Third Person 1

76 3 0
                                    

cast: arthur
          damian
          maya

ia terkejut mendengat ayahnya akan menikahkan nya dengan laki laki yang tidak ia kenal dan itu karena ayahnya menggunakan nya untuk membayar hutang judi, ia sangat sedih mendengarnya dan ia hanya bisa menerima karena ia tidak mau ayah nya marah dan memukul tubuh kurusnya.

esoknya ia dikenakan pakaian bagus dan itu pakaian terbaik satu satunya yang ia punya, jantungnya berdebar keras karena penasaran seperti apa calon suaminya.

pertemuan ini memberi kesan bagi nya dan ia pikir orang tua dengan tubuh tambun tapi ini, ia tinggi besar dan wajah nya tampan di usia sekitar 40an membuat nya terkejut dan dadanya berdebar namun ada ketakutan jika ia akan di perlakukan sama dengan bagaimana ayah nya yang senang memukulnya.

pernikahan berjalan tanpa undangan apapun dan suaminya tidak banyak bicara bahkan tidak memandang nya hingga ia hanya menunduk saja, mereka baru bertemu kemarin dan hari ini menikah bukan sesuatu yang ia impikan.

====

melihat rumah besar dengan perabot mewah membuat nya takjub namun itu karena ia baru pertama kali melihat rumah dan isinya yang pasti harganya tidak main main, ia terkejut saat seorang wanita seumuran tidak jauh dari suaminya.

"ku manis sekali dna menggemaskan, tapi kau sangat kurus dan sayang kau baik baik saja"

ia hanya menunduk diam.

"urus dia maya"

wanita bernama maya itu menggenggam tangan nya dan membawanya ke sebuah kamar dan itu bukan seperti kamarnya.

"buka pakaian mu dan pakaian itu pasti tidak nyaman untuk mu, panas kan?"

ia mengangguk sambil tertunduk, ia pelan pelan membuka pakaian nya dan maya merasa kesulitan untuk bernafas melihat tubuhnya, maya menemui arthur suami pemuda itu dan menariknya ke kamar dimana pemuda itu berada.

"siapa yang melakukan semua itu padamu?"

arthur mendekat dan berlutut di hadapan nya.

"katakan sesuatu, jangan diam saja"

"ayah"

suaranya pelan dan serak.

"kenapa ia melakukan ini?"

"ayah bilang, aku nakal dan tidak berguna tuan"

maya dan arthur saling pandang.

"maya panggil dokter"

maya mengangguk dan pergi namun di benaknya siapa maya bagi arthur, adikkah atau siapa?.

====

maya adalah istri arthur dan itu membuat damian terkeju lt yang ternyata ia di nikahi untuk memberikan arthur keturunan, hari damian hancur berkeping mendengar nya dan ia seperti orang ketiga dalam pernikahan mereka padahal maya sangat baik.

damian menangis saat tengah malam dimana semua orang telah tidur, ia hanya tidur sendiri dan arthur tidur tentu dengan maya tentu itu menyakitkan dan ia tidak berhak menuntut apapun karena mereka sangat baik.

ia tidak bisa tidur semalaman meskipun tempat tidur nya empuk dan nyaman serta hangat, itu tidak membuatnya bahagia.

hanya untuk satu hari ia sangat bahagia dan dalam satu hari bahagia itu hilang di hembus angin, damian duduk sarapan bersama mereka dan saat pergi untuk bekerja arthu mencium istrinya namun tidak dengan damian yang dari tadi hanya mengaduk aduk makanan yang bahkan tidak pernah ia makan sebelum nya.

"damian sayang ada apa, apa damian merasa tidak enak badan"

"aku baik baik saja nyonya"

cicitnya pelan dan terus menunduk.

"damian lihat aku saat aku bicara"

damian mengangkat wajah nya dan menatap wajah cantik maya yang keibuan, maya menghembuskan nafas pelan.

"damian sayang kau tidak tidur semalaman?"

damian hanya mengangguk.

"kenapa, apa mau di tukar tempt tidur nya"

"tidak nyonya, aku hanya tidak bisa pindah tidur saja dan tempat tidurnya nyaman kok"

"damian jika ada keluhan katakan saja, jangan di simpan dalam hati"

damian mengangguk pelan.

====

damian menelan ludahnya kasar saat arthur hendak menggaulinya dan semalam itu ia mengerang kesakitan namun ia tidak bisa menolak dan seiring waktu damian mendesah juga, sampai selesai damian hanya di tinggalkan oleh artur setelah melakukan nya dan ia kembali bersama maya.

ia meraih pakaian nya dan susah payah mengenakan nya karena seluruh tubuhnya sakit terutama bagian pinggang ke bawah hingga ia merasa kebas.

"ibu damian lelah, kenapa ibu tidak membawa damian bersama"

cicitnya pelan dengan tangan menggenggam sebuah pita merah jambu, pita rambut kesukaan ibunya yang sering mendiang ibunya kenakan dan satu satunya harta paling berharga untuk damian.

lagi lagi damian harus menangis hingva ia pun tertidur karena lelah dan terlalu banyak menangis, damian merasa ia benar benar tidak berguna dan ia merasa hancur sepenuhnya karena mencintai orang yang tidak mencintainya dan merupakan milik milik orang lain.

tbc

The DaddiesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang