Chapter IV: Have we met before?

300 40 7
                                    

Cerita ini mengandung unsur kekerasan, dewasa, dan pembunuhan. Harap kebijakan untuk para pembaca. Jangan dipaksakan bila mengganggu atau tidak selera.

...

Milan, 2004.

Miracle Orphanage.

"Xavier, sayang.. kalau sudah malam jangan keluar tanpa sepengetahuan Kak Granger, ya?" Nasihat ibu panti asuhan.

Anak berumur genap tahun itu hanya mengangguk kecil. Biasanya dia akan berkeliaran pada malam hari sampai-sampai membahayakan dirinya, seperti hampir diculik.

Tidak berniat sekalipun untuk menatap ibu panti, ia tetap memainkan mobil traktor kesayangannya.

"Paham, nak?"

"Ya. Ibu tidak perlu meragukanku seperti itu." Sahut dingin Xavier.

Dia masih belum terbiasa dengan panti asuhan ini. Setiap hari dia selalu menemukan orang-orang asing yang ingin mengadopsinya. Tetapi tidak ada satupun yang mendapatkan kepercayaan Xavier. Keluarga satu-satunya yang dianggap hanya Granger dan Alucard.

Baginya, keluarga bukanlah seseorang dengan darah daging yang mengalir di tubuhnya, melainkan yang dapat memberikan rasa kenyamanan dan kepercayaan.

"Xavier, main di sini saja." Granger menyeletuk.

Xavier langsung menghampiri Granger sambil mengangkut mobil traktornya. Dilihat wajahnya, menjadi tersenyum bila sudah dipanggil Granger.

Granger menatap ibu panti dengan tatapan tajam. Ada makna kebencian lewat mata itu. Dia juga tampak mengetahui sesuatu. Itu hanya membuat perasaan ibu panti bercampur aduk. Granger tak henti-henti mencurigakan ibu panti bila dia berdekatan dengan Xavier. Sekarang pun Xavier dijaga Granger dengan cara menyuruh dia ke sampingnya.

Ibu panti yang memang tidak bisa berkutik karena memang sebenarnya Granger telah mengetahui sesuatu, pergi meninggalkan kedua bocah itu.

"Granger, mengapa kau selalu memanggilku tiap kali aku diajak berbicara oleh ibu panti?"

"Haish... padahal aku sengaja diam supaya kau tidak bertanya-tanya," Granger menghela napas.

"Aku beri tahu secara langsung saja nanti."

Nanti? Xavier mengira Granger akan mengungkapkan sesuatu. Jika ini terkait rahasia, Xavier tidak mau ikut campur. Tetapi dia tidak tahu apa yang akan Granger beri tahu nanti.

"Memang kalau sekarang, kenapa?"

"Repot. Masih siang bolong begini kita pasti akan ketahuan."

Xavier tidak berpikir Granger akan berbicara seperti itu. Dia sudah yakin kalau Granger ingin membicarakan sesuatu personal.

Suara langkah kaki yang berat membuat Xavier terkejut. Tidak lain itu adalah Alucard. Lewat wajahnya, dia seperti baru saja mendapatkan masalah. Barusan dia keluar dari ruangan ibu panti. Apakah mungkin Alucard diomeli panjang lebar?

"Cih! Aku belum sempat berbicara sudah main ambil kesimpulan.." ujarnya kesal.

"Kalau mendapatkan masalah tidak usah libatkan kami." Granger melirik Alucard.

Alucard mendecak kesal. Menatap orang saja tidak mau. Dia mendaratkan tubuhnya di samping Xavier.

Padahal sudah dikatakan berkali-kali oleh Granger untuk jangan merajuk, tetapi malah menjadi kebiasaan karena selalu terkena masalah.

"Si Claude sialan itu harus pergi. Dia bikin aku terkena masalah terus!"

"Kalau anak ibu panti tahu kau membicarakannya seperti ini, kau pasti sudah mati tenggelam di sumur."

Met In Crime | FredvierTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang