Kisah 7 - Abang Iparku, Bang Deri

815 11 0
                                    


 "tok...tok..tok..." bu, nauval pulang" aku yang baru saja pulang dari sekolah mencoba memanggil ibu untuk di bukakan pintu. "tok...tok...tok... bu... ibu" namun masih tidak ada yang membukakan pintu. Tanpa berfikir panjang akupun mencoba menekan ganggang pintu, dan ternyata pintu tidak terkunci sehingga aku berhasil membukanya. Akupun masuk kedalam rumah dan celingak celinguk memperhatikan kondisi rumah yang tampak sepi.

Akupun masuk kedalam rumah hendak menuju kekamarku sambil mencoba memanggil ibu namun masih tak ada sahutan. Namun tiba-tiba bang Deri keluar dari kamar dan berdiri di bibir pintu hanya dengan celana pendek sambil menggaruk kepaalanya dan menguap. Akupun terlena dengan pemandangan yang aku saksikan, dimana bang deri hanya menggunakan celana pendek dan bertelanjang dada, memperlihatkan dadanya yang bidak, lengannya yang berotot dan perut yang rata, mungkin karena bang deri memang sering berolahraga.

"ibu dan kak ratna sedang pergi ke rumah pak egi val, kan mau ada hajatan" ucapnya yang memecah lamunanku.

"eeh.. iya bang" jawabku yang sedikit salah tingkah dan berjalan menuju kamarku. Memang dirumah pak egi akan ada hajatan pernikahan anaknya yang pertama, sehingga rata-rata orang dikampungku akan berdatangan untuk membantu mempersiapkan hajatannya.

"abang lanjut tidur dlu yah, capek banget" ucap bang deri

"emang abg ngapain samapai capek?" tanyaku saat hendak melewati bang deri.

"tadi bantuin pak egi membersihkan pekarangan rumahnya" ucapnya dan berbalik badan masuk kembali kekamarnya. Akupun melanjutkan perjalananku menuju kamarku. Sampai dikamar aku terbayang-bayang akan badan bang deri yang begitu gagah. Akupun mencoba membuyarkan lamunanku dengan mengganti pakaianku sekolahku dengan pakaian sehari-hari. Akupun berencana hendak makan siang, karena memang aku merasakan lapar.

Setelah selesai mengganti pakaianku, akupun keluar dari kamar dan menuju ke meja makan untuk makan siap. Namun sesampainya aku disana, begitu aku buka tudung saji, tidak adapun sedikit makanan disana. Akupun menutup kembali tudung saji dan menuju kekamar bang deri untuk menanyakan makanan. Akupun menyegerakan langkahku, sesampainya didepan kamar bang deri, aku mendapati bahwa pintu tidak ditutup. Akupun masuk kedalamnya, dan memanggil bang deri, namun tidak ada sahutan. Aku masuk lebih dalam lagi, ternyata bang deri sedang tidur terlentang di atas kasurnya, dimana tangan kananya menutup matanya dengan lengannya lengkap dengan celana pendeknya tadi. Sehingga, dengan posisi seperti itu menampakkan ketiaknya yang ditumbuhi bulu-bulu. Tidak hanya itu, akupun memperhatikan celana pendeknya yang mononjol dan menggembung di bagian selangkangannya. Seketika, badanku menjadi gelisah memperhatikan pemandangan didepanku ini.

Untuk kelanjutannya dapat dibaca melalui karya karsa (link ada di profile) atau dapat menghubungi melalui WA 081266399028. Terimakasih

Bocah DesaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang