"Ku kira kau tidak benar-benar serius akan mulai tinggal di sini sendiri" komentar seorang pria tampan mengambil posisi duduk di kursi ruang tamu apartemen.
"Aku tidak pernah tidak serius dengan ucapan ku Joon, kau tau sendiri hal itu" jawab sang empunya unit yang tidak lain adalah Taehyung.
Taehyung kembali dari dapur membawa tiga kaleng bir menuju ke arah teman-temannya. Tidak lupa beberapa snack juga sudah dia siapkan di sana.
Hari ini dia sengaja membawa kedua sahabatnya— Seojoon dan Hyungsik untuk datang berkunjung ke apartemen barunya. Apartemen yang baru dia beli dua minggu lalu dan resmi dia tempati pagi ini.
"Ya aku tau, hanya saja aku tidak membayangkan jika si putra tunggal keluarga Kim ini dengan mudah membujuk orang tuanya untuk bisa tinggal terpisah"
"Joon, lagi pula ada atau tidaknya Taehyung di rumah orang tuanya itu tidak ada beda. Dia jarang pulang dan lebih sering berada di luar, jadi pasti bukan masalah besar bagi orang tuanya jika Taehyung pindah kemari, lagi pula itu lebih baik dibanding si anak satu-satunya ini berpindah dari satu hotel ke hotel lainnya setiap malam. Bisa semakin buruk nama ketua dewan Kim" Timpa seorang pria lain yang memiliki bentuk mata lebih sipit dibanding yang lainnya— Park Hyungsik .
"Kau benar, bisa kacau pemerintahan kita jika gaya hidup hedon Taehyung terungkap"
"Tidak akan terjadi, tenang saja" santai Taehyung mulai menenggak bir miliknya.
Ayah Taehyung memang merupakan seorang anggota dewan yang sudah menjabat lebih dari tiga tahun. Selama ini tidak banyak skandal pemerintahan yang menyeret nama ayahnya, oleh karena itu kehidupan mereka masih baik-baik saja. Namun, Taehyung percaya sekalipun ada skandal yang menyeret nama ayahnya maka itu tidak akan berarti apa-apa untuk keluarga mereka, semua bisa mereka atasi dengan cukup mudah.
Lagipula jika para pesaing dewan yang ingin menjatuhkan ayahnya mencoba mencari aliran gelap yang mungkin ayahnya pakai, mereka pasti akan kesulitan. Pasalnya keluarga mereka sudah kaya sejak lama, bahkan jauh sebelum Taehyung dewasa. Jadi hidup bermewah-mewah sejak kecil seharusnya bukan lagi hal yang patut mereka curigai.
"Tae, bagaimana Jennie?" Hyungsik mengalihkan pembicaraan.
"Bagaimana apa?"
"Semenjak bersitegang minggu lalu aku tidak pernah lagi melihat kalian bersama. Masih bertengkar?"
"Memangnya mereka pernah akur?" Koreksi Seojoon cepat.
"Tapi setidaknya setelah beberapa sloki mereka akan mesra sampai pagi— tapi akhir-akhir ini tidak lagi"
"Iya, karena Jennie lebih memilih membuka table sendiri bersama teman-temannya dan pria tempo hari, siapa namanya?"
"Jungkook?" Cicit Taehyung ragu-ragu
"Nah Jungkook" serempak Seojoon dan Hyungsik.
Ingatan Taehyung melayang pada kejadian seminggu lalu, saat dia mencoba membawa Jennie keluar dari dekapan seorang pria tapi dia ditolak mentah-mentah. Adu mulut sempat terjadi, terlebih ketika Jennie dengan seribu kata umpatannya mulai memaki Taehyung tiba-tiba dan membuat Taehyung merasa dipermalukan di depan ratusan orang. Padahal yang Taehyung lakukan sama seperti biasa, menyelamatkan Jennie bila dia terjebak dengan pria yang mulai melewati batas wajarnya.
Bukan rahasia umum lagi, Jennie sudah pasti bisa menyelamatkan dirinya sendiri dari pria-pria gila yang kadang bersikap semena-mena padanya ketika di klub. Namun sebelum itu terjadi Taehyung lah yang akan jadi saringan pertamanya. Dia yang akan datang dan mengambil Jennie kembali sehingga Jennie tidak perlu bersusah payah menghadapi mereka lebih lama. Membuat seluruh pria yang menatapnya dengan tatapan lapar terpaksa mengurungkan niat karena sudah pasti harapan mereka sia-sia , karena bagaimanapun juga Jennie tetap akan berakhir bersamanya bukan bersama mereka meskipun mereka sudah berusaha.
KAMU SEDANG MEMBACA
EROS
Romance"kau tau, kau terlihat ribuan kali lebih cantik setiap kali seperti ini, penurut, tidak banyak tingkah, dan sedikit berantakan di bawah kungkungan ku. Demi tuhan, kau sangat cantik" "sssttt diam kau bajingan, jangan harap aku akan percaya dengan kat...