Bab 6

114 8 0
                                    

Mobil yang di tumpangi Salma dan Dokter Andre pun sudah memasuki gapura desa, yang artinya sebentar lagi mereka akan sampai di rumah Salma

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Mobil yang di tumpangi Salma dan Dokter Andre pun sudah memasuki gapura desa, yang artinya sebentar lagi mereka akan sampai di rumah Salma.

"Aku laper nih, di sekitar sini nggak ada warung makan atau abang tukang bakso yang mangkal?" Tanya dokter Andre.

"Ada sih, tapi mie ayam. Pak dokter mau?" Tawar Salma yang langsung diangguki dokter Andre.

"Udah berapa kali aku bilang, jangan panggil aku pak dokter kalo lagi berdua gini. Nggak enak di dengernya."

Salma terkekeh pelan, baiklah ia akan mencoba lebih akrab dengan dokter muda itu.

"Ini didepan kita kemana nih?" Tanya dokter Andre lagi.

"Ambil ke kiri, lurus terus nanti ketemu gerobak mie ayam. Nah itu tempatnya."

Benar saja sekitar 400 meter setelah berbelok terdapat abang tukang mie ayam yang sedang mangkal lengkap dengan meja dan kursi di sebelahnya.

Dokter Andre pun menepikan mobilnya. Mereka berdua turun bersamaan.

"Pak, Mie ayam nya dua. Teh anget nya dua makan disini ya!" Seru Salma.

Mereka berdua pun duduk bersebelahan.

"Eh Neng Salma, udah lama nggak keliatan. Dateng-dateng ngajak lakik ganteng pisan." Ucap pedagang mie ayam yang diketahui Salma bernama Pak Asep.

"Iya Pak, ini dokter desa kalau bapak ada keluhan apa-apa nanti langsung dateng ke puskesmas desa ya!" Jawab Salma.

"Siap atuh, Neng. Ini mie nya yang buat Neng Salma kayak biasanya ya? Kecapnya dikit?"

"Bener Pak, bapak nggak lupa kesukaan saya ternyata."

Tak lama kemudian pesanan mereka siap disantap. Salma dan dokter Andre tampak menikmati mie ayam langganan Salma tersebut.

"Enak juga ya Sal, nggak kalah sama yang di kota-kota. Seporsi gini berapa? " Komentar dokter Andre di sela-sela makannya.

"Kalo sama teh jadi 20 ribu Mas. Eh!" Tuhkan Salma malah memanggil dokter Andre dengan sebutan Mas.

Dokter Andre yang tampak terkejut pun hampir tersedak.

"Pelan-pelan!!" Seru Salma.

"Kamu manggil aku apa Sal?" Dokter Andre memastikan pendengaran nya.

"M-mas?"

"Bagus, aku suka panggilan itu. Teruskan aja nggak apa-apa." Salma yang malu pun sedikit mengalihkan pandangan nya.

"Murah banget ya!"

Tak lama kemudian Salma dan Andre sudah menyelesaikan makan mereka. "Biar aku aja!" Cegah dokter Andre saat Salma akan mengeluarkan dompetnya.

"Semuanya jadi berapa, Pak?" Tanya dokter Andre.

"Oh iya, jadi 40 ribu, Pak dok!"

"Kembaliannya ambil aja, Pak. Semoga laris ya!"

Pak Dokter Kepincut Kembang DesaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang