Lelaki yang diluar kembali masuk.
Tatapannya begitu tajam tapi terlihat ramah di mata sahabat sahabatnya. Bola mata itu mengarah ke Kara"Udah bangun blom?" Tanyanya
"Udah! Lo cuman sendiri? Allby mana?"
"Gak tau, kayaknya gak kesini"Lelaki itu bernama Aruka Argatala Ferdinand -sahabat ke-tiga nya Kara. Orang yang paling sabar menghadapi segala kelakuan jahil Kara. Orang pertama yang akan selalu Kara jahili.
Aru duduk disampingnya. Ia harus sabar untuk menerima apapun yang dilakukan sahabat kecilnya. Kara bergeser mendekat lalu mengeluarkan handphonenya.
"Ru, Lo pernah nonton b***p gak?" Tanya Kara memulai ke sok polosannya
"Nggak"
"Lo yakin?"
"Emang kenapa? Lo mau di ewe?"Kara menjauh, bukan itu jawaban yang diinginkannya. Tidak seharusnya Aru menganggap Kara pihak bawah karena terlalu valid. Sejujurnya agak menyakitkan.
Aru menepuk nepuk belakang kepala Kara "cuman bercanda kok"
"Jangan pegang"
"Mau gue cubit" Aru malah mencubiti pipi Kara
"Ish! Dibilangin jangan!!"Kara langsung menjauh kesofa sebelah. Mengusap pipinya seolah tangan sahabatnya itu kotor. Aru masih tersenyum tanpa rasa bersalah.
"Kara, kapan lo kesini?"
Suara yang tak asing terdengar dibelakangnya. Kara reflek menoleh.
Arcell yang terlihat lebih dewasa berjalan mendatanginya. Kembaran Arcell, Marcell Mahereza Farshal."Mau makan gak? Gue bikin nasi goreng" Marcell tersenyum menyambut tamunya
"Nanyain ke Kara doang? Gue kagak?" Arcell memeluk kembarannya dari belakang.Arcella dan Marcella adalah saudara kembar yang dimana Arcell menjadi kakaknya. Mereka bukan hanya saudaraan, hubungan mereka lebih dalam. Seperti sepasang kekasih. Mereka rela menyakiti orang tua sendiri demi bisa serumah.
Mereka sempat dipisahkan karena terbongkarnya rutinitas melam mereka. Rutinitas yang membuat mereka saling mencintai. Lucunya Marcell dengan santai mengungkapkan perasaan nya ke sang kakak.
Untuk cerita rincinya Kara tidak tahu menahu. Yang penting mereka bersama lagi. Sebenarnya Arcell tidak terlalu memikirkannya, hanya saja Marcell yang menggila seperti induk kehilangan anaknya.
Balik kesaat sekarang dimana Arcell sedang memeluk adiknya. Pemandangan yang sering dilihat saat mereka bersama. Kara terkekeh geli melihat respon Arcell yang tiba tiba manja.
"Noh, ayangnya cemburu" goda Aru sebagai penonton mini drama roman yang tiba-tiba
Marcell menarik kakaknya kedepan" mau makan dulu apa main dulu?"
"Kemarin udah, istirahat dulu" Arcell mendorong jauh lalu beralih ke Kara "makan yok, gue tau lo laper"
"Nanti" jawab Kara.
.
.
.
.4 jam kemudian. Suasana terasa sangat canggung. Aru dan Kara ditinggal begitu saja diruang tamu sementara sang pemilik rumah pergi bermain. Kara bergeser menjauh.
"Lo gak nyaman?" Tanya Aru dengan datarnya
"Hmm... Gak juga sih. Gue pengen..."Aru langsung menarik tangan Kara lalu membaringkan tubuh itu. Pahanya menjadi bantalan.
"Lo pengen ini 'kan? Santai aja"
Kara berbalik mengarah Aru "Lo lebih pendiam dari Allby, bikin canggung"
"Trauma lo udah sembuh?" Aru menarik tengkuk Kara
"Gue gak punya trauma"
"Bo'ong"
"Itu gak berlaku buat sahabat gue"Aru mencubit pipi Kara. Dibandingkan dengan sahabat,ia lebih menganggapnya sebagai adik. Sifat Kara yang suka nge caper dan manja membuat sahabat sahabatnya gemas.
"Hari ini gak ada apa apa kan?" Tanya Aru sambil mengelus lembut kepala Kara
"Nggak, emang ngapa?"
"Takutnya lo kumat"
"Kumat....?" Kara teringat kiriman tadi siang " Gue dapet kiriman, kaya diteror gitu"
"Kaya gimana?"
"Dia ngasih foto sama barang random gitu, trus, ngaku ngaku...."
"Ngaku ngaku apa ? Jadi pacar lo?"Kara bangkit dari rebahannya lalu menatap Aru dengan kening mengerut"gue curiga "
"Lah? Maksud lo apa? Gue cuman ngira ngira. Jangan sembarangan lo!"
Kara tersenyum"canda doang. Lo bisa cerewet gini ya?"
"Bisa lah! Lagian juga lo itu berharga buat kita"
"Kalo gue gak berharga... Lo gak bakal merhatiin gue gitu?"
Aru menatap kara serius"Lo adek angkat gue, bakal gue jagain terus"
"Bisa aja"
KAMU SEDANG MEMBACA
Crazy Love; Crazy Boyfriend [HIATUS]
Novela JuvenilBerawal dengan bertemu lelaki misterius di warungan. Athala Karasha Heint terus dihantui oleh teror tak senonoh. Semakin hari semakin parah. Teror yang mengaku sebagai seseorang yang berhak memilikinya Foto Kertas Video Semuanya Akan kah Kara...