Blue In My Heart

4 0 0
                                    

Sudah hampir satu tahun kehidupan Variety show itu terlampaui.

Mereka sekarang kembali untuk band mereka lagi, dengan posisi Asa sebagai gitaris.

"Seona menelponmu Haru!angkat saja sebelum manager datang!".

Jian sang ketua juga asik membalas pesan Yoonmi.

Dan akhirnya mereka tetap berteman akrab sampai detik ini juga, kenangan itu tidak mungkin terlupakan begitu saja kan?dan hubungan mereka doakan saja sampai tahap yang lebih lagi.

Fans banyak yang mendukung.

"Aku tidak menyangka Seona akan memilih Haru, dijalan cerita awal bukannya Seona dekat dengan JK?".

Karena JeJe tidak terpilih, jadinya tidak ada beban untuk ia utarakan.

"Ya karena aku dan dia hanya sebatas teman yang cukup sama satu sama lain, dia juga memiliki prinsip yang berbeda denganku, dia cocok dengan adik Haru!".

Haru sibuk memukul-mukul drum nya, sebagai drummer pasti sangat cocok untuk modelan seperti Haru kan?.

"Aku tiba-tiba merindukan ka Jiena, tidak bohong dia sama sekali tidak ada aktif sosial media".

Asa tercengang sesaat, waktu terakhir kali dia hanya melihat sebuah poster film yang Jiena pasang di statusnya setelah itu menghilang lagi.

"Ya benar!dia masih di London kah?".

Haru mengangkat bahunya tanda tidak tahu.

JeJe membuka ponselnya.

"Dia hanya memberikan emoticon jempol saat dua bulan yang lalu, setelah itu ia menghilang".

"Mungkin ka Jiena sibuk!tidak ada yang tahu kan?rencana dia ke London hanya untuk menonton?itu bukankah terlihat sia-sia?".

JK memberikan tanggapannya, jujur dia juga kaget setelah mengetahui bahwa Jiena sedikit nyaman dengan JK pada waktu itu, sepertinya itu kebohongan karena JK maupun Jiena tidak pernah punya waktu berdua bahkan berbicara singkat pun?sepertinya tidak ada.

Asa juga melihat ponselnya dikala yang lain tengah sibuk.

"Tidak bohong jika aku merindukan mu juga".

Haru paham soal Asa dan masalah cinta segitiga itu.

"Temui saja dia saat libur, manager pernah bilang kita dikasih libur akhir tahun!".

Haru terlihat acuh mengatakannya.

"Aku pergi jalan dengan Yoomi dulu, ada yang ingin titip sesuatu?".

JK berdecih dan menatap sengit ketua nya itu.

"Seenak itu kamu pergi, aku tau fans mendukung tapi ingat juga dirimu pak ketua!".

Jian terkekeh lalu mendekati JK dan menepuk pundak pemuda koala dengan wajah serius.

"Kamu bisa mengajak siapapun jalan-jalan juga, mau berdamai dengan Seona?".

"Cih..aku tidak mau merebut punya orang Ji!yasudah pergilah, aku akan kembali ke dorm lalu tidur".

JK akhirnya menyusul Jian untuk keluar, diikuti oleh Haru dan juga JeJe.

Tim sebelah lagi yang akan membuat cerita seperti itu..

Asa mengecek ponselnya lagi, tanda-tanda Jiena aktif masih belum terdeteksi.

Asa mencoba mengirim pesan singkat.

Tentang "apa kamu masih di London?".

Asa begitu putus asa, sebuah buku dan juga rekaman sebuah lagu belum tersampaikan kepada pemiliknya.

Buku yang Asa bawa kemanapun ia pergi, menatap sendu.

Ternyata berat jika membawa perasaan mendalam didalam suatu acara..perasaan gundah gelisah dan juga kesalahpahaman yang belum selesai sampai detik ini.

Yeone masih mengajak Asa untuk keluar.

Yeone hanya membawa Asa untuk membahas soal JeJe, ingin rasanya Yeone meminta maaf pada JeJe tapi masih takut.

Masih senggan untuk bertemu dengan JeJe, tapi tidak nyaman dengan Asa yang sedia mau menemuinya diwaktu luang.

Nyatanya Asa menyetujui karena waktu kosong yang benar-benar kosong, Asa bisa terpuruk karena seseorang yang menghilang itu.

Jiena tidak salah sepenuhnya, Jiena memberikan hatinya untuk Asa tanpa memaksa Asa agar menerimanya.

Tapi Jiena salah karena salah paham, salah paham yang sangat rumit, padahal Jiena hanya perlu memahami maksud Asa yang memberinya coklat dan juga senyuman teduh.

Tapi lagi!Jiena salah mengartikan, dan membuat dirinya sendiri terpaku dengan kegundahan yang ia buat sendiri.

Nyatanya Asa hanya dan berbeda jika bersama Jiena, canggung karena detak kuat itu, sedangkan yang lain hanya Asa anggap teman.
_____________

Kaffe di dekat tempat berlatih Tre5ure adalah tujuan utama Asa dan juga Yeone.

Mereka tersenyum seperti biasa, tidak ada yang membuat mereka canggung sama sekali, karena perasaan satu sama lain itu untuk orang lain.

"Bagaimana kabarmu?terimakasih telah meluangkan waktu untuk menerima basa-basi ku".

Asa hanya mengangguk simpul.

"Sudah mendapat kabar tentang ka Jiena?".

Asa menghela nafasnya panjang dan memberikan gelengan kepala sebagai jawaban.

"Entah aku berbaik hati atau sepertinya memang takdir mu bertemu ka Jiena...aku membeli tiket untuk ke London tiba-tiba".

Asa tentu terkejut dengan wajah robot rusak nya.

"Yaps tiketnya bertahan sampai satu bulan, kudengar kalian akan libur panjang sesaat lagi, jangan sia-siakan kesempatan!".

"Menurutmu aku harus pergi?".

Yeone mengangguk sehabis menghela nafasnya sedikit lelah.

"Mengapa kamu ragu?perasaanmu ke Jiena bagaimana?sudah menghilang begitu saja?sedangkan ka Jiena melakukan apapun untuk mu sampai akhir waktu itu!".

Asa menatap tiket yang sudah berada di tangannya, sedikit khawatir karena Jiena benar-benar menghilang.

"Jika dia kembali ke sini bagaimana, bagaimana jika aku tidak dapat menemukannya?".

"Yah takdir ada di tangan tuhan!aku yakin jika kalian memang berjodoh maka kalian akan dipertemukan lagi, semangat!".

"Kau tidak membahas soal JeJe?".

Yeone langsung terdiam sambil berdehem.

"Sepertinya bantuanmu sudah selesai~aku dan JeJe telah berbaikan".

"JeJe sudah memaafkan diriku, dan JeJe mengajak ku pergi ke kedai ice cream nanti sore".

Asa hanya memberikan senyum kecil sambil mengangguk.

"Ya sudah..aku pergi dulu, masih ada urusan dengan teman-teman ku yang lain, dan semoga kamu tidak menyia-nyiakan kesempatan untuk mencari dan bertemu ka Jiena!".

Asa tersenyum lagi dan memberikan tekad kuat untuk pergi ke London, meskipun di bayang-bayang nya...dia tidak akan menemukan apa yang ia cari.

Blue In My Heart Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang