04. Lance Crown

136 15 10
                                    

_________________________________________________START______________________________________________

Keesokan harinya

Pluk!

Dita yang sedang memasak kue sus dikejutkan dengan Mash yang memeluknya dari belakang.

"Ada apa Mash?" Tanya nya, gadis itu masih fokus membuat adonan kue sus.

"Dita.. jika aku kalah dalam Duelo, apa kau akan kecewa padaku?" Tanya Mash, menaruh dagunya di atas pundak si gadis. Nadanya begitu memelas.

"Hm? Kenapa? Apa kau yakin akan kalah?" Tanya Dita, ia membentuk adonan itu.

"Tidak.. bukan begitu, hanya saja.."

"Kalau begitu kau tidak akan kalah, aku percaya padamu Mash, kau pasti akan menang." Dita menggerakkan loyang yang sudah berisi adonan kue sus ke dalam oven.

"Tapi.." Mash memasang raut wajah pundung, pria itu agak positive thinking. Gadis itu berbalik dan menangkup pipi Mash.

"Aku percaya kau akan menang Mash, bahkan jika kau kalah sekalipun aku tidak akan kecewa padamu karena kau sudah berusaha semampu mu"

"aku akan selalu berada di sisi mu oke? Jangan berfikir kalau kau akan kalah, kau itu seorang pemenang." Ucap Dita lagi, tersenyum manis.

Chuu

Dita mengecup kening Mash agak lama dan mengelus rambutnya.

"Berusahalah semampu mu, walaupun kau kalah kau tetaplah seorang pemenang bagiku" ucap Dita, tersenyum lembut.

Mash tertegun, lalu tersenyum dan memeluk gadis itu erat.

"..... Akan ku menangkan Duelo itu untuk mu, Dita." ucapnya, Dita terkekeh.

"Hai'k hai'k, aku tunggu itu" ucap Dita, tersenyum manis. Mash ikut tersenyum.

Itu, adalah percakapan diantara kedua sahabat sebelum si pria pergi dalam pertandingan Duelo.

____________________________
______________________

Sekarang Dita, Finn, dan juga Lemon berada di arena Duelo guna menonton pertandingan. Tak lupa, gadis itu memasang barrier sihir pada Mash agar sahabatnya itu tidak terluka. Entah itu dari bola, maupun dari sampah-sampah yang berterbangan.

Pertandingan pun di mulai, dan Mash yang tidak bisa terbang hanya menatap rekan-rekan Duelo nya dari bawah.

Dan karena hal itu, pria berambut jamur di lempari oleh sampah-sampah oleh para penonton.

"Kan aku sudah bilang aku tidak bisa terbang.." gumam Mash, tidak menghiraukan sampah-sampah yang dilemparkan kearahnya.

"oi, Mash!" Mash menoleh melihat senior nya yang selalu bersemangat menghampiri nya.

"Oh, kapten" ucap Mash menatap Tom tanpa minat.

"Apa kau terbakar oleh api kehidupan?! Apa jantung mu berdebar-debar?!" Tanya Tom pada Mash, Mash hanya menatap datar Tom.

".. uh, aku tidak paham." Ucap Mash.

"Kau sudah bersumpah kita akan menjadi nomor 1!!" Sentak Tom memegang kedua bahu Mash.

"Aku tidak mengatakan itu"

"Jangan cepat menjadi puas!!"

"Tidak."

"Mash! Ingatlah bambu yang kuat!"

"Bambu?" Bingung Mash dengan raut wajah datar.

"Bambu bisa tumbuh dalam iklim apapun! Mereka kuat dan adaptif! Itulah yang kurang dari mu! Itulah bambu!!!" Seru Tom dengan gerakan aneh.

Our Seraphic || MashleTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang