8

68 11 0
                                    

"Yunho, lo ada yang mau diomongin?"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Yunho, lo ada yang mau diomongin?"

"Ada, tapi kayaknya lo udah tau dari San."

"Gue ga bakalan kenapa napa," ucap Woohee dengan tegas.

Yunho akhirnya duduk bersila kaki di samping Woohee, mengambil pen tab gadis itu dan mulai bicara serius.

"Lo tau gue harusnya jadi Hakim Ketua di kasus yang lo pegang sekarang.."

"Terus? Lo nyalahin gue kenapa ambil kasus ini?"

Yunho menggeleng, "gue support banget pada akhirnya tapi gue minta syarat sama kepolisian, lo fokus di berkas, saksi-saksi dan keluarga korban, selain itu urusan polisi."

"Mana bisa begitu?!"

"Nyatanya lo memang ga wajib ikut, lo bukan jaksa."

"Tapi gue perlu membela kel-"

"Hasilnya bisa lo dapetin dari penyidik," final Yunho sebelum pergi mandi.

Woohee masih tidak terima, ia terus terusan menatap sebal ke pintu kamar mandi sampai Yunho keluar dengan piyama kotak-kotak andalan menuju kamarnya dengan posisi pintu terbuka.

"Lo gaada kerjaan?" tanyanya ketika Woohee mematikan tab miliknya.

"Ngantuk."

"Gue minta tolong, boleh?"

Woohee memegang lehernya yang tegang, "apa?"

"Jadi juri di peradilan semu SNU."

"Bareng gue, mau?" lanjutnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Bareng gue, mau?" lanjutnya.

Woohee mendekat sambil berkacak pinggang, "lo jadi juri itu ada honornya ga sih?"

"Ada dong, seru tau. Mereka ambil kasus unik-unik, kita ngoreksi sekalian belajar juga."

Ia memejamkan mata, selagi mengingat jadwal karena Woohee juga aktif jadi narasumber penyuluhan hukum.

"Kapan?"

"Peradilan semu ada setiap hari Jumat, mau Jumat ini atau Jumat depan?"

"Lebih cepat lebih baik."

sine qua non | jeong yunho ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang