dr. Rasendria Nouval Syam atau biasa disebut dokter Andre, adalah seorang dokter umum yang ditugaskan untuk mengabdi di sebuah desa terpencil di daerah Jawa Tengah. Yaitu desa Mekar Sari. Yang letaknya cukup jauh dari pusat kota.
Ia adalah seorang...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
"Kopinya diminum dulu, Keburu dingin." Celetuk Salma setelah beberapa saat hening.
"Iya, terimakasih."
Andre sempat tertegun dengan rasa dan aroma kopi tersebut. "Kenapa?" Tanya Salma mengetahui mimik wajah dokter muda tersebut.
"Nggak kenapa-kenapa, rasanya seperti beda. Tapi enak, manisnya pas. Kayak kamu." Salma pun terkejut dengan kalimat terakhir yang diucapkan Andre.
Ia pun buru-buru menetralkan raut wajahnya. "Itu kopi jahe, produksi ibu-ibu PKK disini. Inovasi baru, semoga bisa berkembang."
Andre mengangguk. "Besok-besok saya mau melihat tempat produksi sekalian mau beli produknya. "
"Iya nanti ku antar."
Mereka pun larut dengan laptop masing-masing, sesekali berbincang untuk menyamakan persepsi satu sama lain.
"Ide mu bagus juga, Sal. Aku yakin di kepala mu pasti banyak sekali ide untuk memajukan desa ini. Aku akan berusaha mendukungmu." Tak terasa mereka sudah mulai akrab satu sama lain.
"Besok aku akan jemput kamu, kita berangkat ke balai desa bersama-sama. "
"Berangkat bareng?" Tanya Salma.
Dokter Andre mengangguk, "Iya, aku bawa mobil nanti. Kita bawa barang banyak buat jadi media sosialisasi kan?" Salma tersenyum.
Diskusi selesai saat jam menunjukkan pukul setengah 10 malam. Hawa pedesaan yang dingin tersebut membuat rasa kantuk dokter muda itu menguar.
Sesampainya di rumah dinasnya, ia pun segera naik ke atas tempat tidur dan mulai terlelap.
Tak jauh berbeda dengan Salma yang juga langsung tertidur karena lelah berpikir.
Keesokan harinya, sesuai ucapan dokter Andre. Laki-laki itu menjemput Salma telat di jam 9 pagi.
"Eh dokter Andre sudah datang? Salma lagi siap-siap itu, silahkan duduk dulu." Ucap bu Dewi.
"Panggil Andre saja Bu, jangan ada embel-embel dokternya." Jawab dokter Andre sungkan.
"Aduh! Nak Andre bisa aja. Sudah sarapan? Apa mau dibikinin kopi?" Tawar bu Dewi ramah.
"Enggak Bu, saya sudah makan tadi dirumah. Pak Miftah nya kemana?" Tanya dokter Andre.
"Bapak sudah ke balai desa. Ada rapat Nak."
Tak lama kemudian Salma keluar dengan balutan jilbab abu-abu, ia tampak sangat rapi dan siap dengan sosialisasi yang akan ia bawakan nanti.
Dokter Andre terpesona dengan penampilan putri kepala desa itu.
"Nak Andre?" Laki-laki itu sedikit terkesiap dengan panggilan bu Dewi.