••4. Bukan Takdir••

269 31 7
                                    

اتركها الله وستأتيك بأفضل مما تريد
"Serahkan pada Allah, maka akan datang yang lebih baik dari apa yang kamu inginkan."



بِسْمِ اللّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ

—————

Gus Zizan pun keluar dari ndalem dan menuju keruang keamanan untuk mengurus kejadian tadi.

Sementara di Gus Zizan, Aisyah masih belum sadar.

“Yaudah aba dan pak Arya tunggu Zizan dibawah, biar Aisyah kami yang jaga.” pinta umi Zahra.

Kyai Hasan mengangguk benar apa yang dikatakan oleh umi Zahra.

“Baiklah, kami tunggu dibawah, kalau ada apa-apa panggil kami.” ujarnya.

Kyai Hasan dan Arya segera keluar dari kamar Gus Zizan dan memilih untuk mengobrol di ruang tamu.

Gus Zizan kini tengah menunggu kedatangan Syifa di ruang tamu. Tidak hanya Gus Zizan yang disana tapi banyak ustadz dan pengajar lainnya.

Dalam satu ruangan yang lumayan lebar dan panjang terdapat 3 tempat.
Disebelah kiri untuk ruangan atau kantor untuk para ustadz-ustadz lainnya. Diposisi kiri untuk ruangan ustadzah-ustadzah lainnya. Dan untuk ditengah digunakan untuk ruangan keamanan. Jadi diantara 3 ruangan tersebut hanya dibatasi oleh tembok.

Sebelum menuju ke ruang keamanan Gus Zizan bertemu dengan santriwati, akhirnya Gus menyuruhnya untuk memanggil Syifa menemuinya di ruang keamanan.

Gus Zizan kini menunggu kedatangan Syifa sembari membaca materi yang akan dia terangkan dikelas mengajarnya.

“Assalamualaikum, Gus Zizan.” salam Faqi Muhammad adalah sepupu gus Zizan yang sudah lama mengabdi di pesantren Arafah dan sama halnya dengan Gus Zizan yaitu mengajar di pesantren Arafah.

Gus Zizan mengarahkan pandangannya dari buku yang ia pegang dan menatap ke Faqi.

“Waalaikumsalam, sudah berapa kali aku bilang padamu, panggil Zizan saja!” ujarnya.

Faqi terkekeh mendengar ucapan Gus Zizan. “Yaelah Zan! Kamu itu seorang Gus, gak sopan kalo aku manggil namamu saja.” sahutnya.

“Udah, ada apa kau kemari!” tanya Gus Zizan to the point.

“Gak ada, cuman di suruh aba untuk kesini dan membantumu.” ucap Faqi lalu segera duduk disamping Gus Zizan.

Berhubung Gus Zizan anak tunggal dan dimana Faqi adalah sepupu Zizan waktu masih kecil dia harus kehilangan orang tuanya waktu mengantarkan Faqi ke pesantren ini dan sepulangnya mereka mengalami kecelakaan dan nyawa mereka tidak bisa diselamatkan. Jadi Faqi sudah di anggap anak sendiri oleh kyai Hasan dan umi Zahra. Gus Zizan tidak sama sekali keberatan hal tersebut justru dia sangat senang. Faqi juga tinggal bersama mereka di ndalem pesantren.

“Assalamualaikum, Gus! Ada apa ya Gus Zizan memanggil saya?” tanya Syifa dari arah pintu.

“Waalaikumsalam, duduk!” ujarnya.

Takdirku Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang