Chapter 8 : Pengakuan Naruto

6.9K 791 89
                                    

PDF tersedia. Harga 50rb. Minat DM ya. ^^

.

.

.

Disclaimer : Naruto belongs to Masashi Kishimoto. 

Pairing : SasuFemNaru

Rated : T

Genre : Drama, romance

Warning : Gender switch, OOC, OC, typo (s)

Note : Dilarang copy paste sebagian ataupun keseluruhan isi fic ini maupun fic milik saya lainnya!

Source Pics : www.pinterest.com

Selamat membaca!

Mr. Arrogant

Chapter 8 : Pengakuan Naruto

By : Fuyutsuki Hikari

Sasuke tidak kuasa menahan sebuah senyum simpul yang seperkian detik mampir di wajah tampannya. Ahirnya dia bisa membalas semua kegelisahan yang dirasakannya selama beberapa hari ini pada Naruto. Lagi-lagi ia mengulum sebuah senyum simpul, tidak lama namun mampu mengundang kernyitan heran beberapa pegawai yang tidak sengaja berpapasan dengannya di koridor hotel.

 Lagi-lagi ia mengulum sebuah senyum simpul, tidak lama namun mampu mengundang kernyitan heran beberapa pegawai yang tidak sengaja berpapasan dengannya di koridor hotel

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Tatapan mereka segera berpindah pada Naruto yang mengekori Sasuke dengan kepala menunduk dalam.

Tubuh wanita berambut pirang itu tersentak, saat tubuhnya menabrak bagian belakang tubuh Sasuke. Dengan perasaan was-was ia mendongak hanya untuk mendapati tatapan tajam dari atasannya. Naruto menelan kering sementara kedua telapak tangannya basah oleh keringat gugup kini terkepal erat. "Maaf..." Ujarnya terdengar seperti cicitan binatang lemah yang tidak berdaya di hadapan sang pemburu.

Sasuke masih menoleh lewat bahunya, memasang ekspresi dingin yang selalu berhasil membuat saingan maupun anak buahnya menciut takut. "Apa kau tidak memiliki kata lain yang bisa diucapkan selain 'maaf'?" tanyanya membuat Naruto mundur satu langkah ke belakang, lalu menggelengkan kepala pelan sebagai jawaban dari pria angkuh yang berdiri di depannya saat ini.

Ada yang salah dengan otaknya, batinnya ngeri. Bagaimana bisa ia memikirkan hal mesum seperti itu disaat genting seperti ini? Tuhan, tolong kembalikan kesucian pikiranku, ratapnya di dalam hati.

Naruto menekuk wajahnya, nyaris menangis, bahkan hampir saja menangis andai saja Sasuke tidak membangunkannya dari lamunan singkatnya. "Aku belum menjatuhkan hukuman padamu, kenapa kau sudah mau menangis?"

Wanita itu mengerjap. Rasa-rasanya dia ingin pingsan saat ini juga. Bolehkah dia berharap lantai di bawahnya terbelah dua dan menelannya agar tidak diharuskan untuk berhadapan dengan Sasuke? "Saya tidak menangis," jawabnya dengan nada suara tidak meyakinkan.

Sasuke mengamati air muka Naruto lurus, ekspresinya masih datar seperti biasa, namun jauh di dalam hatinya dia tertawa gembira. Ini yang aku rasakan beberapa hari ini, Naruto. Bukankah tidak menyenangkan dilliputi oleh perasaan gelisah dan was-was? Ia lalu menarik pergelangan tangan Naruto untuk kembali berjalan, karena tubuh wanita itu seperti terpaku di tempat, tidak bisa bergerak.

TAMAT - Mr. ArrogantTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang