34. Pesantren

5.7K 238 1
                                        

"Aa'" panggil Aleya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Aa'" panggil Aleya.

"Apa sayang?" Tanya Fathar, menoleh pada istrinya yang sedang duduk di meja rias.

"Kita jadi pergi ke pesantren besok?" Tanya Aleya sembari melihat suaminya dari pantulan cermin.

"Iya, lebaran pertama tahun ini kita disana, lebaran kedua baru dirumah ummi dan Abi" jawab Fathar.

"Owh... " Aleya manggut-manggut.

"Lebaran tahun ini Abang Aa' pulang"

"Bang Fatih ya?"

"Iya"

"Abang Fatih itu orangnya gimana sih A'?" Tanya Aleya.

"Gak jauh beda sama Aa' " jawab Fathar.

"Bang Fatih itu, angka sebelasnya atau dua belasnya?" Tanya Aleya.

"Angka dua belas mungkin" jawab Fathar tak acuh.

"Berarti lebih serem dari Aa' dong" jawab Aleya.

Fathar sontak langsung menatap tajam ke arah istrinya, "emang Aa' serem?" Tanya Aleya.

Aleya menyengir, "jujur nih ya, walaupun dulu Aleya kelihatan gak suka sama Aa', tapi muka Aa' itu nyeremin tau, kayak mau makan orang" ucap Aleya.

"Sebegitunya?" Tanya Fathar, Aleya mengangguk mengiyakan.

"Pantesan murid di pesantren keliatan takut banget sama Aa' "

"Baru sadar ternyata" gumam Aleya.

"Apa?" Tanya Fathar, merasa istrinya itu mengatakan sesuatu tadi.

"I-itu, Aleya nanya, mau beresin baju sekarang aja gak?" Tanya Aleya.

"Boleh deh" jawab Fathar.

***

"Udah semua kan A'?" Tanya Aleya sembari memperhatikan suaminya memasukkan barang ke bagasi mobil.

"Sudah, ayo masuk mobil" ajak Fathar, ia berjalan duluan untuk membukakan pintu mobil untuk istrinya.

"Ayo masuk" ucap Fathar.

Aleya tersenyum senang kemudian masuk ke mobil. Setelah di pastikan istrinya itu sudah duduk dengan nyaman, Fathar menutup pintunya kemudian mengitari mobil dan masuk ke kursi pengemudi.

"Sudah siap?"

"Siap!!!!"

"Bismillahirrahmanirrahim"

Fathar mulai melajukan mobilnya meninggalkan pekarangan rumah mereka.

Sepanjang perjalanan Aleya berceloteh dengan Fathar yang setia mendengarkan celotehan istrinya sembari menjawab istri ya sesekali. Mereka juga asik bernyanyi sholawat, hingga akhirnya Aleya tertidur karna mengantuk.

Fathar melirik istrinya sebentar, ia tersenyum kecil. Cantik sekali istrinya itu, tangan kirinya mengelus puncak kepala istrinya dengan lembut.

"Apa nanti kamu bakal ingat sama Aa'?" Batin Fathar.

Fathar memandang cincin di jari manisnya, kemudian berganti ke cincin yang berada di jari manis Aleya.

"Kalau memang kamu tidak bisa mengingat Aa', setidaknya kamu sudah jadi milik Aa'. Saya yakin, saya bisa mendapatkan cinta kamu. Jangan pernah tinggalin Aa' ya sayang" batin Fathar, ia mencium tangan kanan Aleya dengan lembut.

***

Akhirnya, setelah menempuh perjalanan kurang lebih dua jam, kini pasutri itu sudah sampai di pesantren Darul Falah kita Bogor.

Fathar memberhentikan mobilnya tepat di depan Ndalem, ia mematikan mesin mobil dan kemudian membangunkan istrinya yang masih tertidur dengan nyenyak.

"Sayang... Bangun, kita sudah sampai" ucap Fathar lembut, ia menggoyang halus badan istrinya, namun istrinya itu masih menutup mata.

"Sayang... Zaujati... Bangun, kita sudah sampai" ucap Fathar sembari mencubit pipi istrinya sedikit kuat, namun istrinya itu terlihat tidak terganggu sama sekali.

"Cantiknya Fathar, bangun sayang" ucap Fathar bersabar, tapi Aleya sama sekali tak bergerak ataupun melenguh.

Fathar menyerah membangunkan istrinya, Aleya memang terkadang sedikit sudah di bangunkan, tapi tidak sesusah ini!

Fathar memilih keluar mobil, ia membuka pintu Aleya kemudian mengangkat tubuh istrinya, kebetulan pintu Ndalem terbuka, jadi memudahkan Fathar untuk masuk.

Fathar Berjalan menuju kamarnya yang ada di lantai dua, ia membuka kunci kamar dengan susah payah karena menggendong Aleya.

Setelah pintu terbuka, Fathar meletakkan Aleya di atas kasur dengan hati-hati, takut membangunkan istrinya.Setelah itu, Fathar keluar kamar, tak lupa menutup pintunya.

"Loh, kak? Kapan pulangnya?" Maira terkejut melihat abangnya itu sudah di rumah.

Fathar yang baru turun itu melihat kearah adiknya yang baru keluar kamar, "baru saja" jawab Fathar, "ummi sama Abi dimana?" Tanya Fathar.

"Abi lagi isi majlis diluar, kalau ummi sedang mengisi kajian santriwati di aula" jawab Maira mendekat, "kak Zahra mana?" Tanya Maira.

"Ada di atas, lagi tidur" jawab Fathar, Maira mengangguk paham.

"Ayo bantuin kakak bawa barang" ajak Fathar.

"Main nyuruh-nyuruh aja, minta oleh-oleh dulu" ucap Maira.

"Masih puasa" ucap Fathar.

"Eh iya, lupa. Ya udah, Aira bantu, tapi nanti kasih imbalannya oleh-oleh " ucap Maira.

"Iya" jawab Fathar malas, kemudian berjalan keluar diikuti oleh Maira.

***

"Kak" panggil Maira. Saat ini, dua beradik itu tengah duduk di ruang tamu.

"Hmm, apa?" Tanya Fathar tanpa beralih dari ponselnya.

"Kak Zahra itu... Kak Zaza kan?" Tanya Maira tiba-tiba. Membuat Fathar langsung menoleh pada adiknya.

"Beneran kak Zaza kan?" Tanya Maira lagi saat melihat keterdiaman kakak keduanya itu.

"Iya" jawab Fathar.

"Ish... Kok gak ngasih tau sih" kesal Maira.

"Emang penting?" Ucap Fathar.

"Penting, pake banget!" Ucap Maira ketus.

"Tau darimana kalo itu Zaza?" Tanya Fathar.

"Kemarin aku ketemu foto aku sama kak Zaza waktu di asrama. Kemarin aku lagi beresin meja belajar, terus Nemu fotonya" ucap Maira bercerita.

Fathar manggut-manggut, "dia memang Zaza yang kamu kenal" jawab Fathar.

°°°°°

-Publish, 07 April 2024

Gus Alfathar (Revisi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang