"Kalau ingin bicara datangi saja dia ke sana"
Taehyung menoleh pada Seojoon, sahabatnya yang tengah menyuap sepotong sushi ke dalam mulut. Tatapan penuh tanya Taehyung lempar, meminta penjelasan atas kalimat singkat yang tadi Seojoon lontar.
"Jennie. Jika kau ingin bicara padanya pergilah ke sana" lanjut Seojoon sembari mengalihkan pandangannya pada empat orang wanita yang duduk di pendopo danau fakultas. Tempat yang cukup jelas terlihat dari lantai dua kantin tempat mereka berdua kini berada.
"Bicara?"
"Iya, bicara. Tentang saja yang mungkin ada di dalam otakmu dan membuat kau terus mengamati mereka berempat sedari tadi"
Taehyung menghembuskan nafas berat, "aku berani bertaruh, potong jariku jika aku kalah. Tapi jangankan bicara, dia pasti akan langsung lari terbirit-birit jika aku coba mendekat" ucapnya teramat yakin.
Perkataan Taehyung tersebut bukanlah tanpa alasan. Dia sudah membuktikan sendiri beberapa hari belakangan, tepatnya setelah dia dengan jujur berkata pada Jennie bahwa dia dan Chaewon setuju untuk membantu satu sama lain sembari mencari cara agar perjodohan mereka dibatalkan.
"Maksudmu?" Tanya Jennie waktu itu yang tampak tak mengerti.
"Aku setuju membantu Chaewon memancing Choi Yeonjun, pria yang dia suka agar mulai lebih berani mendekatinya. Sementara Chaewon, dia juga setuju memberiku semua informasi tentang mu"
"Untuk apa kau butuh Informasi tentangku langsung dari Chaewon? Apa kau begitu ingin tau kelemahan ku yang lain agar kau bisa terus mengungguli IPK ku dan sukses menjadi pemuncak?" Tebak Jennie yang masih betah mempertahankan pikiran negatifnya.
"Bisakah kau mulai melupakan pertarungan IPK kita?"
"Kenapa?"
"Karena sedari awal aku tidak tertarik pada pertarungan IPK—" Taehyung menjeda ucapannya, mengamati Jennie lekat-lekat.
"Aku tertarik padamu, Jennie Kim. Semua tentangmu"
Kejujuran Taehyung saat itu sempat membuat Jennie terdiam selama beberapa detik. Namun alih-alih merespon, Jennie justru dengan sedikit panik mulai berbalik dari hadapan Taehyung, mengambil kembali tas jinjing yang sempat dia lempar dan setelahnya dia lari sekuat yang dia bisa keluar dari apartemen Taehyung tanpa satu kata pun keluar dari bibir tipisnya.
Semenjak saat itu, beberapa kali Taehyung sudah mencoba untuk mengajak Jennie kembali bicara. Tapi seperti yang sudah pasti terjadi, Jennie selalu menolak saat didekati seolah Taehyung membawa virus menular yang wajib dia hindari.
Sesuai informasi yang tempo hari Chaewon beri, Taehyung juga sempat mendatangi Octagon beberapa kali demi menemui Jennie. Benar saja, di sana dia bisa melihat Jennie dan ketiga sahabatnya sedang tertawa bersama sembari ditemani oleh beberapa pria yang Taehyung kenal sebagai mahasiswa teknik di kampusnya. Lalu ketika tatapan matanya dan Jennie bertemu, Jennie dengan cepat menarik tangan seorang pria yang Taehyung tidak kenal namanya untuk beralih ke lantai dansa dan tidak sama sekali memberi Taehyung ruang untuk bicara meskipun dia sudah menunggu lama. Oleh karenanya, semenjak kejadian di apartemen hingga detik ini mereka sama sekali tidak pernah bicara sama sekali.
"Jika begitu kenapa kau tidak coba bicara lewat telepon saja?"
"Siapa bilang aku tidak coba?" Balas Taehyung dengan mata hazelnya yang membola tak suka.
"Oh sudah ya?"
"Semua cara sudah ku coba Joon"
Seojoon meringis, sedikit menggelengkan kepala dan memandang Taehyung sedikit prihatin, "ku pikir selama ini sifat kalian sangat mirip Tae. Ternyata aku salah, Jennie jauh lebih keras kepala dibanding kau"
KAMU SEDANG MEMBACA
EROS
Romance"kau tau, kau terlihat ribuan kali lebih cantik setiap kali seperti ini, penurut, tidak banyak tingkah, dan sedikit berantakan di bawah kungkungan ku. Demi tuhan, kau sangat cantik" "sssttt diam kau bajingan, jangan harap aku akan percaya dengan kat...