eratnya pelukan Tong.

"Nodt," panggil Pong.

"Khap."

"Kalau ada apa-apa telepon kami. Sering-seringlah mengabari," ucap Pong.

"Iya, iya. Gua bakal sering ngabarin."

"P'Nodt~"

"Au, kenapa Nong?" tanya Nodt pada Copper.

"Copper akan merindukan phi... ga asik ga denger asbun phi," kata Copper sambil cemberut.

"Aih.. Ponakan kesayangan phi. Meski dirimu suka nyebelin kek P'Tong, Phi bakal kangen juga sama Nong."

"Janji ngabarin terus?" Copper mengacungkan kelingkingnya.

Nodt mengangguk dan mengaitkan kelingkingnya dengan milik Copper. Tong tang melihat momen manis antara sang adik dengan anaknya, meneteskan air matanya secara diam-diam.

"Mamih nangis?" bisik Pong.

"Ngga, siapa yang nangis," Tong buru-buru menghapus air matanya.

"Kalau mau nangis, nangis aja. Toh yang liat cuma kita-kita aja," kata Pong.

"Palamu cuma kita-kita aja, ini di airport, Pongsakorn!"

"Wajarlah, Tong. banyak orang menangis di airport karena berpisah dengan orang tersayang."

"P'Pong, P'Tong emang gengsian. Tak usah heran," bisik Nodt.

Be On Cloud ResidenceTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang