Haechan menggenggam tangan dingin sang ibu sambil terus merapalkan doa kepada sang Pencipta agar di lancarkan dan di beri keselamatan, beberapa menit lagi ibunya akan memasuki ruang operasi yang sudah di siapkan sejak tadi.
Perasaan haechan benar benar tak karuan, ia cemas , takut, walaupun ada juga perasaan lega karna pada akhirnya ibunya akan mendapatkan penanganan yang lebih baik dari pada tahun-tahun lalu.
Tak lama perawt mulai akan mendorong brankar sang ibu untuk memasuki ruang operasi, haechan menghentikan sejenak dan mencium kening sang ibu agak lama sambil terus merapalkan doa.
Sang perawat tersenyum, pemuda ini akhirnya membawa ibunya dalam titik yang paling terang yang bisa pemuda ini gapai.
******
" bang haechan nggak dateng kesini? " dari kemarin cesa terus bertanya.
Ini sudah 2 hari setelah ia di operasi, tapi ia bahkan tak mendengar suara haechan dari sebelum ia operasi, hanya ada jemara dan tirta yang bergntian menjaganya dan membantu nya karna perban pada matanya belum terbuka.
Apakah karna sebentar lagi ia akan bisa melihat jadi ia di buang oleh haechan, atau karna ibu haechan yang melarang haechan datang.
ah, sekarang ia mengerti bagaimana pun dan sampai kapan pu cesa takkan di terima oleh ibu dari kakaknya itu, bagaimana beberapa hari lalu ia berharap akan serumah bertiga dengan tentram.
Cesa yang semula sangat semangat karna bisa melihat lagin, sekarang ia tak menginginkan nya, ia hanya ingin abangnya ada di sini mendekapnya seperti hari - hari biasanya.
Sekarang cesa hanya ingin tertawa bersama dengan sang kakak, ia tak ingin di buang seperti ini.
Tapi jauh di pikiran buruk cesa, haechan sekarang tengah terisak di balik pintu kamarnya, sudah 2 hari pula setelah sang ibu di nyatakan meninggal di tengah operasinya karna pedarahan hebat membuat rasa sakit yang begitu menghujam di hati kecil haechan, membuat anak itu tak mau buka suara setelah terakhir terdengar mengazani sang ibu.
Rasanya sakit, kecewa, marah tapi ia tak tau ingin melampiaskan nya pada siapa, apakah selama ini perjuangan nya kurang untuk sang ibu sampai di beri takdir yang memilukan seperti ini.
"Chan makan dulu mama udah masa " itu suara jemara yang sudah beberapa saat mendengar isakkan berkepanjangan dari haechan di balik pintu
Mereka sekeluarga menginap untuk mendekap haechan yang tampak hancur, merek mencoba menguatkan anak itu untuk kembali kepada kehidupan normalnya setelah di tinggalkan.
" chan" panggil jemara kembali saat tak mendengar jawaban dari dalam.
Tapi tak beberapa lama haechan keluar dengan wajah basah habis membasuh mukanya yang sekarang tampak lebih sembab dari kemarin.
" gue mau ke rumah sakit mar, mau liat cesa, kata lo cesa nyariin gue kan? " ucap haechan, hari ini haechan memutuskan mengubah jalan bahagianya.
"Ia ikhlas sekarang, ibunya telah lama menanggung sakit yang luar biasa pada hidupnya, nggak ada salahnya jika ibunya kini memilih mendekap kedamaian di keabadiannya.
" makan dulu, mama masak banyak, nanti sekalian bawain bekal buat cesa , dia pasti bosen makan makanan rumah sakit terus" ucap jemara sambil tersenyum laku merangkul haechan menuju meja makan yang sudah banyak makanan tertata rapi di sana.
"Alhamdulillah anak bujang nya mama udah mau keluar, ikhlas ya nak jangan di bawa sedih terus kasihan ibunya, berat nanti langkahnya" nasehat bi ning kepada haechan, sementara haechan hanya tersenyum sambil mengangguk kan kepalanya. "Semangat semangat " lanjut bi ning sambil menepuk pundak haechan yang masih begitu kokoh.
****************
Jemara memarkirkan motornya di parkiran rumah sakit yang sudah di siapkan, haechan yang di bonceng langsung turun dan membuka helm nya.
Kalau di pikir pikir rumah sakit adalah sebuah duka, mulai dari ayahnya yang meninggal di tempat seperti ini begitu pun ibunya, dan mungkin dirinya akan berakhir sama.
" ayok masuk ngapain bengong" ucapan jemara menyadarkan haechan , haechan tersenyum lalu menyusul jemara yang sudah mendahului nya.
"Sa" panggil haechan setelah sampai di ruangan adiknya.
Terlihat cesa begitu lesu, mukannya di tekuk, ia sama sekali tak menyaut saat haechan memanggilnya.
"Abang dateng bawa makanan" ucap haechan sambil meletakan rantang di meja sebelah ranjang cesa.
" maaf baru dateng ibu meninggal , harus ngurusin pemakaman dulu baru bisa ke sini" ucap haechan yang tau cesa marah padanya.
"Ibu meninggal???" Tany cesa kaget, walaupun tidak munafik dia agak lega karna kenyataan nya haechan belum membuangnya.
Haechan mengangguk lagi lagi air mata merembes dari kedua mata coklatnya.
" iya maaf ya baru ke sini, hati abang sakit jadinya abang sembuhin hati abang dulu " ucaphaechan
" dari kemarin kayaknya cesa overthinking nggak jelas chan " ucap jemara yang langsung menertawakan ekspresi cesa saat ini
"Apasih bang mara, lagi sedih juga " ucap cesa
" ya makanya suasana nya jangan di buat sedih juga, abang lu nih baru mau keluar kamar sa, makan kalo nggak di paksa juga nggak mau makan kayaknya" adu jemara pada cesa
Cesa mencari tangan abangnya, setelah ia temukan ia menggenggam tangan hangat kakanya.
" jangan sedih bang, abang nggak sediri, abang masih punya cesa di dunia ini, jangan tinggalin cesa bang cesa juga cuman punya abang " ucap cesa langsung menciumi tangan sang abang.
" iya, maaf ya abang sempet berduka " ucap haechan sambil membalas genggaman tangan cesa. Pada akhirnya haechan membawa cesa dalam dekapan nya, anak yng sudah 4 tahun ini menjadi tanggung jawabnya, benar ia tidak boleh berlarut dalam kesedihan nya, masih ada anak 12 tahun yang harus ia tata masa depannya, ada anak 12 tahun yang masih harusbia tuntun langkahnya.
" udah dong jangan sad mulu, gue jadi ikutan sedih liatnya, mana nggak di ajak pelukan lagi" celetuk jemara yang dari tadi dia abaikan oleh kakak adik di depannya
" ya udah sini ikut "
"Ogah ah, di kira belok gue ntar" ucap jemara yang membuat haechan merutuki kehidupan lagi, " kenapa dia mau bersahabat dengan orang seaneh jemara " pikirnya
********
Pak atmaja
Anda
Pak, saya ada satu permintaan kecil
Tapi bukan untuk anda, saya ingin
Bertemu tuan anda, orang yang membeli
Jantung ssaya tuan johan, saya harap bisa
Bertemu dengannya di waktu dekat ini.Pak atmaja
Tentu , kamu adalah aset nya sekarang
Saya akan mengabari mu lagi saat tuan
Johan siap untuk di temui.Anda
Baik terimakasih pak*********
30 vote yuk bisa yuk
KAMU SEDANG MEMBACA
rainy day
Fiksi Penggemarhaechan yang harus membiayai ibu dan adiknya terpaksa harus menerima tawaran seseorang untuk menggadaikan jantung miliknya.