بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيم•
•
•Sementara itu kini Aisyah tengah berkumpul di kamarnya bersama Naya dan Fika. Kini mereka tengah asik mengobrol.
“Oh ya, tadi kenapa rame-rame di dapur ada apaan, dan waktu kami lihat terlihat Gus Zizan berada di atas kursi?” tanya Fika.
Aisyah terlihat panik mendengar pertanyaan Fika terhadapnya.
“eee.. i-tu tadi ada tikus didapur.” ucapnya gugup.
“Hah! Gus Zizan takut pada seekor tikus!” timpal Naya.
“Bukan hanya Gus Zizan, aku juga takut sama tikus.” sahut Aisyah.
“Wih! Memang jodoh cerminan diri sendiri, buktinya kamu takut tikus begitupun juga Gus Zizan.” goda Fika.
“Ayoloh nanti kamu jadi ning Aisyah.” ujar Naya.
“Udahlah jangan bahas lagi malu tau, berhubung masih jam 08:25 kita nyanyi yuk!” ucap Aisyah.
Fika dan Naya terlihat masih berfikir.
“Iyaudah ayo, kamu duluan yang nyanyi tapi.” pinta Fika.
Aisyah mengangguk. “Iya-iya emangnya kalian mau dinyanyikan apa?” tanya Aisyah.
“Em...lagu Takkan berpaling darimu aja tau gak lagunya.”
Aisyah mengangguk. “Yaudah dengerin! Maaf kalau suaranya kurang enak di dengar soalnya bukan penyanyinya langsung.”
“Kala malam bersihkan wajahnya dari bintang-bintang.”
“Dan mulai turun setetes air langit
Dari tubuhnya.”“Tanpa sadar nikmatnya alam karena kuasamu.”
“Yang takkan habis sampai di akhir waktu perjalanan ini.”
“Terima kasihku padamu Tuhanku.”
“Tak mungkin dapat terlukis oleh kata-kata.”
“Hanya dirimu yang tahu
Besar rasa cintaku padamu.”“Oh Tuhan anugerahmu tak pernah berhenti.”
“Selalu datang kepadaku Tuhan semesta alam.”
“Dan satu janjiku takkan berpaling dari mu.”
Aisyah berhasil membawakan lagu yang dimaksud oleh Fika dan Naya.
Fika dan Naya bertepuk tangan.
“Waw! Aisyah suaramu bagus banget, udah cantik, baik, pintar bernyanyi lagi.” puji Naya.
Aisyah tersenyum mendengar pujian temannya.
“Iya gak kebayang nanti jodohmu mendengar suara merdumu setiap hari.” sahut Fika.
“Ih! Jangan berlebihan mujinya nanti aku terlalu tinggi terbangnya.” ujar Aisyah terkekeh.
Merekapun tertawa bersama dan akhirnya memutuskan untuk segera tidur.
Ke esokan harinya, Aisyah bersiap-siap untuk pergi ke kelas.
“Udah siap Aisyah, jangan lupa kitabnya.” ujar Fika.
“Iya jangan sampai ketinggalan.” sahut Naya.
Aisyah mengangguk. “Iya, udah ada di tak kok.”
Merekapun segera menuju ke kelas.
KAMU SEDANG MEMBACA
Takdirku
Novela Juvenil(FOLLOW DULU SEBELUM MEMBACA DAN JANGAN LUPA TINGGALKAN VOTE,KOMEN SUPAYA BISA MENJADI PENYEMANGAT) Aisyah Az-Zahra yang menyukai seorang Gus di pesantren tempat dimana dia menuntut ilmu. Akankah cinta mereka bertepuk sebelah atau sebaliknya Ayo bac...