"Penting untuk belajar menertawakan diri sendiri, jangan menganggap hidup terlalu serius."
Geri Halliwell, penyanyi dan penulis
______________________🎭🎭🎭_____________________
Empat kepala melingkar di kamar yang bernuansa biru muda. Ziva, Joza, Izora dan Era tengah mengulas materi untuk mempersenjatai diri berperang di ujian akhir semester. Mereka membahas mulai dari daun sampai komposisi gambar.
Joza: "Kamu kok diwarnain, itu panahnya jadi gak kelihatan."
Ziva: "Kelihatan ini..."
Betul sekali, diskusinya terkadang melenceng yang sebagian besar diprakarsai Joza.
Joza: "Kamu gambar jahe apa batu?"
Era: "Berlian."
Joza: "Zora, bunganya... kelihatan bagus."
Izora: "Iya... Joza imut."
Merinding, Ziva dan Era saling memandang. Diam-diam mereka menjauh dari dua makhluk lainnya.
Tak... Tak... Tak...
Berisik sekali, Ziva merasa pusing. Dengan kesal mencari sumber suara. Entah kenapa Ziva sangat marah jadi dia meraih sumber suara itu dan membantingnya berkali-kali hingga pecah menjadi bagian-bagian kecil.
Menatap tangannya yang berdarah, bingung. "Kamu lagi ngapain?" Suara kasar seorang wanita bergema di ruangan dan mengejutkan Ziva.
Bengong, Ziva menoleh ke belakang. Sosok ibunya tiba-tiba muncul di hadapannya. Kapan dia datang kesini? Sepertinya dia tidak bilang mau kesini.
Ziva agak gugup, ingin mengatakan sesuatu tapi disela suara orang lain, "Bu, ini lihat. Laporan yang dia buat, gambarnya tidak jelas."
"Berapa jumlahnya?"
"Ada 68."
"Pukul tangannya 68 kali."
Ziva kebingungan, menatap orang yang membawa tongkat. Ziva bergumam, "Joza?"
Tanpa mengatakan apapun, sosok Joza memukul kedua tangan Ziva.Matanya kabur, pemandangan di depannya agak tidak jelas. Terlebih, sangat berisik.
"Dia terlambat masuk kelas."
"Kurung dia."
"Dia tidak aktif di kelas."
"Tampar mulutnya."
"Dia menggambar mawar dengan indah."
"Oh, itu bagus."
Ziva agak lega tapi tak lama kemudian Ibunya dengan angkuh berkata, "Kalau begitu biarkan dia tumbuh bersama mawar."
Tiba-tiba tanaman mawar mencengkeram kedua tangan dan kakinya. Perlahan tanamannya memanjat naik dan menyelimutinya. Duri-durinya pun menembus setiap inchi kulit ditubuhnya.Ziva tersentak dan bangun, otaknya terasa kosong, mencoba mengingat kapan dia tertidur. Melihat sekeliling dengan linglung, terkejut dia. Tiga kepala manusia muncul di depan matanya.
Ternyata pemilik kepalanya adalah Joza, Izora dan Era. Mereka tidur berjejer dengan posisi duduk di lantai sementara kepalanya tergeletak di atas kasur bagian tepi. Ziva merasa geli, ditambah dia yang tidur telentang, merasa pemandangannya seperti pengorbanan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Paleontologi
Random"Laki-laki? Sepertinya ada kesalahan sewaktu kamu didata" "Saya tidak begitu paham Pak, hehe" Dulu, ada seorang anak yang tengah menginjak usia 13 tahun merenungkan suatu kesalahan bukanlah tanpa perbaikan. Tokoh penemu lampu pijar, Thomas Alva Edis...