Setelah menemani ibunya sampai tenang haechan langsung menjemput cesa di rumah bi ning ia adalah seorang penjahit yang hanya tinggal bersama ke dua putranya bang tirta dan jemara teman masa kecilnya yang sekarang masih akrab walau beda sekolah.
" assalamu'alaikum " salam haechan yang sudah di ambang pintu yang memang selalu terbuka.
jemara yang sedang bermain dengan handphone nya menghampiri haechan dan mengalaminya " dah pulang lu"
" sa abangmu dah dateng" teriak jemara yang membuat cesa buru buru beranjak dan berjalan dengan tongkat yang menjadi penuntunya.
" abang kenapa lama? Tanya cesa yang masih berusaha meraih tangan abangnya memastikan jemima tidak berbohong, bahwa Abangnya benar benar ada di sana.
Haechan meraih tangan cesa dan menggenggam nya, membuat cesa tenang.
"Thanks ya mar, gue pulang dulu, bi ning makasih ya udah jagain cesa" teriak haechan sambil melambaikan tangannya pada bi ning
*********
"Motor abang udah nggak seenak dulu ih, udah nggak halus mesinnya " ucap cesa
Dari awal bertemu sampai sekarang cesa masih tetap saja cerewet seperti biasa. Tapi ini lah yang sekarang malah membuat haechan suka, ia jadi tidak merasa sendirian, tidak merasa kesepian, kadang ia merasa beban pada pundaknya benar benar berat tapi mendengar celotehan cesa membuat ia merasa lebih tenang.
" belum ganti oli aja ini mah, nanti kalo udah di ganti oli alus lagi sa " ucap haechan sambil melirik cesa di spion.
"Sa udah makan malam belum? " tanya haechan pada cesa yang terdiam sesaat
" belum bang bekalnya tadi di makan bareng sama bang tirta makannya nggak bisa sampai malem, tadi udah di tawarin buat makan di rumah bi ning tapi nggak mau lah sungkan cesa tuh" adu cesa pada haechan.
Haechan selalu menitipkan cesa dari pagi sampai maghrib biasanya tapi ini sudah jam 7 agak telat karna harus menunggui ibunya yang tidak mau ditinggal.
" nggak papa nanti kita mampir dulu ke angkringan, lama kan kita nggak makan angkringan, setelah itu cesa bantu abang nyuci baju loundry ya? " ucap haechan yang di balas anggukan oleh cesa
" tapi nanti beli sate telur punyuhnya 5 tusuk ya bang " cesa memang sesuka itu pada sate telur putuh , setiap mampir ke angkringan anak itu tidak pernah lupa untuk membeli nya walau hanya 1 tusuk.
" iya " jawab haechan yang langsung dapet pekikan senag dari cesa.
" cesa sayang abang, cesa cinta abang " pekikan seperti itulah yang cesa suarakan sambil memeluk tubuh haechan.
Rasanya senang melihat cesa bisa berdamai dengan keadaannya yang sekarang, dulu ingat sekali cesa berontak dan menangis sepanjang hari setelah sadar dari komanya selama 2 bulan.
Tidak hanya itu ibu juga dulu suka memaki maki cesa dan kadang juga sampai melukai fisik cesa.
Waktu itu teringat sekali wajah penuh air mata cesa mengatakan bahwa ibunya adalah monster. Walau begitu cesa sama sekali tidak bisa lepas , mengingat kondisinya yang sekarang sama sekali tidak bisa melihat.
" Bang kalo seandainya dulu abang nggak ajak cesa ikit abang, cesa bisa nggak ya makan sate telur puyuh 5 tusuk " pertanyaan cesa membuat lamunan haechan buyar dan kembali dalam kesadaran penuhnya.
" nggak usah di pikirin kan sekarang sama abang, abang nggak mungkin ninggalin kamu"
"𝙱𝚞𝚔𝚊𝚗 𝚑𝚊𝚗𝚢𝚊 𝚌𝚎𝚜𝚊 𝚢𝚊𝚗𝚐 𝚋𝚎𝚛𝚍𝚊𝚖𝚊𝚒 𝚍𝚎𝚗𝚐𝚊𝚗 𝚍𝚒𝚛𝚒𝚗𝚢𝚊, 𝚑𝚊𝚎𝚌𝚑𝚊𝚗 𝚙𝚞𝚗 𝚜𝚊𝚖𝚊 𝚍𝚒𝚊 𝚓𝚞𝚐𝚊 𝚒𝚔𝚞𝚝 𝚋𝚎𝚛𝚍𝚊𝚖𝚊𝚒 𝚍𝚎𝚗𝚐𝚊𝚗 𝚖𝚊𝚜𝚊𝚕𝚊𝚕𝚞𝚗𝚢𝚊"
*****
Baru jam 7 malam tadi ibunya baik baik saja sekarang jam 3 pagi haechan harus kembali ke rumah sakit karna di hubungi oleh suster yang ia titipi ibunya.Keadaan ibunya menurun dan dokter ian lagi lagi menyarankan untuk melakukan operasi tanpa amputasi oleh dokter terkenal kenalannya yang berada di luar negri.
Kata dokter ian, operasi yang di jalankan nanti akan tetap mempertahankan sistem saraf penderita jadi tidak perlu mengangkat kankernya sampai bagian tubuh.
Setelah itu ibunya akan sehat lagi setelah beberapa bulan menjalani terapi, haechan ingin sekali tapi lagi lagi permasalahan nya adalah biaya yang tidak bisa haechan bayar, seandainya ada sistem mencicil entah sebanyak apapun selama apapun akan haechan sanggupi.
" saya cari pinjaman dulu ya dok, tolong bantu saya hubungi dokternya biar ibu saya cepat di tangani "
" saya tidak berani haechan, saya ingin membantu tapi dengan biaya yang belum ada di tangan saya, saya sungkan untuk meminta bantuan nya " ucap dokter ian lagi lagi mematahkan harapan haechan.
Melihat haechan yang putus asa membuat dokter ia rasanya tidak tega, anak di depannya baru 18 tahun, tak adil rasanya melimpah kan beban begitu berat pada pundak yang baru saja tumbuh itu.
"Ya sudah saya bantu kamu, saya hubungi dokternya sekarang, saya bayar dulu pake dana rumah sakit, tapi 2 hari uangnya tolong di usahakan harus ada ya" ucap dokter ian
" baik dok saya usahakan terimakasih ya dok, saya cari sekarang, saya pamit dulu, sekali lagi terimakasih ya dok " ucap haechan sambil menyalami tangan dokter yang menangani ibunya selama 2 tahun ini.
*****
"Chan, sini dulu ada berita baik " ucap tirta yang menghentikan motor haechan di depan gerbang rumahnya.
"Kenapa " tanya haechan yang melihat kakak temannya begitu semangat bahkan menunggunya di depan gerbang sedangkan ia sudah di pastikan mampir untuk menjemput cesa yang ia titipkan.
" chan, cesa dapet pendonor, pengajuan peneneima pendonor 1 tahun lalu udah di konfirmasi, ada yang cocok chan, cesa bakal liat lagi " ucap tirta semangat.
" alhamdulillah kalau gitu bang, cepet di konfirmasi kalau begitu " ucap haechan haru
" iya makanya abang tanya lu dulu , sebelum konfirmasi harus ada biayanya chan tenggatnya 1 minggu kalau udah 1 minggu bakal di alihkan ke penerima lain, kira kira lu sanggup kaga sama biayanya, kalau sanggu abang bakal anterin lu sama cesa buat konfirmasi di rumah sakitnya biar cesa cepet operasi nya juga " ucap tirta
Haechan terdiam , lagi lagi ia harus mengeluarkan uang yang banyak tadi di jalan ia semoat berpikir untuk mengadaikan rumah tanah dan motor pada bank untuk melunasi tagihan rumah sakit ibunya yang habis ratusan juta tahun ini sekarang di tambah cesa yang mungkin akan mencapai angka ratusan kembali.
Apakah cobaan memang begini, datang nya kroyokan bikin haechan pusing kepala. Haechan mendongak menatap langit rasanya hari ini ia tidak bisa menafas dengan lega rasanya berat sekali cobaannya
" gimana ya bang haechan juga lagi cari uang buat pengobatan ibu, ibu kritis di rumah sakit bang, emang kayaknya haechan calon manusia yang bakal di masukin allah ke surga firdaus deh babg cobaanya banyak banget " ucap haechan diakhiri dengan kekehan walaupun di pelupuk matanya mengeluarkan airmata
" abang tolak aja ya chan, abang belum ngomong sama cesa, kita doa lagi biar tahun depan allah ada kemurahan hatinya , haechan banyak rezekinya cesa dapet pendonor lagi" ucap tirta yang tau seberapa berat beban yang di tanggung teman adiknya.
" jangan di tolak dulu bang, haechan masih berharap, masih mau berusaha, doakan bisa ngelunasinnya, doain ya bang dapet uangnya, kalo nunggu taun depan kasihan cesa belum tentu ada kesempatan lagi bang" ucap haechan yang akhirnya lanjut memarkirkan motor nya di teras rumah tirta ia akan mendinginkan keplnya sebentar baru akan membawa cesa pulang.
********
Tbc
Kalo votenya udah 25 lanjut ya guys
Jangan lupa komenn ya guys
KAMU SEDANG MEMBACA
rainy day
Fanfictionhaechan yang harus membiayai ibu dan adiknya terpaksa harus menerima tawaran seseorang untuk menggadaikan jantung miliknya.