Malam Yunho dibuat terhibur oleh beberapa video kiriman Wooyoung. Woohee tidak pernah setantrum ini selama berteman dengannya. Paling parah cuma menggigit tangan saja selebihnya marah marah biasa. Apalagi ketika Woohee memasukkan dua es batu, membiarkan es tersebut menggembung di kedua pipinya.
Tawa Yunho semakin besar dan itu terdengar menjengkelkan di telinga Woohee. Beberapa jam yang lalu sebelum pulang, gadis itu merengek ingin berhenti dari profesinya namun setelah pulang, mandi dan makan, Woohee lanjut menyelesaikan pekerjaannya.
"Diem ga lo!"
Yunho makin gencar menjahilinya dengan memperlihatkan video tersebut ke orangnya langsung. Sementara Yunho terpingkal, Woohee mengambil ponsel laki-laki itu dan menghapus roomchat Wooyoung.
Namun beberapa notif muncul, Woohee tau pengirimnya, mantan pacar suaminya.
Gadis itu membaca cepat pesan yang berisi makian lalu menghapus dan memblokir kontak tersebut. Ia menatap Yunho nanar kemudian memeluk sang suami sambil mengucapkan maaf dengan tulus.
Awalnya Yunho bingung, hanya saja tangannya refleks memeluk bahu Woohee, "daripada mikirin orang lain, katanya lo mau ngikutin jejak gue."
Woohee tidak sepenuhnya melepas pelukan melainkan menaruh kedua tangannya di atas bahu Yunho.
"Jejak lo?"
"Lo mau jadi Hakim, kan? Kalo lo cape, lo bisa berhenti fokus belajar tes kehakiman, gimana?"
"Tapi gue baru ambil kasus."
"Siapa suruh ambil?" jahil laki-laki itu sambil mencubit pangkal hidung Woohee.
Woohee diam memikirkan apakah dia harus mundur dari kasus tersebut atau menyelesaikannya lalu resign.
"Gaada yang maksa," lanjut Yunho.
.
"Woohee."
"Ya, kak?"
"Pulangnya hati-hati, ya.."
Woohee tersenyum sinis ke Hongjoong, "jangan sok baik, kak. Kita rival sekarang," ucapnya dengan nada bercanda.
"Tapi serius, pulangnya hati-hati. Tadi pagi dapet laporan kalo daerah sini lagi kurang aman."
Gadis itu memiringkan kepalanya, "kenapa kita ga pulang bareng aja?"
"Masih ada urusan, pulangnya agak malem, gapapa?"
"Gapapa."
Hongjoong tersenyum canggung kemudian kembali ke mejanya.
"Cute.. Kenapa di umur segitu dia masih lucu?" gumam Woohee.
Sesuai jam 'agak malem' kata Hongjoong yaitu jam 10, mereka pulang bersama dengan beriringan mobil. Mobil Hongjoong di belakang mengikuti mobil Woohee. Perjalanan mereka mulus seperti biasa, hingga sampailah di rumah Woohee. Gadis itu keluar dari mobil lalu berjalan ke arah Hongjoong untuk berbicara sepatah kata.
"Gue pulang dulu ya.."
"Makasih ya, kak. Hati-hati di jalan, jangan ngebut, kalo dihadang jangan keluar dari mobil."
Hongjoong terkekeh, mengulurkan tangannya untuk mengusak rambut Woohee.
"Kalo macem-macem langsung lindes aja, gitu?"
"Ekhem.."
Yunho keluar dari rumah, menghentikan interaksi keduanya. Hongjoong melempar senyum ke Yunho kemudian menggas mobilnya. Sementara Woohee tersenyum malu masuk ke rumah tanpa menghiraukan tatapan heran Yunho."Lo lagi kasmaran?"
"Mana ada."
Yunho mendengus malas, "gue baru aja putus, ga sopan banget."
"Salah gue suka sama orang lagi? Ya lo tinggal cari cewe lain. Impas."
Jujur, ia cukup kecewa dengan jawaban Woohee. Entahlah, sedikit tidak nyaman menerima pernyataan itu.
"Woohee, gue suami lo," ujarnya.
Gadis yang sibuk melepas kemeja dan jam tangannya itu langsung terdiam. Ia diselimuti perasaan bersalah lagi.
"Gue cape nyari cewe, boleh gue stuck di lo aja ga?"
Perlu Woohee sadari sekian kalinya bahwa Yunho adalah seorang Katholik yang taat, di mana pernikahan bagi mereka adalah sampai maut.
"Meskipun janji gue terbata-bata waktu itu, tapi Tuhan sudah merestui. Pun lo mau punya cowo, jangan sampe nikah ya. Sorry, kalo kedengeran jahat."
"Yunho, lo kenapa hari ini?"
Laki-laki menggeleng frustasi, "gue cuma mau jadi suami yang baik."
"Lo abis dari gereja?"
"Iya, hari ini Jumat Agung."
Yunho mendekat, merapatkan kemeja Woohee yang terbuka.
"Mandi sana, biar gue yang ngeringin rambut lo."
Malam itu, Woohee berendam cukup lama. Pikirannya terbang jauh ke beberapa hari lalu, saat menerima pesan dari mantan Yunho yang berisi makian pada laki-laki itu.
Dari dulu lo emang sering ngomongin si Woohee itu dibanding nanyain hari-hari gue gimana
Sialan!
Sekarang lo seneng udah nikah sama dia, kan?!
Iya, gue pasti kalah dibanding dia yang puluhan tahun sama lo daripada lima bulan yang gaada apa apanya ini!
Selamat!
Kalo lo kena musibah, gue ketawa paling kenceng!Woohee langsung membilas busa yang ada di tubuhnya dan memakai bathrobe. Ia terkejut saat Yunho ada di kamarnya membawa dua cangkir teh hangat.
"Biaya listrik, air, dan belanja bulanan sekarang gue yang urus. Gue juga mau nafkahin lo."
"Lo mau batalin perjanjian kita?"
Yunho mengangguk pelan.
"Berarti urusan gue jadi urusan lo, urusan lo jadi urusan gue?"
"Lo bisa percaya 100% sama gue sekarang."
Laki-laki itu meraih pundak Woohee, membawanya duduk di kasur lalu mulai mengeringkan rambut Woohee.
"Gimana pekerjaan lo?"
"Sibuk , kayak biasa."
Yunho tersenyum kecil, "jangan sungkan curi-curi waktu buat istirahat."
Woohee belum terbiasa dengan semua sikap lembut Yunho. Tapi jantungnya terus berdetak kencang saat jemari lentik itu menyusuri poninya yang basah.
"Kenapa? Ada yang aneh?"
"Iya, lo aneh."
KAMU SEDANG MEMBACA
sine qua non | jeong yunho ✔️
Fanfictionhubungan dan pernikahan mereka adalah sebuah keharusan. 𝘴𝘪𝘯𝘦 𝘲𝘶𝘢 𝘯𝘰𝘯 - tanpanya tidak ada apa-apa start : 29 March 2024 finish : 25 August 2024