07. Magia Lupus

75 13 2
                                    

_________________________________________________START______________________________________________

Hari sudah pagi, dan kini gadis bersurai hitam itu tengah menatap pemandangan alam luar dari jendelanya. Ia sudah rapi dengan seragamnya, serta rambut hitam indahnya yang di urai.

Bibir peach nya itu membentuk senyuman indah. Pagi ini sangat tenang.

Namun, dibalik senyumannya itu, pikirannya sangat sangat kusut bagaikan benang.

Kenapa Mash semarah itu? Ah tidak- maksud ku hal yang wajar jika Mash marah, tapi apa harus sampai melakukan hal itu?

Ia paham tentu saja sebab kemarahan Mash padanya, lagipula siapapun akan marah jika ditinggalkan setelah membuat janji kan? Iya kan?

Ah, tidak tau saja dia kalau Mash marah akibat hal lain.

Grep!

Gadis itu tersentak, ia menoleh ke belakang yang dimana terlihat Mash tengah menenggelamkan wajahnya di bahu sang gadis.

"Ah- ohayou, Mash" sapa dia, tersenyum. Mash mendongak, tersenyum tipis.

"Ohayou" sapanya balik, lalu kembali berkata

"Aku minta maaf soal kemarin malam." Ucapnya, Dita mengerjapkan matanya lalu tertawa kecil.

"Ya, aku paham kok. Sepertinya aku juga akan marah jika ditinggalkan begitu saja saat sudah membuat janji" ucap Dita tersenyum.

Mash terdiam, padahal alasan dia marah kan bukan itu-

Yasudahlah, tidak apa-apa. Yang penting Dita sudah tidak marah padanya.

"Um." Mash mengangguk, maniknya melirik leher sang gadis.

'loh- tandanya hilang..?'

____________________________
______________________

Dita kini tengah berada di dapur asrama bersama dengan Mash dan Lance. Kedua pria itu tengah berbincang tentang Magia Lupus, suatu organisasi dari asrama Lang. Organisasi ini bertugas untuk merebut koin dari anak asrama lain, dengan cara kekerasan maupun tidak.

Dita sendiri tengah menyimak sembari meminum tehnya. Pembicaraan mereka cukup serius jadi gadis itu tidak mau menginterupsi.

"Dita, bagaimana pendapatmu?" Tanya Lance mengalihkan pandangannya pada gadis itu.

"Ah? Yah, kalau kalian mau mencari, carilah." Jawaban gadis itu membuat satu alis Lance terangkat, merasa heran.

"Apa? Memangnya kau tidak ingin menjadi Visioner Suci?" Tanya Lance, Dita menggeleng membuat Lance terkejut.

"Apa? tapi kenapa?" Tanyanya.

Dita menaruh cangkir teh nya dan menatap Lance.

"Sejak awal, aku tidak berniat untuk menjadi Visioner Suci. Aku hanya ingin membantu Mash" jawaban gadis itu membuatnya tercengang.

"Lalu kenapa kau mengumpulkan koin sebanyak itu?"

"Ah, pertanyaan yang bagus. Itu karena para murid yang lain sering menantang ku berduel, karena aku tidak ada kerjaan ya aku terima saja" ucap Dita terkekeh kecil membuat Lance mengernyit.

"Lagipula, menjadi Visioner suci pasti akan melelahkan. Lebih baik aku tidur dan bersantai di kamar daripada menyibukkan diri dengan kertas-kertas dan berkas konyol yang tidak ada habisnya"

Lance sweatdrop, lalu menghela nafas. Pemikiran gadis itu memang aneh, pikir Lance.

Kue sus yang di buat Mash telah di masukkan ke dalam oven. Mereka tinggal menunggu kue berisi krim itu matang.

Our Seraphic || MashleTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang