ketika Li Lianhua kembali setelah tiga bulan menghilang dengan kondisi racun yang sudah sepenuhnya hilang dari tubuhnya, berpikir semuanya sudah selesai dan berharap bisa memulai lagi semuanya dari awal dengan Fang Duobing, tapi disaat itulah hantu...
Fang Duobing membuka matanya perlahan, dia melihat sekeliling dan menyadari dia berada dikamarnya sendiri. Dia lalu mendengar seseorang menuang air, dan menoleh
"Xiaohua..." Panggilnya
Tapi itu bukanlah Li Lianhua, itu adalah Li-er, pelayan setianya. Li-er yang dikagetkan dengan suara Fang Duobing langsung saja menjatuhkan gelas didepannya dan menoleh kearah Fang Duobing
"Tuan Muda! Tuan Muda sudah sadar!"
Dia lalu berlari keluar sambil berteriak
"NYONYA... NYONYA... TUAN MUDA SUDAH SADAR, NYONYA!!!"
Tidak lama Xiao He berlari memasuki kamar "Xiaobao, kau sudah sadar?"
Fang Duobing duduk dengan perlahan, dia masih merasakan denyut diperutnya "Niang, berapa lama aku tidak sadarkan diri?" Dia bertanya
"Seminggu penuh" jawab Xiao He
Fang Duobing membelalak "SEMINGGU!" Pekiknya "lalu, lalu dimana Li Lianhua?" Dia bertanya lagi
"...." Xiao He terdiam sebentar
"Niang...." Fang Duobing memberikan Xiao He tatapan puppy yang membuatnya menjadi lemah
"D-dia pergi menyelidiki dalang dibalik semua ini" dia menjawab dengan ragu
"Pergi?! Tanpa diriku!" Fang Duobing meninggikan suaranya "tapi kenapa?!"
"Dia mengatakan tidak ingin kau terluka lagi, dia menitipkan sepucuk surat untukmu, mengatakan kau tidak usah khawatir"
"Lalu dimana suratnya?!"
. . . .
Ditempat lain, disuatu paviliun, Li Lianhua tergeletak diatas ranjang, kamar itu tidak seperti sebuah penjara, melainkan kamar yang cukup mewah dan nyaman.
Li Lianhua perlahan membuka matanya dan duduk perlahan. Dia memperhatikan sekelilingnya, dan dengan susah payah mencoba berdiri
"Kau sudah sadar..." Terdengar suara seseorang dari luar kamar.
Orang itu masuk kedalam, dia tinggi, rambutnya hanya di ikat sebagian, dan terlihat tersenyum hangat pada Li Lianhua, tapi yang paling mencolok adalah, dia memiliki mata rubah yang sangat mirip dengan mata Li Lianhua
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Dia adalah Li Xiangxian, kakak tertua Li Lianhua yang sudah lama mati, atau dikira seperti itu oleh Li Lianhua. Kakak yang sempat ia lupakan karena trauma dimasa kecil.
Xiangxian berjalan mendekati Li Lianhua dengan penuh semangat "didi-" dia ingin mencengkram kedua bahu Li Lianhua, namun Li Lianhua mengelak, dan menatapnya dengan tajam
"Berapa lama aku sudah tidak sadarkan diri disini?" Dia bertanya dingin
"Hampir empat hari" Xiangxian menjawab
"Empat hari?! Apa yang kau berikan padaku hingga aku bisa tertidur selama empat hari?"
"Hanya obat biasa- oh ya Xiangyi, bagaimana kabarmu, kenapa setelah bertemu kakakmu setelah sekian lama, kau malah menjadi dingin? Ayo duduk bersamaku dan-"
"Apa mau mu? Kenapa menyakiti Fang Duobing?" Li Lianhua langsung saja bertanya tanpa basa-basi
Xiangxian menghela nafas "Xiangyi, aku...."
"Apakah kau ingin memberontak seperti yang dilakukan Shan Gudao? Oh ataukah Shan Gudao hanyalah salah satu bonekamu, karena Xiangxian, aku tau kau lah dalang dibalik penyerangan terhadap istana lima bulan lalu, kan?!" Li Lianhua menaikkan nadanya
Wajah Xiangxian berubah, dia lalu berjalan mendekati Li Lianhua, tatapannya benar-benar mematikan, mirip seperti tatapan Li Lianhua ketika sedang marah "ya... Aku yang melakukannya, Shan Gudao pria tolol itu, aku menyuruhnya untuk melakukannya, membohonginya dengan embel-embel dirinya sebagai pangeran nanyin, tapi kenyataannya dia hanyalah gembel dijalanan!" Suaranya mulai naik
Li Lianhua mulai berjalan mundur, terintimidasi oleh aura menuntut Xiangxian
"Dia... Aku menyuruhnya dengan jelas jangan sakiti dirimu, jangan pernah sentuh Li Xiangyi, tapi dia malah berkonspirasi untuk membunuhmu dilaut timur!" Dia membentak "aku tidak bisa membunuhnya hanya karena rencanaku untuk membangkitkan dinasti kita, tapi aku menyimpan dendam teramat dalam padanya. Hingga aku mengetahui kau masih hidup, adikku satu-satunya masih hidup, dan menjadi seorang tabib keliling. "Xiangxian membelai rambut Li Lianhua, yang membuatnya merasa tidak nyaman dan menegang "aku selalu mengawasimu, menahan diriku untuk tidak membawamu bersamaku, karena penderitaan yang kau alami. Hingga sepuluh tahun kemudian, putra Shan Gudao, FANG DUOBING! Dia bertemu denganmu, mengikutimu seperti anjing penjaga, dan berdekatan denganmu" Xiangxian mencengkram kadar kedua bahu Xiangyi "APAKAH TIDAK BOLEH AKU MARAH KARENA ANAK DARI ORANG YANG MEMBUAT ADIKKU MENDERITA JUSTRU MEMILIKI HUBUNGAN DENGAN ADIKKU!"
Li Lianhua merasa agak berdenyut pada bahunya ketika Xiangxian mencengkramnya dengan kuat, namun dia tetap bertingkah normal "dia anak polos, tidak tau apa-apa, jangan coba-coba menyentuhnya, karena dia berada didalam perlindunganku"
Xiangxian menguatkan cengkramannya pada Li Lianhua, lalu menghempaskannya dengan kasar dan pergi.
"Kau, tetap disini, aku tidak akan menyakitimu, dan akan merawatmu disini, tapi untuk Fang Duobing, dia tidak akan selamat dariku"
Xiangxian lalu membanting pintu
Li Lianhua berlari kepintu dan menggendor kuat "XIANGXIAN JANGAN COBA-COBA KAU SENTUH DIA!" Li Lianhua mengancam
"Kenapa memangnya?" xiangxin menjawab dari balik pintu
"Aku mencintainya, dan aku sudah bertunangan dengannya. Jika kau menyakitinya, aku tidak akan memaafkanmu!"
Xiangxian mencengkram erat pedangnya dan pergi. . . . .
Ditempat lain, di aula tianji, Fang Duobing tengah duduk di meja bawah dikamarnya sambil memegang sepucuk surat. Dia membuka surat itu
Maaf tidak memberitahu, Lianhua pamit sebentar untuk menyelidiki orang dibalik kasus ini, tapi tenang saja, Lianhua akan kembali kepadamu setelah semuanya terjawab dan akan menepati janji untuk menyerahkan diriku padamu dan menikah denganmu.
Pamit Li Lianhua :)
Fang Duobing sempat membelalak membaca kalau Li Lianhua bersedia menikah dengannya, tapi ekspresinya berubah menjadi kesal melihat tulisan Li Lianhua
"Cih! Dia pikir bisa pergi jauh dariku, akan ku cari kau dan kubawa pulang, Xiaohua... Kau tidak akan bisa lari lagi"
