Lagi dan lagi
Aku menatap beribu bintang di langitnya malam
Menatap sang rembulan yang nampak bercahaya indah
Mengagumi indahnya kekuasaan IlahiHampir setiap malam
Kepalaku menenggak menatap langit gelap
Yang dihiasi oleh bulan dan bintangHampir setiap malam
Dia selalu hadir menemani
Ya, dia temanku
Kesepian dan kesunyianApa aku kurang bersyukur?
Atau memang semua ini benar nyatanya?
Kesepian menjadi teman hidupku
Dan kesunyian menjadi teman curhatkuMungkin di saat langit masih terang
Aku ceria, tertawa, dan bercanda ria
Ya, dengan teman-temankuTapi...
Di saat langit berubah menjadi gelap
Aku justru selalu merasa gelisah dan resah
Dan yang menemaniku hanya mereka
Ya, kesepian dan kesunyianPada akhirnya...
Canda dan tawa hanya sebuah kepalsuan
Resah dan gelisah sudah menjadi santapan bahkan makanan
Kesunyian dan kesepian sudah menjadi teman
KAMU SEDANG MEMBACA
Untaian Kata
PoesíaIni semua tentangku, tentangmu, dan tentang kita yang ku tulis dalam untaian kata. Hanya sebuah untaian kata yang dibentuk menjadi bait-bait indah di kala gelisah, galau, dan sedih menyapa.