2

133 24 5
                                    

Roronoa Zoro, putra tunggal Duke Roronoa, pewaris sah yang akan mendapatkan posisi sang ayah jika ayahnya tiada.

Keluarga Roronoa sudah mengabdikan dirinya sejak kekaisaran baru dibentuk. Sang kaisar dan Duke Roronoa generasi pertama adalah sahabat dekat, kemudian terus berlanjut hingga keturunan-keturunannya.

Pewaris takhta kerajaan pasti berteman baik dengan anak pertama keluarga Roronoa.

Itulah hubunganku dengan Zoro.

Kami sudah sangat dekat sejak kecil, menjadi teman sepermainan. Zoro adalah teman setiaku, loyal, sebagaimana prinsip Roronoa itu tertanam padanya.

Karena itu, di kehidupan keduaku ini, aku tidak menyangka bahwa Zoro juga bereinkarnasi, dengan nama dan wajah yang sama. Aku sangat senang mengetahui orang terdekatku ada di sini.

Namun di sisi lain, aku takut membayangkan hal lainnya.

Jika Zoro juga bereinkarnasi, bukankah yang lain juga? Teman-temanku yang lain, siapapun yang ada hubungannya denganku, termasuk dia.

Aku segera menoleh ke segala arah, mengabaikan raut bingung Zoro di depanku. Aku mencari satu wajah, entah ada atau tidak.

"Kau ini kenapa sih sejak tadi? Kau tahu namaku, tapi kau tidak menjawab pertanyaanku dari mana kau mengenalku." Zoro menggerutu, menghela napas.

Aku tersenyum, memfokuskan perhatianku padanya. "Wari, Senpai. Kalau aku menjawabnya, Senpai mungkin akan berkata aku gila, shishishi!"

Wajah Zoro terlihat kesal. Dia berbalik. "Akan kubuat kau mengaku nanti!"

"Mengaku?"

Pria berambut hijau itu sudah berjalan meninggalkanku. Aku terus melihat punggungnya, bertanya-tanya, ketika Coby kembali dengan raut tertekuk.

"Huhu Luffy-san, aku tidak berhasil."

Fokusku teralih. "Kau salah menebaknya?"

"Iya! Kau tau, Senpai itu berkata bukan jeruk bahan terakhirnya! Uh, aku kira itu jeruk karena rasanya seperti jeruk!" Coby menunjuk pria yang sedang merapikan peralatan masak.

Aku mengerjap. Wajah senpai di depan kini lebih terlihat jelas. Penglihatanku tidak salah. Dia, wajahnya familier seperti Zoro.

"Coby, katamu kau mengenalnya?"

Coby mengangguk, kembali duduk bersila saat panitia MOS menyuruh kami duduk tenang.

"Apa kau tahu namanya?" Mataku masih mengawasi gerakan senpai itu, yang kini berjalan ke pinggir lapangan.

"Ya, aku tahu! Dia itu terkenal, Luffy-san. Namanya itu--"

Belum habis kalimat Coby, aku sudah terkejut di tempat.

Saat ini, senpai itu berjalan menuju Zoro. Aku memicingkan mata. Mereka berdua terlihat 'akrab'. Rambut kuning, perawakan kurus nan tinggi. Tidak salah lagi.

"Sanji ya...."

"Iya, Luffy-san! Namanya Sanji!"

Senpai itu adalah orang di kehidupanku yang sebelumnya, seperti Zoro.

Aku segera memikirkan banyak hal. Zoro dan Sanji, dua orang dari kehidupan pertamaku ada di dekatku, tetapi Zoro tidak mengingatku, entah Sanji ingat atau tidak.

Atau hanya aku yang mengingat semuanya? Jika itu benar, mengapa? Dan bagaimana cara agar mereka mengingatnya?

Aku menggelengkan kepala sekali. Tidak, mereka diberi kehidupan kedua sepertiku. Ini kehidupan yang baru. Aku tidak berhak mencampuri hidup mereka lagi.

My UniverseTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang