••7. melamar••

325 26 0
                                    


“Yaudah aku langsung ke dapur kalian ke kamar dulu taruh dulu itu mukenanya dan aku nitip punyaku, setelah itu kalian susul aku didapur.” ucap Aisyah sembari memberikan mukenanya kepada Naya dan Fika setelah itu meninggalkan mereka menuju ke dapur.

Sampailah didapur Aisyah terlihat bingung karena tidak seperti biasanya dapur terlihat sepi padahal sudah memasuki jam makan malam.

“Lah tumben ni dapur sepi.” ucapnya seraya menyiapkan makanan yang telah tersedia disekitar meja. Dia tidak lupa juga menyiapkan untuk Fika dan Naya.

Posisi Aisyah kini membelakangi pintu, jadi dia tidak melihat kedatangan Gus Zizan yang kini sedang mengambil air untuk dibawa ke kamarnya di ndalem.

Gus Zizan melihat seorang wanita terlihat tengah menyiapkan makanan, Gus Zizan beranggapan bahwa wanita tersebut adalah pengurus dapur tanpa diketahui bahwa dia adalah Aisyah.

Aisyah terlihat mengambil air dan tanpa sengaja menjatuhkan sebuah panci di sampingnya. Aisyah terkejut mendengar benda yang jatuh tersebut akhirnya dia langsung teriak.

“aaah!! Tikus!” teriaknya berlari kesudut ruangan.

Gus Zizan yang mendengar ada tikus juga ikut berlari dan memilih menaiki sebuah kursi yang tersedia Disana.

Gus Zizan melihat bahwa Aisyahlah yang sedari tadi didapur dan yang kini tengah terdiam disudut ruangan dengan ketakutan.

Aisyah melihat kearah Gus Zizan yang berada di atas kursi.

“Gus ada tikus cepat usir tikusnya Gus, nanti keburu kesini lagi.” ucap Aisyah dengan rasa takutnya.

Dan benar saja seekor tikus tengan berjalan kesini kemari dan melewati kursi yang dinaiki Gus Zizan dan menuju ke arah Aisyah.

“Tidak-tidak! Jangan kesini! aaaa tikus-tikus usir tikusnya gus.” teriak Aisyah melihat seekor tikus tersebut akan ke arahnya, dia berlari dan menuju kesebuah kursi yang masih tersedia.

“Gus usir tikusnya, ngapain malah berdiri disitu.” suruh Aisyah.

Gus Zizan terdiam kaku dan menggelengkan kepalanya.

“Kamu saja yang turun, usir tikusnya keburu nanti tikusnya kesini terus naik ke kursi.” ucap Gus Zizan dengan rasa takutnya.

“Ih gak mau! Gus Zizan kan cowok gak wajar dong kalau Gus Zizan takut sama tikus.” sahut Aisyah.

Tikus tersebut terus saja berjalan dan  berusaha untuk naik ke kursi yang dimana dinaiki oleh Gus Zizan.

Gus Zizan terkejut melihat tikus tersebut berusaha naik ke atas.

“Jangan naik! Umi! Aba! Tolong zizan.” teriaknya.

Teriakan Gus Zizan terdengar keluar.
Umi Zahra, faqi, dan kyai Hasan yang tengah menuju ke arah ndalem yang mendengar teriakan Gus Zizan yang dari arah dapur pesantren pun menyusulnya.

Ada juga santri-santri yang tengah menuju ke arah dapur dan melihat apa yang terjadi.

Sampailah umi Zahra dan kyai Hasan di dapur mereka terkejut melihat Gus Zizan dan Aisyah.

“Ya Allah Zizan! Ngapain di atas turun.” suruh umi Zahra.

“Enggak mau umi! Dibawah ada tikus.” sahutnya dengan perasaan gugup.

Santri-santri yang melihatnya tercengang dengan apa yang terjadi.

Faqi yang menyadari keadaan pun menyuruh mereka untuk bubar.

“Yaelah tampang doang laki tapi sama tikus aja takut Lo!” ujar Faqi.

Umi Zahra menggelengkan kepalanya.

Takdirku Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang