Chapter 16. Hold Me Close

2.3K 380 54
                                    

PDF tersedia. Harga 50rb. Versi cetak tersedia (hard cover), harga 135 rb diluar ongkir dari Bandung.

.

.

.

Happy reading! ^^

.

.

.

Disclaimer : Naruto belongs to Masashi Kishimoto. 

Pairing : SasuFemNaru

Rated : T

Genre : Drama, romance

Warning : Gender switch, OOC, OC, typo (s)

Note : Dilarang copy paste sebagian ataupun keseluruhan isi fic ini maupun fic milik saya lainnya!

Selamat membaca!

Mr. Arrogant

Chapter 16. Hold Me Close

By : Fuyutsuki Hikari

Perasaan Naruto masih tidak tenang walau Sasuke sering memberinya pengertian, tidak apa-apa jika hubungan mereka diketahui oleh pegawai lain. Sasuke berpikir jika itu bukan hal besar karena dia sangat yakin bisa mendapatkan pekerjaan di tempat lain. Namun, tidak dengan Naruto.

Benar, anggap saja Naruto berlebihan, tapi dia tidak bisa membayangkan berada di perusahaan berbeda dengan kekasihnya. Hubungan mereka masih sangat muda, dan hubungan terkendala jarak bukan menjadi pilihan saat ini.

Mengembuskan napas pelan, Naruto menatap sosok sahabatnya dari balik bulu mata lentiknya. Di seberang meja, Ino terlihat sangat menikmati menu makan siang yang tengah disantapnya, siang ini.

Pandangan Naruto diarahkan ke piring miliknya yang masih nyaris utuh. Sudah beberapa hari ini nafsu makannya menghilang entah kemana?

"Kenapa kau tidak makan?" Ino menunjuk sahabatnya dengan sumpit di tangan. Satu alis wanita itu diangkat tinggi, kedua matanya disipitkan. "Makan!" perintahnya tegas, tapi Naruto bergeming. Makanan membuatnya mual. Stres membuat asam lambung wanita itu naik.

Ino melepas napas dengan ekspresi khawatir. "Sebenarnya kau kenapa?" tanyanya nyaris berbisik. Meja di kanan kiri mereka baru saja kosong hingga Ino berani bertanya. Mereka masih memiliki setengah jam untuk istirahat siang sebelum memulai kembali pekerjaan mereka masing-masing.

"Apa kau masih khawatir orang lain mengetahui hubunganmu dengan—kau tahu." Ino mengedikkan bahu.

Kedua bahu Naruto merosot. Jelas sekali wanita itu tengah tegang saat ini. Bedak tipis yang dibubuhkan di wajah tidak bisa menutupi pucat di sana. Dengan malas Naruto mengaduk-aduk makanannya sebelum akhirnya menganggukkan kepala, lemas.

Melihat sikap Naruto saat ini membuat Ino yakin jika masalahnya tidak sesederhana itu. Ada hal lain yang mengganggu Naruto. "Apa lagi?"

Naruto mengangkat kepala. Pandangan keduanya bertemu. "Maksudmu?"

"Apa lagi yang mengganggumu selain hal itu?"

Ino bisa melihat keraguan dalam ekspresi Naruto saat ini. Lihat saja bagaimana dengan gugup sahabatnya itu menyelipkan anak rambut ke belakang telinga. "Tidak perlu bicara jika kau tidak ma—"

"Menurutmu apa aku pantas untuknya?" potong Naruto membuat Ino mengatupkan mulut, rapat.

Ah, Naruto dan segala pikirannya yang berlebihan. Lama Ino lupa jika sahabatnya itu memiliki kecenderungan buruk. Naruto sering kali berpikir berlebihan yang tidak jarang membuatnya merasa rendah diri. Berbeda dengan sikap periangnya selama ini, Naruto memiliki sifat jelek yang hanya diketahui oleh orang-orang terdekatnya.

TAMAT - Mr. ArrogantTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang