Semua itu terpaksa, bukan disengaja

2 2 0
                                    

Yakin kau sudah ikhlas?
Sedangkan kau masih saja menangisinya
Yakin kau sudah ikhlas?
Sedangkan kau masih saja mengharapkannya

Ketika mulut dan hati tak sama
Mulut berkata tak apa-apa
Padahal hati jelas-jelas kecewa
Mulut berkata aku sudah tak mencintainya
Padahal hati dengan sangat jelas masih menunggunya

Ketika otak dan hati tak sama
Otak membencinya
Tapi hati justru malah masih mengharapkannya
Otak menyuruh untuk berhenti
Tapi itu tak bisa dilakukan oleh hati

Hey
Yakin kau sudah ikhlas?
Ikhlas saat kau melihat dia menyukai perempuan lain
Ikhlas saat kau melihat dia tertawa dengan perempuan lain
Jika memang kau sudah ikhlas
Lantas, kenapa lukanya masih membekas?

Hey
Yakin kau sudah melepasnya?
Melepasnya bersama perempuan lain
Melepasnya bahagia bersama pilihannya
Jika memang kau sudah melepasnya
Lantas, kenapa hatimu terus mencari tahu tentangnya?

Hey
Yakin kau sudah merelakannya?
Merelakannya merangkai kisah cinta dengan perempuan lain
Merelakannya merajut asa dengan perempuan lain
Jika memang kau sudah merelakannya
Lantas, kenapa kau masih saja kecewa?

Pada akhirnya.....
Bukan kata ikhlas, lepas, ataupun rela
Karena semua itu tak ada
Semua itu hanya sebuah hal yang mesti dipaksa

Membohongi hati lebih benar adanya
Berpura-pura biasa saja itu lebih tepatnya
Barulah waktu yang membantu
Membawamu sampai ke titik
Di mana kau memandangnya tanpa rasa

Terkadang ada hal yang harus dipaksa
Demi memurnikan sebuah rasa
Yang diberikan kepada orang yang salah

Untaian Kata Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang