Tidak seperti hari biasanya,kini Arana sudah siap pukul 06:00 pagi.Biasanya Arana baru bangun,itu saja jika dibangunkan mamanya.Tetapi ntah kenapa Arana semangat sekali ingin pergi bersekolah.
Arana berdiri di depan kaca riasnya,melihat dirinya sendiri dipantulan kaca dengan menyisir lembut rambutnya.
"Perfect,i love it."Ucap Arana setelah melihat kesempurnaan pada dirinya sendiri di pantulan kaca.
Tok...tok...tok...
"Arana?."Panggil Levia dibalik pintu.
"Iya ma,Arana turun."Jawab Arana lalu mengambil tas dan beberapa barang yang akan ia bawa.
Ceklek...
Levia mematung ditempat,bingung atas apa yang telah terjadi pada putrinya.Tumben sekali jam segini sudah rapi.
"Kamu t-."Belum selesai berbicara Arana sudah memotong ucapan Levia.
"Sttttttt ayo sarapan,Arana udah laper."Ajak Arana pada ibunya.
Arana dan Levia berjalan menuruni anak tangga satu persatu untuk pergi menuju ke ruang makan.Sesampainya di ruang makan Arana berhenti sejenak,melihat 2 laki-laki yang sedang duduk disana,ada Ayahnya dan?,sepertinya Arana mengenali orang itu.
"Arana?,ayo sarapan."Reon melihat ke arah putrinya.
"Lah Galen ngapain disini pa?."Tanya Arana setelah melihat keberadaan Galen yang sedang ikut sarapan disana.
"Ya sarapan bareng dong,papa yang ajak Galen."Jawab Reon lalu tertawa kecil.Sedangkan Galen hanya mengeluarkan reaksi tersenyum pada Arana.
"Hm iya-iya."Arana meletakkan tasnya di kursi dan mengambil piring yang berisikan nasi goreng.
15 menit berlalu Arana dan Gara berpamitan pada Reon dan Levia untuk berangkat kesekolah.
"Lo sama gue aja berangkatnya."Kata Galen ketika mereka bersama sedang berjalan ke arah gerbang rumah.
"Ga ah,gue aja punya mobil.Lah?,mobil gue mana?."Tanya Arana,ia tidak melihat keberadaan mobilnya di garasi rumah dan juga didepan rumah.Biasanya pagi-pagi Reon sudah mengeluarkan mobil Arana dari garasi tetapi sekarang ini mobil Arana benar-benar tidak ada.
"Mobil lo diservis papa."Kata Galen membuat Arana menoleh ke arah Galen.
"Apa lo bilang?,papa?."Arana melongo,ia sangat tidak percaya.Bisa-bisanya Galen memanggil papanya dengan sebutan papa juga?.
"He-em."Galen mengangguk."Papa lo yang nyuruh."Sambung Galen.
"Ahh apa-apaan.Terus ini gue disuruh berangkat pake apa?."Arana mengeluarkan ponselnya,menelpon kedua sahabatnya tetapi tidak ada tanda-tanda jawaban.
"Ga diangkat lagi."
"Udah sama gue aja."Tawar Galen kedua kalinya.Tetapi Arana tetap menggeleng menolak ajakan Galen.
"Yaudah kalo gitu,gue berangkat sendiri."Galen membuka pintu mobilnya."Eh inget ya,bel bakal bunyi 15 menit lagi,percuma juga lo pesen ojek online."Lanjut Galen yang membuat Arana dag dig dug.
Arana melihat jam yang terpasang di tangan kirinya.Jam sudah menunjukkan pukul 06.45.
"Eh,yaudah-yaudah gue ikut."Arana lari dan membuka pintu mobil milik Galen.Tidak bagus juga jika Arana dihukum dan dijemur di lapangan disaat panas matahari sedang terik.
Galen dengan cepat menancap gas dan berangkat ke sekolah.
~~~~~~~~~~~~
Sesampainya di parkiran Arana dan Galen turun dari mobil dan mendapatkan banyak sekali omongan para siswa-siswi yang berada di sana.
KAMU SEDANG MEMBACA
She Is Arana
Ficção Adolescente"Nggak semua realita harus sesuai dengan ekspektasi lo.Tuhan punya jalan terbaik buat kita semua." -Galen Ryszard Naraga. "Gal,tolong berdiri disamping gue lebih lama.Lo adalah support system kedua setelah orang tua gue." -Arana Syera Erkatama. ~~~~...