3.pendonor

354 45 0
                                    

Berpikir tentang kemarin, benar-benar tidak ada habisnya, padahal haechan sudah menyibukan diri dengan berkilo-kilo  cucian loundry, tetap saja rasanya pikiran masih menyangkut ke uang yang belum berwujud sekarang.

" Sinchan!!! " jemara mengerem motornya  mendadak di depan rumah sederhana milik haechan.

Setelah di tinggal meninggal ayahnya aset keluarga mereka berlahan merosot , perusahaan yang cukup besar milik ayahnya juga bangkrut, haechan masih kecil saat itu tidak begitu tau tentang bisnis.

Apalagi biaya pengobatan cesa dan di susul pengobatan ibunya yang benar benar mengeluarkan uang yang tidaklah sedikit.

Haechan sampai bingung harus menjual aset yang mana lagi, ia juga sudah beberapa kali pindah rumah yang lebih kecil dari rumahnya yang dulu.

" kenapa mara? " tanya haechan sambil tangannya terus menjemuri pakaian loudry yang di cucinya.

" gue mau ajak lu hiling chan, muka lu dari pagi suntuk amat gue lihat, jangan terlalu di pikir allah pasti udah merencanakan jalan yang terbaik buat lu" ceramah jemara sambil ikut membantu haechan yang menjemuri pakean yang hambir 3 bak besar.

haechan terkekeh, jemara ini orang nya nggak keliatan alim rapi kalau ceramah ada bener nya juga.

" kemana? "

Ini chan undangan tadi tuh di kampus ada acara sosialisasi gitu, kita di tawarin buat daftar jadi pendonor, jadi niatnya gue mau bikin surat donor gitu, jadi kalau gur mati nanti masih bisa bantu orang orang kaya cesa contohnya, lu mending ikut sih niatnya gue mau bikin surat izin donor mata sama ginjal, sisanya masih ku pikir lagi, masih serem kali besok gue di kubur kosongan " kekeh jemara

" nggak ikhlas itu berarti"

"Demi allah Ikhlas chan, makanya gue mau ngajak lo biar gue ada temennya dan dapet pahala karna udah nyebar kebaikan" haechan terkekeh melihat wajah temannya, mara tidak pernah menunjukkan bahwa marah ataupun merasa kesal walaupun dari mukanya sudah seperti di tekuk tekuk beberapa kali

" gue selesai ini dulu deh , tolong anterin cesa ke rumah kamu , nitip "

Jemara memberikan gestur hormat pada haechan langsung berlari ke dalam rumah untuk menghampiri cesa. Begitu masuk ia melihat cesa sedah terduduk di meja makan, di depannya masih ada nasi goreng hangat yang mara tebak baru haechan buat, dari sekian banyaknya manusia yang pernah jemara temui ia memilih haechan sahabat untuk di beri gelar orang paling tulus, mana ada orang yang mau menerima dengan lapang dada orang yang memecah belah keluarganya, jika seumpama jeemara yang ada di posisi haechan mungkin ia akan menyalahkan segala hal yang terjadi di hidup nya kepada cesa.

" sa, gue mau pergi sama abang lu, yuk ke rumah gue"  ucap mara yang langsung menyentuh pundak cesa membuat anak itu sedikit tersentak

" astagfirullah, bang mara kayak jelangkung bikin cesa kaget aja, jantung nya cesa kalau copot gimana, abang mau ganti nya, mau bayar berapa, ih kesel cesa deh jadinya, eh tadi katanya abang sama abang hae mau pergi ya? Kemana? Kok cesa nggak di ajak? Kebiasaan mah cesa di tinggal terus, bosen banget nggak ada yang ngajak cesa main" seperti biasa cesa memang anak yang crewet, sangat crewet yang membuat mara mengelus dada.

"Mau nyari pacar sa, kamu masih kecil jangan dulu, haechan kan jones jadi gue cariin pacar biar jangan galau galau terus" ucap jemara asal, yang penting mah cesa udah diem.

*********

" Mama mau pulang? " ucap pemuda yang kini tengah menonton film di televisi besar milik keluarganya. Dengan tangan yang memegang handphone nya berbicara pada orang yang jauh entah dimana.

" iya laskar mama sama papa mau pulang adik kamu mau lanjut pengobatan nya di Indonesia saja katanya, bilang sama bibi buat bersihkan kamar adik kamu, di tata juga rumahnya, besok sore kayaknya kita udah sampai rumah " ucap seorang wanita yang terlihat senang dari nada bicaranya

" kenapa pulang, bukannya udah betah di sana, laskar nggak nerima tamu " ucap laskar kesal

" laskar!!!" tekan sang ibu kepada laskar di telfon

" iya iya " balas laskar langsung mematikan handphone nya.

******
" udah selesai lu " jemara merangkul haechan yang tadi mendapat giliran setelahnya. Sekarang mereka resmi menjadi pendonor yang terdaftar.

" setelah ini mau kemana?, mumpung keluar sekalian lah makan gitu main gitu gue traktir deh" ucap jemara membuat haechan mengembangkan senyumnya

" nanti beliin buat cesa juga ya mar, jangan setengah setengah neraktir gue juga harus neraktir cesa , masa gue makan enak cesa nanti makan nasgor  " ucap haechan yang di selingi kekeh an

" iya santai aja gue udah siap kok nggak jajan 3 hari"

Jemara sekeluarga bukan lah orang yang kaya tapi alhamdulillah mereka selalu berkecukupan ibu jemara adalah penjahit rumahan, ayahnya pekerja swasta di luar kota . tirta mahasiswa semester akhir yang kadang memiliki penghasilan sendiri dengan brkerja serabutan mengisi waktu luang, dan jemara adalah maba yang baru 2 bulan kuliah.

Keluarga mereka jelas berbanding terbalik dengan keluarga nya , dulu ia lah yang sering merangkul jemara memberikan jemara jajanan, mengajak jemara bermain mainan baru yang ayahnya beli.

Haechan dulu pernah hidup begitu berkecukupan bahkan saat mengeluarkan uang pun ia tidak akan berfikir dua kali.

Tapi lihatlah sekarang, jangankan untuk membiayai pengobatan keluarga nya atsupun untuk kuliah seperti yang ia impikan dahulu, untuk makan saja kadang harus di irit irit.

Dulu haechan ridak pernah iri dengan siapa pun tapi sekarang is iri kepada jemara yang memiliki jalan hidup semulus pantat bayi.

Tidak seperti dirinya yang seperti kapal di tengah lautan. Kadang was was takut tenggelam kadang terkena ombak, kadang hampir tengkurap alias hidupnya tidak pernah tenang.

" pengin apa chan?" Ucap mara sambil mengguncang bahu temannya, dari tadi ia tanya hal yang sama tapi tidak di jawab.

" pengin kebab , deket smp gue mar " ucap haechan sambil tersenyum setelah sadar bahwa dari tadi ia melamun tidak jelas.

Gara gara melamun tadi ia jadi teringat dengan tenggak waktu yang di berikan tumah sakit, sudah hampir lewat 2 hari tapi ia sama sekali belum memegang uang yang di butuhkan.

" oke, enak tuh " ucap jemara yang langsung menjalankan motornya ke arah smp milik haechan.

*****

25 vote lanjut yaaa


rainy dayTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang