5. Imaginary

612 122 61
                                    

"Jadi kau benar-benar menendang kebanggaannya Jen?" Kedua mata Lisa membola tak percaya, mengkonfirmasi fakta yang sudah dua kali dia dengar hari ini—pertama ketika Jennie meneleponnya siang tadi dan yang kedua beberapa detik lalu.

Anggukan singkat Jennie beri sebagai jawaban sebelum dia menenggak habis satu sloki miliknya. Tatapannya tampak berapi, seolah siap menghanguskan seluruh benda yang tersapu oleh kedua mata kucingnya.

"Aku menendangnya sekuat yang ku bisa, lalu ketika dia merintih kesakitan aku mendorongnya keluar dengan cepat"

"Astaga, itu pasti menyakitkan" Lisa meringis membayangkan bagaimana kondisi Taehyung saat itu.

"Lagi pula siapa dia berani-beraninya menciumku begitu saja. Meskipun hubungan kami seperti itu, bukan berarti dia bebas melakukan apapun tanpa persetujuanku"

Semenjak mereka memulai hubungan yang tidak bisa dideskripsikan ini baik Taehyung ataupun Jennie sudah sepakat untuk tidak melakukan hal apapun tanpa persetujuan satu sama lain. Jika Taehyung tidak boleh Jennie melakukan A, dia tidak akan melakukannya. Begitupula jika Jennie tidak boleh Taehyung melakukan B, maka Taehyung pun akan menurutinya. Oleh karena itu ketika Taehyung melarang Jennie meninggalkan beberapa peralatan mandi di rumah pria itu Jennie tidak keberatan untuk mengemasnya kembali.

"Memangnya jika dia meminta persetujuan mu kau akan terima? Tidak kan?" Lisa jelas mengejek. "Sudahlah Jen, jangan terlalu ketus pada Taehyung. Kenapa kalian tidak akur saja dan mulai jalin hubungan normal seperti orang lain?"

"Hubungan normal apanya"

Jennie kembali menuangkan minuman.

"Berkencan. Kalian pasti akan jadi pasangan paling serasi setelahnya"

Sedetik setelah Lisa menyelesaikan kalimatnya, Jennie lantas terkekeh kecil. Merasa Geli mendengar kata-kata tidak masuk akal yang baru saja Lisa katakan.

Berkencan dengan Taehyung? Oh ayolah, itu tidak mungkin terjadi. Taehyung adalah pria yang berada di list paling terakhir yang mungkin akan Jennie kencani mengingat bagaimana sifat asli pria itu. Dia terlalu dingin, atau mungkin beku lebih tepatnya. Dia tidak berhati. Dia tidak perduli pada siapapun kecuali dirinya sendiri dan Jennie tidak suka itu.

Bahkan jika waktu boleh diputar lagi ke momen enam bulan lalu. Jennie pasti sudah lari terbirit-birit menghindar dari Taehyung agar dia tidak harus terikat oleh benang imajiner yang ada antara mereka. Oh sial, Jennie kembali berdecak kesal mengingat itu. Mengingat bagaimana dengan tololnya dia bisa berakhir seperti ini hanya karena tidak mampu menahan egonya yang terluka.

Sejak tahun pertama masa perkuliahan, semua orang tau bahwa Taehyung dan Jennie pasti akan menjadi rival kelaknya. Bagaimana tidak, sejak awal masuk mereka sudah jelas sama-sama menunjukkan aura persaingan yang begitu kentara. Berusaha sebaik mungkin agar bisa mendapat IPK yang paling tinggi agar kelak ketika lulus mereka bisa meraih gelar pemuncak program studi.

Semester pertama dan kedua Jennie bisa mengalahkan Taehyung dengan selisih nilai hanya 0,01, namun di semester ketiga Jennie lah yang harus kalah. Patah hati karena diselingkuhi oleh Kwon Jiyong membuat fokus Jennie terganggu hingga Taehyung bisa sukses mengalahkannya dengan selisih 0,03. Atmosfer diantara mereka semakin panas, bahkan berlanjut hingga semester empat yang lagi-lagi sukses Taehyung ungguli. Ketika memasuki semester lima, entah mengapa waktu terasa berlalu dengan begitu cepat, hingga pada penghujung semester Jennie mulai merasa jengah. Dia benci melihat Taehyung yang meskipun tidak pernah mengejeknya secara langsung, namun dia jelas terus meremehkan Jennie melalui tatapannya. Jennie benci itu, bahkan sangat benci sehingga tanpa berpikir panjang dia lantas mendatangi pria itu dan mengajaknya melakukan kesepakatan.

EROSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang