" lu serius mau sekolah disana?? Kenapa gak disini aja," ujar seorang lelaki berperawakan tinggi itu.
" Gue gak pernah seserius ini. Gue bakal tinggal disana sendirian. Gue muak disini. Terlalu banyak yang nusuk gue dari belakang. Mungkin gue bakal disana semasa gue SMA doang. Gue harap lu baik-baik di negara ini dan gue harap lu gak jatuh kaya gue. Gue sayang banget ama lu," ujar wanita sambil memeluk pria yang berujar tadi.
****
Seorang wanita dengan tas ransel yang lekat di punggungnya serta koper sedang yang berada di tangan kanannya belum lagi handphone yang bertengger di telinga kirinya.
Ini adalah kali kedua baginya menginjakkan kaki di negara sang bunda tercinta. Dia memang tidak dibesarkan di negara ini tapi dia lahir disini. Wajar saja dia tidak menetap di negara kelahirannya karena dia masih terlalu kecil untuk berpisah dengan ayah dan bunda.
" Aku sampai dengan selamat. Sampaikan saja itu pada bunda dan aku langsung menuju apartemen," ujar sang wanita tadi berbicara pada seseorang yang tersambung dengan benda persegi panjang berlogokan sebuah apel.
Dengan keberanian yang dia punya. Sang wanita membelah kota yang akan dia tempati selama 3 tahun ini dengan tenang bersama lagu yang terdengar dari radio taksi yang sedang dia tumpangi.
" Non orang mana?" tanya supir taksi yang umurnya mungkin empat puluhan itu.
" Saya orang Indonesia pak tapi tinggal di Jerman bareng ayah sama bunda," jawabnya.
Ya, tempat yang akan ditinggalinya adalah Indonesia lebih tepatnya si kota metropolitan Jakarta.
" Non tadi mau ke apartemen yang itukan? Setau saya apartemen disina bagus dan besar. Non sendiri disana?" ujar pak supir sedikit khawatir dengan penumpangnya. Wajar saja dia bersikap seperti itu karena sejauh yang dia lihat anak itu hanya sendiri seperti terbuang dari keluarganya dan terpaksa tinggal di kota kejam ini. Tapi, kalau dilihat dari apartemen yang dipilihnya sepertinya dia bukan anak yang biasa.
" Oh, memang saya sendiri pak. Saya memang memilih sekolah disini untuk sementara waktu dan saya pun tinggal sendiri di apartemen. Mungkin satu bulan sekali orang tua atau tante saya yang ada disini akan berkunjung ke tempat tinggal saya. Pak kalau sudah sampai tinggal bangunkan saja ya," ucap wanita itu menghentikan pembicaraan.
Dia memang tidak terlalu suka kalau harus dihadapkan dengan pertanyaan seperti itu. Dia cendrung pendiam dan lebih suka bermain di zona nyaman untuk dirinya sendiri. Tapi itu semua akan berbeda kalau dia bersama sang laki-lakinya. Hanya dengan laki-laki itu dia akan membuka semua ekspresi dan rasa yang dia punya karena mereka adalah satu dan tak dapat saling menyakiti atau disakiti.
Mungkin keputusannya kali ini akan sangat menyakitkan bagi kedua belah pihak. Tapi percayalah kalau ini memang yang terbaik untuk dirinya dan laki-laki itu harus bisa menerima segala keputusan yang telah dia pikirkan dengan sangat matang.
Dia memang berani mengatakan kalau ini memang matang karena banyak air mata yang harus dia buang demi ini semua belum lagi rasa rindu yang akan membendung jika mereka berjauhan tapi apalah daya ini memang harus dan tak bisa diganggu gugat.
Di umur yang baru hendak menginjak enam belas tahun. dia harus terasing di tempat dia dilahirkan demi kesembuhan hati yang dia nantikan.
Ini cerita kedua aku. So, nikmati aja dan jangan lupa vote and comment
KAMU SEDANG MEMBACA
Nerd? I Think No
Teen Fictionsequel Natha in Love kisah seorang anak yang putus asa dan mulai melarikan diri memang masalah itu selesai. tapi rasa penasaran akan sesuatu malah mengungkap suatu rasa asing bagi sepasang anak adam dan hawa ini so, lebih baik baca Natha in Love dul...