Chapter 5

99 5 0
                                    

      Kara terbangun dari tidurnya.
Tubuhnya sudah pindah keatas kasur. Matanya menyipit untuk memperjelas penglihatannya, walau cuman sementara. Ia melihat Aru yang sedang memakai pakaiannya karena baru selesai mandi. Padahal masih jam 4.

"Aru..."panggilnya
"Apa? Mau pulang?" Aru menoleh melihat Kara mengangguk " gak boleh"
"Kenapa?"
"Kalo lo balik sekarang bakal di ewe, mau diewe?"

     Kara menggeleng. Kenapa pula ngomongin pengewean sepagi ini. Kelihatan mesumnya. Aru mendatangi Kara.

"Nurut sama gue, gue tau dirumah lo ada orang mesum. Orang itu nungguin lo" Aru mencubit pelan pipi Kara
"Gue tetep pulang, gue bisa ngelawan nya "
"Gue ikut "

.
.
.
.
.

.
.
.

      Kara yang tadinya bilang 'ngelawan' malah ciut ditengah jalan. Kara tak berani melangkah lebih jauh lagi kedalam rumahnya. Diruang tamu ada Reno yang telanjang dada lagi asik menonton TV sembari menyeruput kopi. Bukan terpesona tapi takut.

"Gak masuk?" Tanya Aru pura pura tak mengerti Kara. "Gue ke Marcell lagi, ya"
kara menggeleng
"Lah? Katanya mau di lawan "
Kara memutar balik kearah Aru "kalo gue diewe gimana?! Nanti gue hamil gimana?"

      Aru terkekeh kalau Kara adalah pacarnya ia pasti akan langsung menyambar bibir tipis itu. Kara melirik kebelakang dan disaat yang bersamaan Reno juga melirik kearahnya. Kara langsung panik.

"Ru! Lo 'kan abangan gue! Lo mau adek lo yang imut ini hamil?"
Aru menyeringai kecil"Lo mau gue pasangin rahim biar bisa hamil? Tapi hamilnya dari sperma gue "

    Kara mengerutkan keningnya. Saat ini ia masih sedang mengumpulkan nyawa, jadi sadar tidak sadar mengatakan itu. Aru mengacak-acak rambut Kara gemas.

"Gue temenin sampe lo berangkat sekolah, ya?"

      Kara mengangguk, lebih baik begitu 'kan? Daripada menyesali kejadian merugikan yang akan terjadi. Aru memeluk pinggul Kara lalu menuntutnya ke kamar.

"Harus megang pinggang gue?" Tanya Kara ditengah jalan
"Iya. Biar mikirnya kita itu pacaran"
"Gue gak mau pacaran sama lo"kara menyingkirkan tangan Aru dari pinggulnya
"Ya kan lo adek gue "


     Aru membuka pintu kamar Kara. Mata mereka seketika membulat melihat kamar itu sangat berantakan dan banyak bekas 'pengaman' yang pasti bau dikamar itu aneh. Aru memeluk kepala Kara agar mendekap kedadanya. Disana juga ada beberapa buah dildo yang cukup besar.  

"Tutup mata lo kalo gak mau nyesel" Aru tau kalau Kara akan kumat saat melihat benda benda seperti itu. Bisa bisa ia dituduh ingin melecehkan, padahal sudah jelas dari tadi menemaninya. untungnya kali ini Kara menurut. "itung sampe 200" lanjut Aru 

        Kara menggeleng kencang dengan mata tertutup. mana mungkin ia akan nyaman lama lama dengan mata tertutup. Terasa menyeramkan baginya. Aru menepuk pelan puncak kepala sahabat imutnya itu" sampe 150 aja" 

Kara kembali menggeleng 

"yaudah 100"

Kara lagi lagi menggeleng "60, jangan lama lama" 

Crazy Love; Crazy Boyfriend [HIATUS]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang