11

124 21 1
                                    

Woohee dilarang untuk ikut andil dalam penangkapan buron, makanya sekarang ia hanya bisa diam menunggu San dan Wooyoung kembali dari rapat.

Ini kunjungan Woohee ke lima ke kantor kepolisian, selain mengumpulkan informasi ia juga merasa punya teman di sini.

"Woohee.."

Gadis itu tersenyum misterius, "hai kak.."

"Ngapain ke sini?"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


"Ngapain ke sini?"

"Nyantai aja."

"Nyantai apa ngintai?"

Woohee maju mendekat ke mobil Hongjoong yang terparkir berjarak tiga mobil dari miliknya.

"Bukannya kita sama-sama ngintai?"

Laki-laki itu mendekatkan bibirnya ke telinga Woohee, "kenapa? Mau bagi rahasia?"

Gadis tersebut menaikkan satu alisnya, "gamau, tapi luangin waktu lo buat gue sepuluh menit aja."

"Apa nih? Gue dipaksa?"

Tatapan yang dalam itu turun ke pergelangan tangannya. Woohee menahan Hongjoong pergi. Kini laki-laki itu seperti dalam kurungan Woohee, kedua tangan gadis itu berada di kedua sisi samping Hongjoong. Jika ada orang yang lewat, mungkin mereka akan salah paham.

"Lo ada masalah sama San, kak?"

Lengan kiri Hongjoong bertumpu di bahu kanan Woohee seraya berbisik, "bukan urusan lo

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Lengan kiri Hongjoong bertumpu di bahu kanan Woohee seraya berbisik, "bukan urusan lo.." kemudian ia mengulas senyum jahil. Hongjoong menikmati wajah frustasi Woohee dalam jarak sedekat ini. Kemudian ia merangkul gadis itu untuk masuk ke dalam mobilnya.

"Kalo lo mau tau, kita ngobrol di sini aja. Kebetulan ada yang mau gue kasih tau."

Woohee mengangguk santai menunggu Hongjoong mengucapkan sesuatu.

"Tentang hubungan gue sama San, ya? Cuma sungkan aja buat nyapa karena gue ga suka sama bapaknya."

Woohee tertawa, "gitu aja?" Dalam hati Woohee lega karena yang tidak suka dengan bapaknya San bukan cuma Hongjoong saja. Dosen Choi itu terkenal tiada ampun saat sidang komprehensif.

"Terus apa yang mau lo kasih tau, kak?"

"Gue suka sama lo," ucap Hongjoong santai tanpa ragu.

"..."

"HEE?!"

"Mungkin ini agak freak tapi gue galau parah pas lo jadi nikah."

Hari itu memang terjadi sangat cepat, mantan pacarnya kabur dan Woohee harus melakukan tindakan agar keluarganya tidak malu. Hongjoong tau kabar menghilangnya calon suami Woohee di tengah acara namun ia tidak tau kalau gadis itu punya rencana lain, ia kira ini adalah kesempatannya untuk mendekati Woohee.

"Sorry gue ga gentle ngomong gini pas Yunho lagi di luar."

Woohee menggigit bibirnya, pun ia pernah tertarik dengan laki-laki ini. Tapi Yunho jelas lebih 'terlihat' di mata Woohee karena gadis itu punya ikatan khusus dan merasa akan lebih nyaman berurusan dengan Yunho.

"Mau gimana lagi. Langgeng ya.."

"Kakak gue ganteng kok, pasti banyak yang suka," ucap Woohee coba mencairkan suasana dan berhasil membuat Hongjoong tertawa geli.

"Jangan kayak gitu, gue masih ada rasa nih sama lo."

"Sorry."

"Gapapa, Yunho orang yang baik. Kalian juga udah lama sahabatan."

Kepala Woohee mengadah ke atas, "gatau deh, gue berasa masih sahabatan biasa sama Yunho, belum ada yang spesial."

"Pasti nanti ada yang spesial," harap Hongjoong mengulas senyum tulusnya.

Woohee keluar setelah cukup berbicara dengan Hongjoong. Ia juga menerima pesan kalau Wooyoung sudah selesai dan San ada urusan mendadak.

"Ganggu Woohee, mati lo di tangan gue," ancam Hongjoong menelepon seseorang.

.

"Hakim Jeong, apakah anda setuju?"

Yunho memberikan senyuman ramahnya, "tentu saja

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Yunho memberikan senyuman ramahnya, "tentu saja. Ditambah dan revisi!"

Audiensi tertawa, balasan Yunho bukannya tidak sopan, mereka hanya diskusi tertutup dan bersifat santai sambil makan dessert, kebetulan Yunho paling muda di sana.

"Okelah bisa diatur, Hakim pengawas yang dipilih nanti berangkat bareng saya ke Pengadilan Niaga. Kita selesaikan tugas terakhir ini sebelum pulang lusa."

"Yunho, istrimu jadi ikut tes kehakiman tahun depan?"

"Rencananya sih begitu, pak."

Salah satu Hakim pidana melempar senyuman aneh.

"Tidak ada nepotisme kok, pak.. Tenang aja," jawab Yunho sedikit panik.

"Wah kalo dalam satu rumah tangga punya dua Hakim, keren juga ya.."

Suasana ruangan tersebut terasa hangat, mereka saling mendukung dan bercanda satu sama lain. Namun Yunho, dibalik itu ia terus menunggu pesan dari seseorang. Woohee belum mengiriminya pesan satu pun hari ini.

sine qua non | jeong yunho ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang