dr. Rasendria Nouval Syam atau biasa disebut dokter Andre, adalah seorang dokter umum yang ditugaskan untuk mengabdi di sebuah desa terpencil di daerah Jawa Tengah. Yaitu desa Mekar Sari. Yang letaknya cukup jauh dari pusat kota.
Ia adalah seorang...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Siang hari pun tiba, di kediaman pak Miftah lebih tepatnya. Seorang gadis cantik tampak asik dengan laptop didepannya. Memang desa Mekar sari adalah desa yang masih asri dan hanya orang-orang tertentu yang memiliki elektronik canggih seperti laptop.
Jika bukan pak Miftah yang memiliki banyak sawah dan jabatan sebagai seorang kepala desa tidak akan membuat putra dan putrinya berpendidikan tinggi dan terpelajar.
Dia adalah Salmafiena Kalingga Helista. Atau yang biasa disapa Salma, dia adalah anak pertama dari pak Miftah dan Bu Dewinda. Saat ini ia telah menyelesaikan studi S1 nya dan kembali ke desa untuk membantu ayahnya mensosialisasikan program-program terkait pertanian dan perkebunan.
Ia memiliki seorang adik laki-laki yang saat ini sedang menempuh pendidikan S1 Agribisnis di pusat kota. Ia adalah Salman Faris Kalingga. Salma begitu disegani masyarakat, selain karena kecantikannya, seorang putri kepala desa dan parasnya yang cantik dan perangainya yang sopan membuatnya begitu dipuja.
Tak jarang beberapa pemuda desa sebelah yang terang-terangan ingin mempersunting Salma tetapi Salma masih saja menolak.
"Nduk, Ibuk minta tolong bisa?" Ucap bu Dewi pada Salma yang saat itu sedang fokus dengan laptopnya.
"Inggih, Buk. Ada apa?"
"Tolong antarkan makanan ini pada dokter Andre di puskesmas ya, Nduk. Hari sudah siang waktunya makan siang. Kamu juga jangan lama-lama, cepet pulang nanti makan bareng-bareng sama Bapak juga."
Wanita paruh baya itu menyerahkan rantang yang masih hangat pada putri sulungnya.
"Oke Buk!"
Sepanjang jalan menyusuri jalan setapak. Salma selalu disapa oleh warga desa yang kebetulan berpapasan dengan dirinya.
"Nduk ayu mau kemana?"
"Mau ke puskesmas, Pak. Monggo."
Sesampainya di puskesmas, lebih tepatnya pada rumah yang menjadi satu dengan puskesmas tampak sepi. Puskesmas pun masih tutup, memang karena dokter Andre baru sampai pagi tadi.
"Assalamualaikum."
Nihil, tidak ada jawaban. Salma pun masuk kedalam rumah tersebut, beberapa barang tampak berantakan. Netra nya melihat seorang laki-laki yang sedang berjongkok didepan sebuah laci.
"Assalamualaikum." Ucap Salma lagi, sontak membuat Andre kaget.
"Eh! Waalaikumsalam. Cari siapa?"
"Dokter Andre?" Tebak Salma.
"Iya saya Andre. Mbak ada perlu apa ya?" Salma tampak tertegun dengan ketampanan dokter Andre.
"Ini, dari bu Lurah. Ibu saya, nganterin makan siang." Ucap Salma sambil menyerahkan rantang yang ia bawa.
"Oh iya, terimakasih. Maaf merepotkan." Ucap Andre sambil menggaruk tengkuknya yang tak gatal.
Salma mengedarkan pandangan ke sekeliling ruangan. Tampak masih berantakan dan acak-acakan. Andre yang memahami itu pun segera mengalihkan pandangan gadis itu.