Sakit? Tentu saja sakit , saat ini Arnanda sedang berkendara untuk menuju penthouse nya dengan mata berkaca kaca nya , diri nya tak akan menyangka jika orang yang ia suka dari sejak diri nya masih kecil harus bersama dengan orang lain yang begitu ia cintai.
Arnanda yang begitu mencintai Jasmine sampai tak rela untuk melihat Jasmine bersedih lagi, Arnanda lebih baik mengalah dengan semua nya dari pada diri nya harus melihat Jasmine tak bahagia bersama dengan nya.
Semua nya telah terselesaikan dengan mulus namun tidak dengan hati Arnanda, hati Arnanda masih saja menyimpan nama Jasmine di hati nya yang begitu dalam. Cinta seindah bunga mawar akan tetapi harus merasakan sakit hanya karna duri nya sendiri.
Di dalam sebuah kata 'cinta' selalu saja harus ada yang mengalah untuk sesuatu yang kita punyai , dan di sini Arnanda lah yang harus mengalah dan merelakan semua nya.
"Kau sudah hebat Nand , kau hebat karna tak menjadi pribadi yang egois dengan mementingkan kebahagiaan kau saja , kau hebat Nand.. keputusan mu sudah bagus," ujar Arnanda yang berusaha menyemangati diri nya sendiri.
Arnanda yang sudah berusaha untuk menahan air mata nya , namun tetap saja air mata nya harus mengalir begitu saja. Bukan karna diri nya begitu cengeng namun air mata yang mengalir itu adalah bukti jika secinta itu diri nya kepada Jasmine dan begitu menyayangi Jasmine. Begitu banyak wanita diri nya temui di Belgia saja , namun tetap saja yang membuat diri nya tak sabar adalah untuk pergi ke negara dimana diri nya akan bertemu dengan Jasmine, namun siapa sangka jika diri nya harus merasakan cinta bertepuk sebelah tangan dan harus merelakan gadis yang begitu ia cintai itu.
Saat sudah sampai di penthouse nya Arnanda langsung saja pergi ke ruangan nya untuk merenungkan diri nya terlebih dahulu. Arnanda duduk di sofa nya sambil memandangi cincin yang telah ia ambil dari Jasmine dan cincin yang masih ia pakai.
"Secepat itu Nand berakhir nya," ujar nya pada diri nya sendiri.
Arnanda memejamkan mata nya sambil tangan nya yang masih menggenggam cincin milik Jasmine, diri nya masih saja merasa sedih karna semua yang ia jalani harus terhenti di tengah jalan.
.
Di sisi lain.....
Saat ini Leonard sedang berada di penthouse milik Adaline, Leonard datang ke penthouse milik Adaline dengan tujuan ingin merenungkan diri nya.
"Tidak seharus nya kau tersulut emosi gitu , sayang," ujar Adaline yang baru saja dari kitchen.
Adaline meletakkan desert yang dia buat di meja.
"Aku seperti itu tidak sengaja sayang, karna aku juga tidak menyangka jika Alvaro akan setega itu," ujar Leonard.
"Tapi Jasmine jadi marah kan sama kamu? Harus nya kamu bisa mengendalikan diri kamu.. udah aku bilang , kamu itu jangan terlalu mudah tersulut emosi dan kamu harus nurunin ego kamu."
"Sekarang keadaan nya gimana??" Tanya Adaline.
"Semua nya sudah selesai dan Jasmine juga sudah mendapatkan restu mama dan papa untuk menjalin hubungan dengan Alvaro," ujar Leonard.
"Itu yang Elio bilang?" Tanya Adaline lagi.
"Heem."
"Nanti kamu pulang, temui Jasmine.. minta maaf sama dia ya...."
"Kamu kapan ke Spanyol lagi?" Tanya Leonard.
"Aku akan kembali nanti jika aku di butuhkan," jawab Adaline.
Adaline yang mempunyai bisnis nya sendiri di Spanyol harus siap jika ada panggilan dari para karyawan nya yang membutuhkan nya. Dan untuk orang tua Adaline mereka jauh dari Adaline karna mereka pun sudah mempunyai bisnis mereka masing masing di negara eropa lain nya , sehingga Adaline harus berjuang keras untuk mandiri agar bisa mengikuti langkah orang tua nya.
KAMU SEDANG MEMBACA
HEI!! OM DUDA (End)
Beletrie"Heii , kau serius akan meninggalkan ku?!" Pria bertubuh kekar nan tampan tersebut langsung saja menoleh ke seorang gadis yang meneriaki nya. "Jadi apakah kau tidak ingin di tinggalkan oleh ku nona?" Jasmine yang mendengar perkataan pria tersebut ha...