✰ 𝐂𝐇𝐀𝐏𝐓𝐄𝐑 19 ✰

287 30 7
                                    

" Jadikanlah malam kemenangan ini sebagai malam yang lebih baik lagi dari malam sebelumnya."
— Maulida Arkhanza Arranisss
𝐇𝐀𝐏𝐏𝐘 𝐑𝐄𝐀𝐃𝐈𝐍𝐆

Malam ini adalah malam kemenangan bagi seluruh santri yang tinggal di pesantren mereka merayakan malam takbiran bersama dan mengikuti takbiran keliling bagi santri laki-laki dan yang perempuan mereka cukup menyaksikannya pawai takbiran antusias tapi ada sebagian yang sedih.

Takbiran berjalan dengan meriah banyak mobil mobil diiringi suara bedug dan musik takbiran dengan meriah berombongan santri dan warga menyaksikan takbiran terutama Ning khanza,Ning Arra, Ning Arafah, dan Alena dkk mereka sebenarnya ingin mengajak Ning ziana tetapi diingat bahwa Ning ziana yang usia kandungannya udah mulai membesar dan memasuki 9 bulan.

Ning khanza terlihat asik menyaksikan takbiran hingga tidak sadar bahwa Gus athalla sudah berada di sampingnya. " Assalamualaikum Humaira." Bisik Gus Athalla pelan namun membuat ning Khanza tersipu malu.

"Wa'alaikumsalam habibi." Jawab Ning khanza yang membuat Gus Athalla tersenyum tipis tidak ada yang bisa melihatnya.

Setelah takbiran selesai seluruh santri yang berada di pesantren kembali ke asrama mereka masing masing untuk beristirahat karena besok mereka akan melaksanakan sholat idul Fitri berjamaah.

Tampak sepasang suami istri yang tengah berbaring di kasur sepasang suami istri itu adalah Gus Athalla dan Ning khanza yang akan tidur. "Tidur yang nyenyak Humaira." Ucap Gus Athalla sambil mengelus pipi Ning khanza.

Kemudian mereka mulai tertidur dengan Ning khanza yang berada di pelukan Gus Athalla. Cinta timbul karena keterbiasan itu yang terjadi oleh Gus Athalla dan Ning khanza yang mulai menyadari bahwa mereka sudah jatuh cinta.

Gus Athalla mencintai Ning khanza Dari segalanya parasnya, rupanya, dan hatinya yang baik dan ramah namun Gus Athalla juga harus membantu Ning khanza untuk melewati memori kelamnya yang tercipta dari ingatan masa kecilnya dimana Ning khanza kecil kehilangan Abi dan ummi nya dalam kecelakaan.

Ning khanza yang terus melawan traumanya dan berusaha menguasai traumanya dengan bantuan doa dan ikhtiarnya yang sangat kuat bahkan sekarang Ning khanza dibantu oleh Gus Athalla yang berstatus suaminya. Ning khanza merasa beruntung karena memiliki seorang suami seperti Gus Athalla yang memberi kekuatan dan support sistem yang bahkan belum tentu ia dapat dari orang lain.

Ini adalah pertama kalinya Gus Athalla dan Ning khanza melaksanakan puasa Ramadhan dan akan melaksanakan sholat idul Fitri bersama dengan status suami istri. Gus Athalla bahagia melihat keadaan Ning khanza yang mulai membaik dan senang karena Ning khanza di terima dengan baik di lingkungan pesantren.

Awalnya Gus Athalla khawatir dengan kejadian tempo lalu yang harus di hadapi oleh Ning khanza dan dirinya yang hampir gagal melindungi Ning khanza yang di bully oleh Alena and the geng namun sekarang Gus Athalla lega setelah Ning khanza diterima dengan baik di lingkungan pesantren dan mendapatkan teman yang baik dan membuat Ning khanza tidak kesepian selama Gus Athalla mengajar santri laki-laki.

Namun yang Athalla tidak ketahui adalah Ning khanza itu seorang penulis buku yang dari dulu dia koleksi dan hampir tiga buku yang selalu dirinya baca adalah karangan Ning khanza yang menceritakan tentang kehidupan Ning khanza yang membuat siapa saja ibah kepada Ning khanza.

ATHALLA|| My Posesif HusbandTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang