Welcome to prolog
Vote dulu sebelum baca
Happy readingAwalnya Voncas, wilayah selatan Semenanjung Pera dilanda kemarau yang sangat panjang, sehingga di beberapa daerah terjadi kekeringan dan kekurangan air bersih. Setelah setahun dilanda kemarau, akhirnya hujan pun turun terus-menerus selama sepekan, hal itu membuat seluruh penduduk bahkan pemerintah bisa bernapas lega.
Namun kurang lebih tujuh bulan kemudian, keadaan bumi mulai mengkhawatirkan. Di belahan bumi lain, orang-orang mulai kelimpungan. Badan-badan asosiasi dunia turut andil dalam pencarian asa. Suhu ekstrem itu mulai mengganggu jam bekerja dan jam belajar.
Di kota Ordwen sendiri, banyak penduduk yang menderita penyakit dengan gejala kulit gatal hingga berwarna kemerah-merahan, terasa kering, bahkan kulit mereka terkelupas hingga mengeluarkan darah. Gejalanya bervariasi dan acapkali tak lazim.
Ilmuwan dan dokter mengatakan bahwa itu adalah penyakit kulit yang disebabkan akibat kekurangan cairan atau cuaca yang ekstrem, namun akhir-akhir ini penyakit tersebut mulai berevolusi dan mengganas. Keluhan-keluhan semakin bertambah demikian pula kasus tersebut menjadi lebih sering dilaporkan setiap harinya.
Tak terhitung penduduk yang mati akibat kulit yang sangat kering dan terbakar, angka kematian meningkat. Sementara beberapa orang yang bertahan mengalami luka bakar yang terinfeksi sehingga membuat daging mereka perlahan-lahan membusuk.
Orang-orang mengatakan ini bukan bencana cuaca yang ekstrem, tetapi mutasi yang mengerikan. Kasus kematian lainnya dialami banyak orang dengan rasa putus asa yang mengekangnya sehingga mereka memutuskan untuk bunuh diri.
Tibalah puncak bencana cuaca panas yang menggemparkan dunia. Global warming menjadi trending pertama di mana-mana. Topik ini cukup serius dan bertahan hingga berbulan-bulan. Hal ini membuat pemerintah kota Ordwen panik, sehingga disampaikannya pengumuman darurat.
Warning!
Seluruh kegiatan dijadwal ulang, tidak ada aktivitas pada saat matahari mulai terbit.
Kegiatan dimulai dari
Pukul 08.00 PM - Pukul 03.00 AMJika ada yang melanggar peraturan, maka akan dikenakan sanksi oleh pemerintah daerah.
Di tengah kebisingan kota Ordwen, seorang remaja menenteng tas di pundaknya dengan tenang sementara payung yang menggelantung di tangan kanannya dibiarkan begitu saja. "Manusia saat ini sudah setingkat vampir yang takut terpapar sinar matahari," celetuknya tak sengaja menendang sebuah kaleng bekas minuman.
Ia lantas meraih kaleng itu dan menegakkan payungnya. Ia menerjang dua kawasan disinari terik matahari dan dengan cekatan sembari membuang kaleng tersebut di tong sampah. Dalam langkah-langkah yang ia ambil tersirat kegeraman tentang bagaimana manusia begitu lihai merusak bumi.
"Ah, apakah dunia akan berakhir secepat ini?"
See you in the next chapter
KAMU SEDANG MEMBACA
GLOBAL WARMING
RandomPernahkah kalian membayangkan keadaan kota sangat sepi, sunyi, dan tidak ada seorang pun yang berani menampakkan dirinya di luar rumah saat matahari mulai terbit? Global Warming. Dua kata sederhana yang berhasil mengurangi populasi manusia secara dr...