Satu unit mobil maserati lavante masuk ke fakultas ekonomi Universitas Nasional Seoul pagi ini. Melaju dengan kecepatan sedang melewati puluhan mobil lain yang sudah memenuhi parkiran menuju satu spot tersisa yang berada tepat disudut pekarangan. Tampak mencolok dengan warna dominan kuning terang yang begitu kontras dengan mobil lain disekitarnya, seolah mengisyaratkan jika sang pemilik pasti berada di level yang berbeda. Tepat setelah posisi mobil kuning itu terparkir dengan sempurna, seorang wanita dengan balutan kemeja putih gading muncul dari dalam, lengkap dengan sebuah tablet di tangan kiri. Wanita tersebut menyibak Surai hitam dengan poni blonde yang sempat terurai menutupi wajahnya, memendarkan pandang ke seluruh penjuru area seolah sedang mencari sesuatu.
"Jennie!"
Sebuah seruan lantang menarik atensinya. Di pintu masuk kantin fakultas dia bisa melihat Lisa— sahabatnya, melambaikan tangan penuh semangat. Tanpa menunggu lama, wanita yang dipanggil dengan nama Jennie tadi lalu bergegas menuju tempat di mana wanita berpotongan Bob ala Cleopatra yang memanggilnya itu berada.
"Kenapa kau di sini? Bukannya kelas kita sudah mulai—sepuluh menit yang lalu?" Tanyanya sembari menoleh ke jam yang melingkar di pergelangan tangannya.
"Kau tidak lihat ponsel mu?" Balas Lisa bertanya, "Mr. Jacob membatalkan kelas hari ini karena dia harus terbang ke jepang"
"Benarkah? Kenapa aku tidak tau?"
"Iya, Mr. Jacob mengirim pesan di grup kelas 20 menit yang lalu. Aku kira kau sempat membacanya"
"Astaga harusnya aku bisa tidur lebih lama" keluh Jennie kehilangan semangat yang sudah susah payah dia kumpulkan setelah mengecek kebenaran dari apa yang tadi Lisa katakan melalui tabletnya.
Sebenarnya tadi pagi Jennie sudah enggan untuk berangkat ke kampus. Matanya masih terlalu lelah untuk terbuka, namun ketika mengingat mata kuliah Pengantar logika fuzzy dengan Mr.Jacob sudah tiga kali tidak dia ikuti maka Jennie segera bergegas bangkit. Melawan seluruh rasa kantuknya dan bersiap menghadiri kelas hari ini dengan tekad yang kuat. Dia tidak ingin mendapat nilai dibawah B— apalagi E di semester ini. Dia tidak ingin IPK nya turun dan berakhir menjadi bahan ejekan oleh si keparat kampus saingannya. Akan dia taruh di mana harga dirinya jika semester ini dia harus kalah kembali? Ayolah, dia tidak akan biarkan itu terjadi lagi. Dia tidak akan biarkan keparat itu merasa ada di atas angin.
Oh, berbicara tentang si keparat, apakah dia tau bahwa Mr. Jacob membatalkan kelas?
"Kau sendirian? Apa yang lain sudah tidak datang sedari awal?" Tanya Jennie sembari kembali memendarkan pandang ke sekeliling bangunan fakultas mencoba mencari jejak teman-teman sekelasnya yang lain.
"Kebanyakan sudah pulang, sisa beberapa orang saja di dalam"
"Siapa?"
"Taehyung dan teman-temannya"
Jennie memutar malas kedua bola matanya mendengar nama yang tadi Lisa sebutkan, nama si keparat saingannya. Ternyata dia sudah sampai lebih dulu dibanding Jennie. Boleh juga, cukup bersemangat.
"Doyeon dan Yeri juga ada di dalam sedang sarapan, kau mau ikut?" Tawar Lisa sembari menyebut dua nama sahabatnya yang lain.
"Oke boleh"
Keduanya berjalan santai memasuki kantin yang terkenal sangat digemari oleh mahasiswa berbagai fakultas di kampus mereka. Dengan bangunan dua lantai dan view yang langsung mengarah ke danau kampus menjadikan kantin fakultas MIPA sebagai salah satu tempat bersantai terbaik untuk menghabiskan waktu menunggu jam selanjutnya ditemani oleh secangkir es americano. Oleh karena itu tidak heran jika kantin fakultasnya ini selalu tidak pernah sepi pengunjung.
KAMU SEDANG MEMBACA
EROS
Romance"kau tau, kau terlihat ribuan kali lebih cantik setiap kali seperti ini, penurut, tidak banyak tingkah, dan sedikit berantakan di bawah kungkungan ku. Demi tuhan, kau sangat cantik" "sssttt diam kau bajingan, jangan harap aku akan percaya dengan kat...