Hari berputar seerti biasanya, walaupun harus mencari uang yang banyak entah bagaimana rupanya, haechan tetap lah rutin mengunjungi ibunya yang sekarang lebih banyak tidur.
Haechan hanya maklum, ia saja yang demam malas untuk melakukan apa pun apalagi rasa sakit di seluruh badan yang ibunya rasakan, haechan tidak mampu membayangkan.
Dan sekarang haechan sedang membasuh mukanya di mushola rumah sakit berniat menenangkan kepalanya yang makin hari makin berisik rasanya.
"Saya sudah melihat hasil rekap mu di daftar pendonor" ucapan itu membuat haechan kaget, ia sempat bingung siapa yang di ajak orang di sampingnya itu berbicara dengan tiba tiba.
" bicara pada saya?" Tanya haechan pasalnya tidak ada satu pun orang di sana selain dirinya
" iya, nama saya atmaja, kamu bisa panggil saya pak maja, saya punya penawaran, saya melihat hasil rekap mu di pusat donor saya sering ke sana untuk melihat data, kebetulan namamu terlintas jadi saya membacanya, saya berniat membeli jantung mu untuk anak salah satu pengusaha, dia berani membayar berapapun yang kamu inginkan, agak jahat memang tapi ku lihat ibumu sedang membutuhkan dana benarkan, di kartu ini ada 500 jt untuk dp kamu bisa meminta lebih nanti " ucap pak atmaja sambil menyodorkan kartu debitnya dan meraih tangan haechan untuk menerimanya.
Haechan menatap kartu di tangannya, ia bingung mau menjawab apa, ingin menangis rasanya, hatinya begitu sakit mendengar penuturan pak atmaja, masa harus mati dulu untuk melihat ibu dan adiknya sembuh.
Pak atmaja tiba tiba terkekeh, lucu menurutnya melihat wajah haechan yang begitu pias " bukankah kita di pertemukan adalah takdir, yang paling kamu butuhkan saat ini adalah uang, kamu pasti berfikir setelah menerima uang ini kamu akan langsung mati tapi kami tidak sejahat itu nak, kamu hanya perlu menjadi pengganti di saat anak tuanku sudah tidak bisa di atasi lagi, keadaan nya sekarang cukup baik , kau hanya menjadi pengganti , jangka waktunya tidak di tentukan bisa waktu dekat bahkan bertahun tahun setelah kamu menandatangani kontrak, berkumpulah dengan keluarga mu nak , bahagialah " ucap pak atmaja sambil menepuk tepuk bahu haechan.
***********
Haechan agak ragu untuk membuka pintu rumah bi ning, tangannya memegang amplop berwarna coklat besar berisi uang ratusan juta, ia takut di tanya macam macam bagaiamana ia akan menjawabnya nanti, tapi Orang itu mengatakan pertemuannya dan haechan adalah takdir, entah pikiran dari mana ia akhirnya menerima tawaran nya , ia sempat mengobrol lebih lama dengan pak atmaja di dalam mushola sambil menandatangani perjanjian dan melihat siapa anak yang akan menerima jantung nya nanti.
"Assalamu'alaikum" setelah berdiam lama di depan pintu akhirnya haechan memberanikan diri untuk memutar knop pintu.
" Abang " ucap cesa langsung berdiri saat mendengar suara kakaknya.
"Santai sa santai" ucap tirta terkekeh melihat kelakuan adik dari haechan ini.
" bang , haechan udah dapet uangnya, kita anterin cesa ya bang " ucap haechan setelah menarik cesa untuk duduk kembali.
tirta melihat amplop yang di bawa haechan , setelah itu haechan reflek menyodorkannya.
" chan dapet uang dari mana? Bi ning menyeletuk agak kaget haechan bisa mendapatkan uang yang begitu banyak di waktu singkat.
" haechan utang sama seseorang bang, alhamdulillah dapet nggak di buru buru juga Ngembaliin nya, bakal di ambil kalo udah butuh aja katanya " ucap haechan ia tidak berbohong ia memang berhutang tapi bukan uang yang akan orang itu ambil namun jantung nya , nyawanya.
" tirta langsung memeluk haechan dan cesa, ia bahagia sungguh, tirta sudah menganggap keduanya bagian dari keluarganya begitu pula ayah, ibu dan jemara.
" alhamdulillah, nanti bibi sama bapak in shaa allah ikut bantu nabungnya biar cepet ke kumpul ya nak, tirta juga kalau ada uang lebih bantuin adiknya ya " ucap bi ning tersenyum senang .
Besok kalo cesa udah sembuh nanti kita syukuran ya.
Dari banyaknya kata syukur yang keluar, hanya cesa yang terdiam.
" cesa nggak mau bang, uangnya buat pengobatan ibu aja dulu, cesa nggak papa kok" ucap cesa, ia takut sumpah serapah dari ibu haechan akan menghujani nya nanti.
" biaya ibu udah lunas sa, besok jam 9 bakal mulai operasinya, ini emang uang khusus buat operasinya cesa, cesa sama ibu harus sama sama sembuh sama sama sehat " ucap haechan
Setelah mendengar itu cesa akhirnya menangis, ia memelik haechan erat menyembunyikan wajahnya yang sedang menangis keras.
" cesa bakal bisa liat abang?, cesa bakal bisa jalan tanpa takut jatuh cesa bisa lari lari lagi, cesa bisa keeja bantuin abang, abang nggak perlu lagi nanggung pekerjaan sendiri karna cesa nggak bisa apa apa " ucap cesa di tengah sesenggukan nya.
" akhirnya cesa bisa liat wajah gantengnya bang tirta " ucap tirta dengan percaya diri
" bang tirta mah paling bentukannya kayak dedemit gantengan abang haechan sama bang mara " ucap cesa yang akhirnya menunjukkan wajah sembabnya.
" eh jangan salah ya, abang mah ganteng nya kebangetan sa makanya bisa punya pacar nggak kayak 2 bocil yang tadi kamu sebutin " ucap tirta yang hanya di balas kekehan dari mara dan haechan.
" cesa juga ganteng kok, kulitnya putih tinggi juga " ucap bi ning yang mengelus kepala cesa sayang.
********
Malam harinya mereka langsung ke rumah sakit untuk mempersiapkan operasi cesa, hari ini cesa mulai rawat inap untuk menyiapkan tubuh cesa agar siap menjalankan operasi lusa.
Cesa harus menjalankan rangkaian chek up untuk mengetahui keadaan anak itu, sekarang di rumah sakit cesa di temani keluarga mara dan haechan.
" lo dapet uang dari mana chan, gue kenal lu banget chan lu nggak punya kenalan orang kaya, jangan bilang lu jual tubuh lu ke om om ya chan, berapa per malam chan ampe dapet banyak kaya gitu" ucap mara ia memang ceplas ceplos
" amit amit mar astagfirullah ada ada aja lu ya" marah haechan langsung menoyor kepala mara.
Terus dari mana
" terus dari mana, perasaan kek mudah banget dapetin uang ratusan juta lu" ucap jemara sambil meminum kopi hangat yang ada di depannya.
" dapet dari keluarga kandung gue mar, baru tau kan lu gue anak angkat ibu bapak gue, gue juga baru inget kemarin " ucap haechan.
"Gue di jual dulu waktu kecil ke bapak buat biaya perusahaan ayah gue yang bangkrut " ucap haechan terkekeh lagi
" sekarang mereka sesukses itu, ayah berhasil bangun perusahaan nya mar, ngelebihin perusahaan bapak yang dulu" ucap haechan sambil menyeka air matanya yang keluar tanpa sadar.
Ia jadi teringat sakitnya di lepaskan begitu saja oleh orang tuanya, mereka mungkin tidak menyayangi nya sebesar kakak dan kembarannya.
Dulu ia sebenarnya tau bahwa laskar lah yang di minta oleh bapak dan ibu nya tapi ayah nya malah menyerahkannya sebagai gantinya.
Haechan tidak bisa menolak saat di jemput oleh bapak dan ibu waktu itu, ia hanya bisa menangis sendiri untuk beberapa hari.
Dan akhirnya ia mencoba ikhlas, karna alhamdulillah keluarganya yang baru begitu menyayanginya.
Ini juga yang membuat ia mengerti kenapa sang ayah memilih membuat keluarga baru di luar sana, karna cesa adalah anak kandung yang selama ini ayah nya harapkan dari sang ibu rima.
KAMU SEDANG MEMBACA
rainy day
Fanfictionhaechan yang harus membiayai ibu dan adiknya terpaksa harus menerima tawaran seseorang untuk menggadaikan jantung miliknya.