Cerita ini hanya fiktif belaka, jangan di bawa kedunia nyata, voment jangan lupa
Disini Baegian hanya meminjam wajah saja tidak bermaksud untuk mengundang haters, karena saya sendiri bucin mereka semua
Typo bertebaran mohon maklum.
"Pokoknya papa ga setuju ma, biarkan mereka dulu"
"Gimana mama bisa diam saja pa, ini anak kita sudah hampir mati"
"Cukup ma, mereka udah dewasa papa yakin mereka bisa menyelesaikan masalah mereka"
"Putri kita pa, mama ga mau kehilangan putri kita"
"Papa tau ma, tapi mereka sudah dewasa mereka pasti tau mana yang baik mana yang tidak, sebaiknya kita berdoa saja kepada tuhan"
"Engga pa! Pokoknya mama mau pergi ke rumah sakit, sekarang"
Grepp meraih Chandra dan memeluknya dengan erat, merasakan getaran kekecewaan yang mengalir dari tubuh istrinya. Mereka berdua mengetahui bahwa putra sahabat mereka, yang juga merupakan menantu yang mereka banggakan, telah menyebabkan kesulitan bagi putri mereka, Rena. Pengakuan ini datang dari seseorang yang dekat dengan Rena, membawa berita yang memilukan dan mengejutkan.
Chandra dan Wendy merasa sangat kecewa dengan perilaku putra sahabat mereka. Mereka telah menganggapnya sebagai bagian dari keluarga mereka sendiri, dan berita ini telah menghancurkan hati mereka. Chandra sebagai kepala keluarga berusaha sekuat tenaga untuk menyembunyikan rasa sakit dan kekecewaan, tetapi getaran di dalam pelukan antara ia dan wendy mengungkapkan sebaliknya.
"Rena kita pa, mama takut rena ninggalin kita"
"Papa tau ma, kemarin papa melihat kedaan nova, ia nampak sangat menyesal dengan semua perbuatannya, papa yakin nova akan berubah kedepannya, dia juga nampak kurus dan ada lingkaran hitam di sekitar matanya, bahkan papa dapat laporan jika nova tidak masuk kerja selama 2 minggu untuk menjaga rena"
"Kita pisahkan saja mereka pa! laki-laki itu tidak pantas disamping rena maupun nana"
"Ma. Mama tau kan kalo rena sayang banget sama nova? Rena sudah bertahan 2 tahun terakhir ini demi cintanya ma, mama mau bikin rena tambah sakit? Masalah perbuatan nova memang tidak pantas untuk di maafkan, sementara ini papa mohon agar kita tidak ikut campur, jika memang kedepannya nova masih saja, papa pastikan dia akan papa pisahkan mereka"
"Tapi pa" wendy menatap chandra
"Cukup sayang, oke? Kita bicarakan hal ini nanti lagi, sekarang istirahatlah besok pagi kita akan menjenguk rena"
Chandra berbicara dengan nada yang lembut kepada wendy, suaranya merdu dan penuh dengan kasih sayang, Chandra mungkin terlihat galak, namun di balik penampilannya yang keras, terdapat kelembutan yang tak terduga oleh orang lain. Ia memiliki cara sendiri dalam menunjukkan kasih sayangnya, dan bagi mereka yang mengenalnya dengan baik, mereka tahu bahwa Chandra adalah pribadi yang sangat lembut dan penuh kasih sayang.
Chandra mencintai keluarganya dengan sepenuh hati. Ia mungkin tidak selalu menunjukkannya dengan kata-kata atau perbuatan, namun cintanya terasa dalam setiap kata dan tindakan yang ia lakukan
Wendy, dalam keadaan lemah, membalas pelukan Chandra dengan erat. Isak tangisnya terdengar merdu dalam hening malam, memecah kesunyian dengan nada kesedihan yang mendalam. Chandra, dengan lembut, mengusap punggung istrinya, berusaha meredakan gelombang emosi yang menghantam Wendy.
Chandra merasakan amarah yang membara dalam dadanya. Ia hampir kehilangan akal saat berada di rumah sakit, melihat Nova, menantu yang selama ini ia anggap sebagai putra sendiri, telah melakukan kesalahan yang tak termaafkan. Ia merasa munafik jika mengatakan bahwa ia tidak marah.
Perbuatan Nova telah menciptakan luka yang tak terlihat namun terasa sangat dalam di hati mereka. Luka ini semakin diperparah dengan kondisi kedua putri mereka yang kini sedang menderita. Luka ini, bagi Chandra dan Wendy, tampaknya tidak akan pernah sembuh.
Meski penuh dengan amarah dan kesedihan, Chandra dan Wendy tahu bahwa mereka harus tetap kuat. Mereka harus berjuang, tidak hanya untuk diri mereka sendiri, tetapi juga untuk putri-putri mereka yang kini sedang menderita.
Nana, yang baru saja resmi bercerai dengan Raka, kini harus menghadapi tantangan baru dalam hidupnya. Untuk penyembuhan fisik dan mentalnya, ia dipindahkan ke luar negeri. Kepergian Rena dan Nova yang seharusnya menjenguk Nana di apartemennya, berubah menjadi sebuah kejadian tak terduga yang mengubah rencana mereka.
Mereka berdua, Rena dan Nova, dengan niat baik ingin memberikan dukungan dan kehadiran mereka kepada Nana. Namun, sesuatu yang tak terduga terjadi saat Rena tiba di depan apartemen Nana. Ia terlihat panik, berlari, dan akhirnya pingsan. Kejadian ini mengakibatkan Rena dan Nova tidak dapat menjenguk Nana seperti yang mereka rencanakan.
Wendy, sang bunda, kebetulan pergi ke apartemen putrinya pada saat yang sama. Namun, apa yang ia temukan di sana adalah pemandangan yang mengerikan. Nana tergeletak di lantai setelah overdosis obat, sebotol obat berhamburan di sekitarnya. Kehadiran Wendy memperkuat dugaan bahwa Nana telah mengalami overdosis.
Dalam keadaan yang panik dan cemas, Wendy segera mengambil tindakan. Ia menyadari bahwa Nana membutuhkan bantuan medis segera. Tanpa ragu, Wendy menghubungi layanan darurat dan meminta mereka untuk segera datang ke apartemen.
Setelah pertolongan medis tiba, Nana segera dilarikan ke rumah sakit untuk mendapatkan perawatan yang diperlukan. Wendy, dengan hati yang berat, menyadari bahwa Nana membutuhkan lebih dari sekadar perawatan fisik. Ia menyadari bahwa putrinya juga membutuhkan perawatan mental dan dukungan yang mendalam.
Akhirnya, Wendy memutuskan untuk mengirim Nana untuk menjalani pengobatan dan tinggal di Amerika. Ia berharap bahwa dengan lingkungan baru dan perawatan yang tepat, Nana dapat pulih dan mendapatkan dukungan yang ia butuhkan.
Keputusan Wendy untuk mengirim Nana ke Amerika adalah tindakan yang penuh perhatian dan kasih sayang. Ia berusaha memberikan putrinya kesempatan untuk memulihkan diri secara menyeluruh dan mendapatkan bantuan profesional yang dapat membantu mengatasi masalah yang sedang dihadapinya.
Keputusan untuk mengirim Nana ke Amerika adalah keputusan yang sangat berat bagi Wendy. Namun, demi kesehatan dan keselamatan putrinya, ia memilih untuk melakukannya. Hanya Wendy dan Chandra, sahabat terdekatnya, yang mengetahui tentang keputusan ini.
Wendy dan Chandra berkomitmen untuk merahasiakan situasi ini hingga Nana benar-benar pulih dan melupakan semua kejadian yang telah dialaminya. Meskipun mereka menyadari bahwa salah satu perbuatan Nana merupakan faktor yang mempengaruhi kejadian yang menimpa kedua putrinya, mereka memilih untuk menjaga rahasia ini agar Nana dapat fokus pada proses penyembuhannya.
Wendy merasakan beban emosional yang berat karena merasa bersalah atas perjodohan antara Nana dan Raka. Ia mengetahui bahwa saat itu Nana sedang memiliki hubungan dengan Nova, dan Wendy menyesali keputusannya tersebut. Ia merasa bahwa semua ini mungkin tidak akan terjadi jika ia tidak melakukan perjodohan tersebut.
Wendy merasa terjebak dalam janji yang telah dibuat dengan keluarga Raka dan merasa tidak dapat membatalkannya. Ia mengerti bahwa janji tersebut memiliki konsekuensi yang harus dipertimbangkan. Disisi lain, wendy tahu jika sebenarnya putrinya -rena kala itu menaruh hati dengan pacar kaka nya yaitu nova, karena sebelumnya nova telah menolong rena, namun nova lupa akan kejadian itu. Hal inilah yang membuat wendy mengiyakan keputusan chandra dan menyetujui, mungkin awalnya wendy merasa semua akan baik baik saja.
BaeGiAn kembali lagi nihh kebetulan mood nulis nya lagi bagus wkkwwk, disini rahasia-rahasia akan muncul satu persatu menguak kebenarannya, aku ga mau bikin rena menderita terus tapi penderitaan rena ini adalah penderitaan Nova juga, gimana dong?
Jadi sebenarnya salah siapa ini?
ikuti terus kisah perjalanan cinta Rena dan Nova yang penuh emosi dan menguras kata-kata kasar.
book ini engga hiatus, cuma update lama kadang-kadang, tergantung mood hahaha
KAMU SEDANG MEMBACA
THE CHANCE || NOREN GS
RomanceKesempatan akan datang dua kali namun tidak untuk yang ketiga kalinya Mungkin memberikan kesempatan untuk seseorang menjadi lebih baik itu suatu keputusan yang sulit, terlebih lagi jika sakit hati yang di rasa memang sangat dalam apa lagi untuk melu...