bohong

299 23 2
                                    

Sesampainya di tempat yang cukup aman, Tio pun angkat bicara.

"Gue langsung ngomong aja ya, ini nggak tau kebetulan atau bagaimana, tapi saat gue lihat Lo gue jadi ingat seseorang."
Ucap Tio sambil menatap mata Hesa dalam.

"Felly ya?"
Ujar Hesa lirih.

Tio yang mendengar itu pun terkejut, dia langsung mendekat ke arah Hesa dan memegang kedua bahunya.

"Bagaimana Lo bisa tau."

Hesa pun hanya menunduk sambil tersenyum sendu.

"Gue tau, gue juga tau Lo bang Tio kan?"
Ujar Hesa sambil kembali mengangkat kepalanya menatap netra kelam Tio.

"Lo?"
Jedah Tio menatap Hesa penuh tanda tanya.

Hesa pun memundurkan dirinya dan mengangkat tangan mengajak Tio bersalaman.

Tio yang tidak faham pun hanya menatap Hesa, dan yang ditatap pun mengode dengan mengangguk dan mengayunkan kembali tangannya.

Tio akhirnya faham dan menjabat tangan itu.

"Perkenalkan gue Mahesa Danendra sepupu jauh dari Fellyna queenzi alisya."
Ucap Hesa sambil tersenyum manis.

Tio yang melihat senyuman manis itu pun terbayang kembali akan senyuman Felly yang sama manisnya.

"S-sepupu?"
Tanya Tio terbata-bata.

Hesa hanya menanggapi dengan anggukan dan senyumannya.

"Tapi Felly nggak pernah bilang kalau dia ada sepupu di Surabaya."
Ucap Tio menatap Hesa curiga.

"Yah kan gue tadi bilang sepupu jauh, gue juga kenal Felly itu beberapa bulan sebelum dia meninggal."
Jawab Hesa meyakinkan Tio.

"Terus kok Lo bisa tau gue?"
Tanya Tio lagi.

"Jelas gue kenal Lo, bahkan anak-anak geng Lo yang lain juga, Felly waktu itu nyeritain kalian semua ke gue, sampai ke akar-akarnya hahaha."
Jelas Hesa sambil tertawa garing.

"Gue sedih..... Sedih banget, gue nggak banyak bicara sama dia waktu itu, cuman dengerin dia cerita tentang kalian, habis itu gue harus langsung balik ke Surabaya, dia anak yang ceria, gampang bersosialisasi, dan pemarah."
Lanjut Hesa dengan ekspresi wajah yang sendu.

"Iya Felly emang pemarah, sampai-sampai anak-anak ngira dia pms tiap hari."
Sahut Tio sambil sedikit terkekeh.

Hesa sedikit kesal mendengar hal itu (kan jiwa nya Felly boss)

"Terimakasih ya."
Ucap Hesa tiba-tiba.

"Kenapa berterimakasih ke gue?"
Tanya Tio heran.

"Terimakasih Lo sama yang lain udah nemenin dia semasa hidupnya, meskipun gue cuman ketemu sekali sama Felly, tapi gue bisa ngerasain kalau dia benar-benar sayang sama kalian."
Jelas Hesa sambil menepuk pelan bahu Tio.

"Dia udah gue anggap kayak adek gue sendiri, dia gue perlakukan seperti ratu, karena gue tau, dia nggak pernah di perlakukan baik sama ortunya, gue cuman pingin dia ngerasain rasanya di perhatiin, dapat kasih sayang, dia juga beberapakali pernah coba bunuh diri, tapi gue sama yang lain selalu berhasil menggagalkan aksinya itu, dia anak yang kuat, anak yang hebat."
Ucap Tio dengan menatap pepohonan yang menjulang tinggi.

Hesa secara tak sadar menitihkan air matanya mendengar kata-kata Tio yang menyentuh hatinya, dia pun terisak pelan.

Tio yang mendengar itu pun menoleh ke arah Hesa.

"Eh Lo kenapa nangis?"
Tanya Tio khawatir.

"Hiks.. gue cuman, g-gue cuman ngerasa gagal jadi keluarga Felly, gue gatau kalau hidupnya, se-seberantakan itu hiks, gue gapantes di sebut sepupu buat dia hiks."
Ucap Hesa menangis tersedu-sedu.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Apr 07 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

TRANSMIGRASI [bl] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang