Bab 21.2 Mengulurkan Tangan

497 66 0
                                    


Happy reading!

.

.

.

Disclaimer : Naruto belongs to Masashi Kishimoto.

Pairing : SasuFemNaru

Rated : T

Genre : Drama, romance

Warning : Gender switch, OOC, OC, typo (s)

Note : Dilarang copy paste sebagian ataupun keseluruhan isi fic ini maupun fic milik saya lainnya!

Selamat membaca!

Mr. Arrogant

By : Fuyutsuki Hikari

.

.

.

Ia mengulurkan tangan, mengacak lembut rambut kekasihnya saat melihat kekhawatiran di kedua mata yang lebih muda. "Aku tidak akan menghajarnya," kekeh Sasuke seperti tahu kekhawatiran Naruto. "Aku memiliki kenalan yang mungkin bisa membantu Kimimaro jika dia benar-benar ingin sembuh."

Naruto mengerjapkan mata. "Apa aku boleh meminta izin kepadanya terlebih dahulu?" Kali ini Naruto yang bertanya dengan hati-hati. Bagaimanapun nomor selular merupakan hal pribadi, dia tidak akan memberikannya jika Kimimaro menolak.

"Tentu." Sasuke menganggukkan kepala, paham.

"Apa ada hal lain yang ingin kau bicarakan? Sepertinya kau menyembunyikan sesuatu dariku," tebak Naruto.

Sasuke tidak mengelak. Memang ada banyak hal yang ingin dibicarakannya dengan Naruto, tapi saat ini waktunya masih belum tepat.

"Aku akan mengatakannya saat kau sudah pulih," janjinya. "Jadi tolong, kau harus cepat pulih! Jangan membuatku khawatir setengah mati!" Rengekan Sasuke membuat Naruto tertawa geli. Wanita itu menganggukkan kepala. Janji, ia berjanji akan menjaga dirinya lebih baik setelah ini. Bukan hanya demi Sasuke, tapi demi dirinya sendiri.

.

.

.

Kehebohan kembali terjadi saat Kurama dan Ino datang bersamaan untuk menjenguk Naruto, keesokan harinya. Keduanya bicara dalam waktu bersamaan hingga Koyuki dan Mikota yang juga berada di dalam ruangan tertawa geli, sedangkan Naruto? Ia hanya bisa pasrah mendengan omelan dari dua orang terdekatnya.

"Aku sudah mendengar ceritanya," kata Ino yang belum menyadari ada dua wanita lain di dalam ruangan itu. "Bisakah kau berhenti berpikir yang tidak-tidak?" tanyanya, gemas.

Ino mengangkat kedua tangannya, tinggi. Ekspresi kesalnya terlihat jelas. "Kau selalu memikirkan hal-hal yang sebenarnya bisa diselesaikan jika kau mau bertanya. Kau sering memikirkan sesuatu yang tidak perlu hingga membuatmu mengabaikan kesehatan sendiri. Apa kau lupa jika lambungmu bermasalah?"

Naruto menggelengkan kepala, cepat. Merasa sudah terwakili, Kurama akhirnya memilih duduk di kursi kosong terdekat, menyilangkan tangan di depan dada.

"Kau ini, jika tidak diingatkan makan siang, pasti akan menunda-nunda. Jika ada sesuatu yang mengganggu pikiran, kau akan terus memikirkannya hingga stres sendiri. Kau ini sudah dewasa, kenapa tidak bisa menjaga kesehatan dengan baik?" cecar Ino, gemas.

"Sudah, jangan dimarahi lagi. Setelah ini Naruto pasti akan menjaga dirinya dengan baik." Mendengar suara asing dari belakang punggung, Ino dan Kurama menoleh kompak. Keduanya terbelalak, lalu memberi salam penuh hormat kepada Mikoto yang berjalan mendekat.

TAMAT - Mr. ArrogantTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang