Part 3

4.8K 353 4
                                    

Sudah satu minggu sejak kejadian guru bernama Claris tadi dan sudah satu minggu pula sang wanita duduk dengan seorang laki-laki yang sudah sangat berhasil membuat tingkat pembullyan terhadap dirinya meningkat drastis dari yang biasa sampai melukai kulit putih mulusnya. Dia membenci hal itu tapi mau bagaimana lagi di sekolah ini menerapkan peraturan yang sedikit aneh yaitu hanya boleh memilih satu teman sebangku dan tidak ada namanya rolling duduk atau yang lainnya jika temannya pindah maka harus menunggu teman baru untuk menjadi teman sebangkunya dan harus dipastikan kalau orang itu tidak pernah memikih bangku sebelumnya di tahun ajaran baru.

" Ya, kita akan membuat kelompok beranggotakan dua orang dan kalian tidak perlu repot-repot untuk mencari cukup teman sebangku kalian saja dan saya beri waktu dua hari untuk mengerjakan. Sekian," ucap sang kepala sekolah. Ya, memang kepala sekolah mengajar di sekolah ini jika ada guru yang berhalangan hadir dan untuk kali ini dia mengajarkan sejarah.

Tugas yang dia berikan memang tidak cukup sulit tapi sedikit merepotkan saja terlebih jika harus berkunjung ke rumah salah satu anggota kelompok. Wanita ini tidak masalah jika ada yang ingin berkunjung ke tempat tinggalnya hanya saja dia takut jika semuanya akan terbongkar. Ini adalah tugas kelompok pertamanya karena kalian pasti alasannya kenapa.

" Dimana?" ucap sang laki-laki yang duduk sambil membaca buku sastra di sebelahnya. Dia sangat tau bagaimana sikap laki-laki ini bahkan dengan sekali lihat dia sudah tau. Lelaki cuek dan irit bicara itulah dia si cool boy.

" Di tempat kau saja," tawar sang wanita dan ini untuk mencari aman saja.

" Tidak, lagi ada perbaikan. Tempat lu aja pulang sekolah bareng," ucap sang laki-laki lalu berlenggang pergi dengan mudahnya tapi justru itu membuat sang wanita menggeram dan berpikir bagaimana reaksi pria itu nanti jika tau dia akan tinggal dimana.

Tepat setelah bel sekolah sang wanita berjalan menuju halaman belakang sekolah demi memenuhi janji kerja kelompok yang akan dia lakukan di tempat tinggalnya atau lebih tepatnya apartemen yang dia tinggali selama dua tahun belakangan ini.

Tanpa dia tau atau dia memang tak peduli ada seorang wanita di belakangnya yang mengumpat atas keputusan sang kepala sekolah yang tak adil menggabungkan seorang pria tampan dengan gadis nerd nan miskin itu.

" Dimana?" tanya pria itu.

" Ikuti saja aku," ucap sang wanita lalu memberikan arahan dimana dia tinggal.

Mereka diam cukup lama dan tidak ada niat untuk mengolah topik yang akan diperbincangkan selain menunjukkan arah dimana sang wanita tinggal.

Sang laki-laki sempat terbelalak kaget melihat dimana patner kerjanya tinggal. Bukan tempat yang main-main dan bukan sedikit bajet yang dapat dikeluarkan demi tinggal disini. Cukup lama dia diam di basement apartemen ini. Di otaknya hanya pikiran bagaimana bisa?

" Benarkah," hanya itu yang terlontar dari mulut sang cool boy saat memasuki lift menuju apartemen yang di tempati sang wanita yang katanya miskin itu dan sekarang dia tidak akan berpikir kalau wanita itu miskin dengan melihat bagaimana kelayakan dan tempat tinggal yang dimilikinya. Sang laki-laki tidak tau lagi harus berbicara apa melihat dimana sang wanita nerd itu tinggal.

" Ya, aku tinggal di lantai 14 dan memangnya kenapa? Jika dilihat dari raut wajah kau seakan tak percaya," sindiran yang telak menampar sang cool boy sudah berani-beraninya menilai dari penampilan luar tidak melihat dari segi yang lain.

" Oh ya tidak apa-apa. Hanya saja gue sedikit kaget ngeliat dimana loe tinggal. Ini apartemen termasuk termahal di Jakarta," ucap laki-laki itu saat sudah sampai di tempat wanita tadi.

" Silahkan masuk biar aku ganti baju dulu," ujar sang wanita lalu pergi ke kamarnya dan kalian tau apa yang bisa dilakukan sang laki-laki tadi? Hanya diam dan bergumam ini sangat diluar akal sehat.






I'm backkk

Pertama aku bakal ngeupdate seminggu sekali

Kedua, banyakin dong readersnya biar semangat nulisnya

Ketiga, mudahan kalian suka aja

Nerd? I Think NoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang